Terkikisnya Sifat Sosial Manusia dengan Adanya Covid-19

Sifat sosial manusia

Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan kejutan, tak hanya Indonesia yang mengalaminya. Namun seluruh dunia juga terkena dampaknya. Dari mulai merosotnya ekonomi global sampai pada kacaunya sistem pendidikan yang diterapkan sepanjang virus corona atau covid-19 ini tersebar di berbagai penjuru dunia, khususnya di Indonesia. Indonesia merupakan Negara dengan populasi penduduk yang padat dan terkenal dengan ciri khas budaya timurnya, yang selalu ramah dan berjabat tangan bila berjumpa. Hal ini memicu meningkatnya virus covid-19 di Indonesia dan sulit dikendalikan. Akibatnya, dilakukan penutupan sekolah, tempat rekreasi dan tempat-tempat umum lainnya untuk beberapa waktu.

Sekolah dan perguruan tinggi merupakan salah satu tempat yang terkena dampak virus corona cukup panjang. Dilakukannya sistem pembelajaran secara online membuat para pelajar mengalami kesulitan, terutama akses internet yang kurang memadai di beberapa tempat. Dan dengan adanya sistem pembelajaran online yang dilakukan, pelajar seolah mengalami kriris sosialisasi antar sesama. Hal ini tidak menampik kemungkinan bahwa mereka akan tumbuh menjadi manusia individualis dan tidak bergaul dengan sesama. Yaitu jika pembelajaran online terus dilakukan dengan jangka waktu yang panjang.

Karakter Pelajar

Karakter di dalam diri pelajar merupakan hal yang menjadi aset Negara. Karena, Negara membutuhkan penerus yang bukan hanya pintar dalam akademik, namun juga memiliki karakter yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sekolah maupun perguruan tinggi merupakan salah satu tempat yang dapat membentuk karakter seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dengan adanya pembelajaran yang dilakukan antara guru dan murid secara tatap muka. Juga berbaur dengan teman sebaya merupakan hal yang sudah menjadi naluri manusia sebagai makhluk sosial.

Pembelajaran dengan metode online seperti sekarang ini, melumpuhkan bahkan bisa menghilangkan sifat manusia sebagai makhluk sosial. Karena, kecenderungan melakukan segala sesuatu secara individu dan tidak bersosialisasi. Hanya bergantung pada teknologi, yang kian menjauhkan yang dekat. Teknologi merupakan alat yang membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya, namun bukan berarti teknologi perlahan membuat manusia seakan kehilangan fitrahnya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain di dalam kehidupannya.

Bacaan Lainnya

Tak hanya itu, manusia kini seolah dibatasi dalam melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan, seperti membatasi diri dalam bersosialisasi dan menjaga jarak antar sesama, demi menurunkan tingkat penyebaran virus covid-19 di dunia, khususnya di Indonesia. Virus covid-19 juga menimbulkan pro kontra, karena penyebarannya yang sangat cepat di seluruh dunia, hingga menimbulkan berbagai macam polemik. Pemerintah dengan segala upayanya mencegah peningkatan tersebarnya virus ini, dan masyarakat yang seakan sudah bosan dengan kehidupan baru yang penuh dengan segala aturan atau bisa disebut dengan protokol kesehatan.

Keadaan Ekonomi Indonesia

Bukan hanya di Indonesia, seluruh dunia juga sudah jenuh dengan keadaan yang sulit ini, akibat adanya virus covid-19. Menurunnya sektor ekonomi, terkikisnya sifat sosial manusia sebagai makhluk sosial dan aturan-aturan kehidupan baru yang masih asing untuk dijalankan dan dipatuhi.

Semoga dengan adanya virus covid-19, manusia bisa lebih sadar dan peduli akan kesehatan dirinya dan juga lingkungan sekitarnya. Dan semoga kehidupan dan roda perekonomian cepat pulih seperti semula, agar manusia bisa kembali menjadi makhluk sosial yang peduli antar sesama, tanpa perlu menjaga jarak dan membatasi aktivitas.

Amanda Rizky Amalia
Mahasiswa Universitas Pamulang

Editor: Diana Pratiwi

Baca Juga:
Meningkatkan Eksistensi dan Toleransi Budaya Melalui Media Sosial
Pengaruh Pola Asuh Otoriter terhadap Karakter Remaja
Pembentukan Karakter Dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Pos terkait