Peran SDM Inovatif bagi Organisasi Publik

SDM Inovatif Organisasi Publik

Sumber daya manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam pembangunan. Setiap organisasi membutuhkan SDM sebagai penggerak sumber daya yang lain. Oleh karena itu SDM mempunyai peran penting dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Tujuan organisasi dapat tercapai dari SDM yang memadai, bukan hanya dari jumlahnya tetapi juga kompetensinya. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan langkah-langkah strategis dalam pengelolaan SDM. Dengan kualitas SDM yang unggul maka tujuan organisasi akan tercapai dengan lebih cepat.

Dalam pemerintahan tugas utama seorang public servant adalah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Pelayanan ini tentunya didukung oleh SDM yang baik juga. Terlebih lagi pada era saat ini, dimana dihadapkan kepada tantangan perubahan lingkungan yang dinamis dan tantangan teknologi informasi.

Baca Juga: Memanfaatkan Media Online, PR Indonesia adakan Kampanye Sosial untuk Meningkatkan SDM Indonesia

Bacaan Lainnya

Beberapa organisasi pada kementerian dan lembaga di Indonesia melakukan perubahan dalam birokrasinya yang disebut reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi merupakan upaya transformasi menuju ke arah yang lebih baik. Salah satunya yaitu akselerasi transformasi di bidang SDM.

Transformasi tersebut dilakukan melalui pembenahan kebijakan dan prosedur strategis pengembangan manajemen SDM aparatur, pengembangan kompetensi dan kemampuan pegawai untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam mengatasi perubahan lingkungan di masa mendatang.

Hal yang mendasari proses transformasi ini adalah melakukan perubahan yang sebelumnya bersifat tertutup terhadap berbagi informasi ke arah fungsional dan berorientasi pelayanan. Seperti yang dijelaskan dalam area perubahan reformasi birokrasi tentang manajemen perubahan dan mental SDM aparatur.

Untuk mewujudkan perubahan ini maka ditunjuklah seorang agen perubahan (change agent) untuk menggerakkan perubahan di organisasinya. Tidak hanya itu seorang agen perubahan juga diharapkan mampu mendorong perubahan sesuai kebutuhan di unit kerjanya dan membangun social control diantara rekan kerja.

Perubahan yang dimaksud merupakan upaya penguatan integritas serta dapat menghasilkan inovasi-inovasi bagi organisasi. Sebuah inovasi dijadikan sebagai faktor pendukung kemajuan organisasi.

Dari kajian literatur, kinerja pegawai salah satunya diukur melalui inovasi dimana pegawai tersebut dapat menghasilkan, mempromosikan, dan mewujudkan ide-ide baru di tempat kerja. Faktor internal yang mempengaruhi kinerja inovasi seorang pegawai diantaranya pengetahuan, keterampilan, atribut motivasi, efikasi diri, berbagi pengetahuan dan komitmen.

Baca Juga: Terkikisnya Sifat Sosial Manusia dengan Adanya Covid-19

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja inovasi pegawai yaitu keragaman tim, pengaruh pimpinan, kinerja manajemen, lingkungan kerja, sumber pengetahuan perusahaan dan kemampuan menyerap. Dengan meningkatnya kinerja inovasi pegawai maka otomatis akan meningkatkan kinerja inovasi organisasi.

Peran SDM inovatif dalam kinerja inovasi pada organisasi yang kompetitif dapat dilakukan dalam tiga aspek utama berikut ini : Pertama, praktik manajemen SDM pada organisasi. Penerapan praktik manajemen SDM yang efektif dan efisien diperlukan suatu organisasi dalam menghadapi daya saing.

Praktik manajemen SDM menjelaskan proses manajemen yang memungkinkan organisasi memperoleh pengetahuan yang berharga dan luar biasa yang bisa mempengaruhi aktivitas inovatif dan kinerja organisasi yang lebih tinggi.

Praktik SDM berbasis pengetahuan bertujuan untuk meningkatkan aliran pengetahuan – akuisisi pengetahuan, asimilasi, transformasi, dan kemampuan pertukaran dalam organisasi melalui rekrutmen dan seleksi khusus, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, dan praktik kompensasi. Tujuan praktik manajemen SDM ini untuk menyediakan SDM yang memenuhi syarat organisasi yang berguna meningkatkan kinerja dan efektifitas organisasi.

Kedua, peran SDM inivatif melalui modal sosial. Modal sosial menunjukkan jaringan sosial, kepercayaan, dan seperangkat norma yang mengikat rekan kerja untuk memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan bersama dari sesama rekan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang lebih besar dari organisasi. Modal sosial merupakan sumber daya strategis yang terdiri dari tiga dimensi yaitu struktur, relasi, dan kognisi.

Elemen struktur modal sosial berkaitan dengan sifat umum koneksi di antara rekan kerja, sedangkan relasional mengacu pada jaringan dan kognisi berkaitan dengan perspektif, pemahaman termasuk tujuan bersama. Modal sosial diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, mobilitas ide, kepercayaan dan saling menguntungkan untuk mencapai kemajuan bersama.

Baca Juga: Manajemen Kinerja Bagian dari Sumber Daya Manusia

Ketiga, adanya berbagi pengetahuan. Pengetahuan sebagai aset penting untuk ditingkatkan, karena merupakan sumber daya potensial untuk mencapai sebuah keunggulan dan menghadapi tantangan di era saat ini. Managemen pengetahuan (Knowledge Management) adalah sarana strategis dalam organisasi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dalam lingkungan yang dinamis.

Salah satu upaya untuk mengaplikasikan Knowledge Management adalah dengan berbagi pengetahuan antar individu sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin luas. Proses berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi terdiri dari akuisisi, penyimpanan, berbagi dan penerapan pengetahuan untuk mencapai tujuan organisasi. Berbagi pengetahuan mengacu pada penyediaan informasi terkait tugas dan untuk mengetahui bagaimana membantu rekan kerja dalam lingkungan kolaboratif untuk pemecahan masalah dan menghasilkan ide-ide baru.

Perubahan lingkungan strategis yang terjadi mempengaruhi keberadaan dan kinerja suatu organisasi. Organisasi dapat bertahan dan berkembang tergantung bagaimana organisasi tersebut mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi dengan menjalankan strategi-strategi yang tepat.

Untuk menciptakan kinerja inovasi organisasi maka diperlukan sinergi dalam penerapan praktik SDM yang berbasis pengetahuan yang didukung dengan modal sosial yang baik serta berbagi pengetahuan untuk keuntungan bersama. Praktik manajemen SDM merupakan prasyarat untuk memelihara modal sosial dalam organisasi dengan membangun hubungan yang layak antar rekan kerja.

Organisasi dan SDM di dalamnya menerapkan praktik ini dengan memanfaatkan modal sosial yang dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk memajukan kepentingan organisasi melalui berbagi pengetahuan demi keunggulan organisasi yang kompetitif.

Kurnia Lutfi Astuti
Mahasiswa Magister Manajemen
Universitas Sebelas Maret

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses