Upaya Bank Indonesia Mendukung Ekonomi Lokal melalui Produk UMKM

produk umkm do K[

Sektor UMKM adalah penggerak primer sektor riil berupa sektor manufaktur dan sektor jasa yang memiliki pengaruh langsung terhadap kemajuan ekonomi lokal.

UMKM menjadi faktor penting dalam perekonomian suatu negara dikarenakan memberikan sumbangan yang kuat salah satunya yaitu kontribusi pada terbukanya lapangan pekerjaan baru sebagai pemacu perkembangan ekonomi dan sumber inovasi.

Saat ini tercatat 17,2 juta pelaku UMKM hingga Februari 2022 bersumber dari Kementerian Koperasi dan UKM.

Bacaan Lainnya

Bank Indonesia beserta Kemnaker dan Kemenparekraf mengadakan penguatan literasi pencatatan finansial UMKM melalui penggunaan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (Si Apik) untuk mempermudah UMKM dalam pendataan transaksi finansial melalui digital.

Aplikasi ini dapat diunduh lewat Google Play Store serta bisa diakses secara offline. Sistem pencatatan menggunakan sistem Input Single Entri yang sudah sesuai standar pencatatan akuntansi sehingga dapat dijadikan sebagai pengajuan pembiayaan kredit kepada lembaga keuangan.

Sehingga pelaku UMKM bisa dengan mudah mendapatkan bantuan modal dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Transformasi ekonomi digital melalui penerapan pembayaran digital diklaim dapat membantu membangkitkan perekonomian. Pembayaran digital dapat dilakukan dengan berbagai opsi seperti transfer antar bank, Credit Card, OVO, dll.

Onny Widjanarko selaku Perwakilan bank sentral Jakarta mengatakan, “Kami melihat transaksi digital mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta seperti capaian tahun 2021 yang bisa 3,56 persen,” pada acara diskusi virtual balkoters di Jakarta.

Melalui acara besar seperti Jakarta creative festival, grand launching sarinah, dan ajang balap mobil listrik (Formula E) di ancol akan mendorong peningkatan ekonomi bagi UMKM.

Bukti nyata dukungan BI terhadap produk UMKM salah satunya yaitu diselenggarakannya pameran produk UMKM pada acara Karya Kreatif Jawa Barat dan Pekan Kerajinan Jawa Barat yang diselenggarakan pada 14 Mei 2022 kemarin.

Gelar pameran tersebut melibatkan 87 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan produk unggulan kriya, fashion, kuliner, dan animasi. BI bahkan berpendapat bahwa produk UMKM wajib dimasukkan pada E-Katalog supaya pemerintah dapat membelinya.

Dapat disimpulkan bahwa UMKM memiliki kinerja yang baik dalam menciptakan tenaga kerja produktif. UMKM tergolong fleksibilitas dalam menjalankan usaha dan cenderung mampu bertahan pada krisis ekonomi karena tidak memiliki ketergantungan dana yang besar, pinjaman dari luar negeri, dan mata uang dollar.

Sosialisasi terhadap UMKM mengenai keberadaan lembaga pembiayaan yang berupa bank dan nonbank serta sistem informasi yang terintegrasi antara debitur dan lembaga pembiayaan diperlukan.

Menjelang persiapan UMKM dalam menghadapi persaingan di pasar modern perlu tercipta kemitraan antara pemerintah pusat, daerah dan lembaga pembiayaan sehingga bantuan teknis dan pembinaan dapat terpadu.

UMKM perlu mengikuti pembinaan dan penyerahan laporan keuangan kepada lembaga pembiayaan sehingga tidak terjadi penyimpangan pemanfaatan kredit.

Penulis: Monik Solistiyowati
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.