Pelatihan Pembuatan Konten Media Sosial bagi Pelaku Seni
BLITAR, kebudayaan Jawa masih sangat terasa di Desa Minggirsari, yang tercermin kan dengan adanya kesenian jaranan. Untuk melestarikan kesenian jaranan, pelaku seni telah menyelenggarakan berbagai pertunjukan. Tetapi, pemasaran dan promosi kesenian jaranan masih sangat minim. Sehingga untuk meningkatkan “tanggapan” atau undangan, pelaku seni harus memiliki strategi dan manajemen pemasaran yang baik.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, melaksanakan pemberdayaan SDM melalui program Matching Fund (MF). Program tersebut berlangsung selama dua belas hari dengan diikuti oleh sebelas orang mahasiswa di Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sasaran dari program ini yakni pelaku seni Minggirsari. Selama kegiatan berlangsung mahasiswa didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yakni Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A, Eddy Wahyudi, S.H, M.Si dan Beta Puspitaning Ayodya M.A, S.Sos.
Baca Juga: Program Membangun Desa Untag Surabaya: Pengembangan UMKM Desa Pekarungan melalui Legalitas Usaha
Pelaku seni Minggirsari berada di bawah naungan sanggar Putro Rukun Budoyo (PRB). Kesenian jaranan Minggirsari masih bersifat konvensional dan belum menjadi kelompok seni yang profesional maupun industri seni. Untuk menggali informasi, permasalahan dan hambatan yang dihadapi pelaku seni, mahasiswa melaksanakan beberapa kegiatan selama program berlangsung meliputi diskusi, sharing, dan wawancara. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan ketua sanggar Putro Rukun Budhoyo dan anggota pelaku seni.
Pertunjukan kesenian jaranan sendiri cukup penting bagi pelaku seni. Selain sebagai sarana ritual, pendidikan, hiburan dan menyalurkan hobi, pertunjukan juga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan sekunder bagi pelaku seni. Menurut bendahara sanggar Putro Rukun Budoyo pada kegiatan diskusi dan sharing, mengatakan, “Jadi pada tahun 2019, kami sempat vakum untuk beberapa waktu, ditambah lagi dengan adanya pandemi tahun 2020 yang membuat kelompok kami mendapat tanggapan atau undangan jauh lebih sedikit dibandingkan sebelumnya, jadinya ya jarang tampil untuk acara-acara besar, ya lebih sering tampil di acara desa atau acara hajatan saja”. (Dede, 31/11/2021)
Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa diperlihatkan pertunjukan seni jaranan yang dimainkan langsung oleh pelaku seni Minggirsari. Pertunjukan jaranan terdiri dari beberapa tahapan sajian. Pertama, tahapan pra-acara dengan menyiapkan dan menata atribut atau perlengkapan serta prosesi ritual dengan menggunakan sesajen. Kedua, tahapan inti sajian berupa Tari Jaranan Tril, Tari Kucingan, Tari Barongan, dan Tari Leak. Sementara untuk tahapan ketiga, berupa adegan Banthengan dan Gulung Salak dengan disertai adegan trance atau kesurupan. Selama pertunjukan berlangsung, mahasiswa mengambil foto dan video sebagai bahan dasar konten media sosial dan dokumentasi.
Baca Juga: Program KKN & MBKM UNTAG Surabaya Membangun Desa Pekarungan
Pelaku seni Minggirsari memiliki potensi besar untuk menjadi kelompok seni yang lebih profesional maupun industri seni apabila dikembangkan lebih dalam. Untuk membantu pelaku seni Minggirsari, mahasiswa memberikan beberapa pelatihan kepada pelaku seni. Pelatihan yang diberikan berupa pelatihan secara teoritis dan praktik dengan memanfaatkan penggunaan media sosial sebagai media pemasaran. Pelatihan secara teoritis dilakukan guna memberikan pemahaman terhadap pelaku seni Minggirsari. Materi yang disampaikan yakni mengenai potensi media sosial sebagai wadah promosi dan pemasaran bagi pelaku seni Putro Rukun Budoyo dan strategi marketing online melalui konten-konten media sosial.
Sementara itu, pelatihan praktik bersama pelaku seni, meliputi pembuatan akun dan konten-konten media sosial, baik foto maupun video. Media Online yang digunakan adalah Instagram, Tiktok dan Youtube. Mahasiswa melakukan pendampingan kepada pelaku seni Minggirsari untuk membuat desain dan editing foto atau video yang menarik. Hal ini dilakukan agar pengunjung media sosial pelaku seni Desa Minggirsari tertarik untuk mengundang kesenian jaranan khas Desa Minggirsari. Pelatihan ini ditujukan kepada pelaku seni yang nantinya dapat mengoptimalkan penggunaan media sosial dengan konten-konten yang menarik. Sehingga kesenian jaranan Desa Minggirsari akan lebih dikenal luas oleh masyarakat dan mendapat “tanggapan” lebih banyak.
#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoCampus #KampusKompeten
Futiha Muaddib
Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Editor: Diana Pratiwi