Resapan air tanpa penyulingan akan membawa bencana di masa depan. Apakah keberlangsungan ekosistem mahluk bumi akan baik-baik saja?
Perlu diketahui sanitasi adalah pembudidayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Sementara itu, Indonesia mengalami kerugian ekonomi sebesar 56,7 triliyun per tahun akibat kondisi sanitasi yang buruk (Portal Sanitasi Indonesia, 2014).
Selain itu, pembuangan limbah air secara langsung tanpa penyulingan yang dilakukan akan berdampak pada kebersihan air dan kerusakan lingkungan di wilayah tersebut pada masa yang akan datang.
Meskipun pembangunan perusahaan industri dan perumahan di perkotaan menjadikan pendapatan perkapita suatu wilayah meningkat, tetapi dalam pembangunan yang tidak mementingkan pembuatan sanitasi air akan mencemari lingkungan dan mengancam keberlangsungan hidup manusia dimasa depan.
Pembuangan limbah tanpa penyulingan menyebabkan lingkungan tercemar seperti kualitas air yang memburuk.
Berdasarkan data badan pusat statistik pada tahun 2015 masih ada sekitar 72 juta masyarakat Indonesia yang belum bisa menikmati air bersih yang layak digunakan dan 96 juta orang Inodenisa masih belum mempunyai akses sanitasi yang layak. (Deni, 2017).
Air adalah sumber penghidupan utama bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. (Irianto,2015).
Melihat kondisi yang terjadi pada era industi 4.0 maraknya pembangunan perusahaan dan pemukiman tidak mementingkan sanitasi air bawah tanah tentunya menyebabkan pencemaran air dan kualitas air di setiap generasi akan mengalami penurunan karena sering dan mudahnya terkontaminasi limbah. Hal ini tentunya dikhawatirkan menyebabkan krisis air bersih.Â
Di sisi lain sebagai sumber kehidupan dengan kualitas air yang buruk tentunya akan mempengaruhi kesehatan manusia. Kebersihan air yang dikonsumsi merupakan pemicu terbesar dalam kesehatan. (Purwaningsih, 2012).
Tercatat di wilayah industri, air sudah tidak lagi layak konsumsi. Beberapa dampak kesehatan dari kualitas air yang menurun disebabkan terkontaminasi limbah cair dari pabrik dan rumah tangga ialah menyebabkan diare, penyakit infeksi seperti hepatitis, kolera dan giardiasis serta penyakit ginjal dan hati. Terlihat atau tidak, limbah tetap memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan akan menimbulkan efek negatif dalam jangka panjang (Noya, 2018).Â
Limbah yang mencemari air dapat menggangu kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga dengan kesadaran penuh untuk menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kesehatan perlu diberdayakannya sanitasi untuk kebaikan generasi saat ini dan masa depan.
Pada akhirnya hal ini membuktikan bahwa sanitasi merupakan salah satu langkah untuk perbaikan kualitas kesehatan.
Tim Penulis:
Cici Tri Mulyani
Mahasiswa Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia
Nur Zaytun Hasanah
Alumni Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia
Referensi:
Denny, S. (2017, January 11). Coverage 6. 72 Million of Indonesia’s Population Have Not Yet Access to Decent Drinking Water. July 2, 2020 from https://m.liputan6.com/bisnis/read/2823708/72-juta-penduduk-ri-belum-punya-akses-air-minum-yang-layak
Indonesian Sanitation Portal. (2014, Oct 31). Four Reasons Why Sanitation Is Important. Indonesian Sanitation Portal. July 07, 2020 from https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.sanitasi.or.id/%3Fp%3D315&ved=2ahUKEwij8tez67rqAhUCeisKHalAAAcQFjADegQIAhAB&usg=AOvVaw3z4PZp8pAhQwcCPS1MKS9M
Irianto, I. (2015). Environmental Pollution Teaching Materials. Retrieved from https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.warmadewa.ac.id/231/1/BUKU%2520AJAR%2520PENCEMARAN%2520LINGKUNGAN_final.pdf&ved=2ahUKEwi76bWeibTqAhVVbysKHUT7BwsQFjABegQIBRAC&usg=AOvVaw21DlyFP5npIQLyc1eNlL-p
Ministry of Environment and Forestry. (2018, n.d). 2017 Environmental Quality Index. Ministry of Environment and Forestry. July 02, 2020 from https://www.menlhk.go.id/site/download
Noya, A. (2018, April 10). Types of Waste and Impacts on Health. Alodokter. July 2, 2020 from https://www.alodokter.com/disadari-atau-tidak-limbah-ada-di-sekitar-kita-dan-bisa-berbahaya
Pramita, M. (2009). Factory Sanitation. Retrieved from https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.uns.ac.id/287/1/159862408201007531.pdf&ved=2ahUKEwib7bKG57rqAhWHfn0KHc1mAa8QFjAEegQIARAB&usg=AOvVaw3YbmKVy96ss3j8wmGo5Hyl
Purwaningsih, R. (2012). Hubungan Antara Penyediaan Air Minum Dan Perilaku Higiene Sanitasi. Semarang : FIK, Universitas Negeri Semarang