Periode kehamilan merupakan masa penting bagi janin dalam pertumbuhan dan perkembangan serta menentukan kualitas dari anak yang akan dilahirkan.Â
Pada fase kehamilan, makanan yang dikonsumsi harus sangat diperhatikan karena akan memiliki dampak terhadap kesehatan anak baik dalam kandungan maupun setelah dilahirkan.
Alasannya karena pola makan berperan penting terkait kondisi kehamilan seorang ibu. Berat bayi yang normal menjadi menjadi titik awal sebagai proses tumbuh kembang setelah lahir. Hal ini berkaitan langsung dengan masalah gizi pada ibu hamil.
Anemia menjadi salah satu masalah yang masih banyak di temukan di Indonesia. Apabila ibu hamil memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur, maka kebiasan tersebut menjadi salah satu penyebab anemia akibat dari kurangnya konsumsi makanan yang kaya zat besi. Dengan bertambahnya usia kehamilan, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi juga meningkat.
Oleh karena itu, ibu hamil sangat rentan mengalami anemia. Kebutuhan tubuh terhadap zat gizi akan meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil sangat rentan mengalami anemia.
Prevelensi anemia pada ibu hamil berdasarkan Riskesdas ditahun 2013 yaitu 37,1% dan di tahun 2018 menjadi 48,9%.
Anemia dapat terjadi pada trimester awal dan ketiga dengan kadar Hb dibawah 11 gr% dan trimester 2 dengan kadar Hb Ë‚ 10,5 gr%. Apabila persediaan zat besi selama awal kehamilan tergolong rendah maka ibu hamil tersebut berisiko lebih besar mengalami anemia defisiensi besi.
Anemia yang tidak ditangani selama masa kehamilan akan menyebabkan terjadinya pendarahan saat sebelum dan saat melahirkan, premature, berat badan bayi lahir rendah bahkan kecacatan pada bayi.
Anemia akan berdampak buruk pada ibu hamil jika tidak langsung diatasi. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia yaitu dengan mengonsumsi tablet penambah darah dalam jumlah yang cukup pada saat periode kehamilan.
Ibu hamil disarankan mengonsumsi minimal 90 tablet fe selama kehamilan. Tablet tambah darah berfungsi untuk mencegah anemia. Akan tetapi lebih baik jika diimbangi dengan pola makan yang seimbang.
Pola makan yang baik selama kehamilan tentunya akan memberikan manfaat kepada bayi yaitu janin akan berkembang dengan baik dan tumbuh sehat. Ibu hamil setiap harinya dianjurkan untuk mengonsumsi makanan makanan yang bervariasi.
Ibu hamil harus memenuhi kebutuhan asupan seharinya baik secara kuantitas, kualitas serta jam makan yang teratur.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan, diantaranya yaitu kebiasaan makanan, kesukaan dalam memilih makanan, budaya, dan taraf ekonomi. Maka dari keempat faktor tersebut akan mempengaruhi status gizi pada ibu hamil
Ibu hamil dapat menerapkan optimalisasi makanan yaitu dengan menghindari makanan yang bisa meperlambat penyerapan makanan, lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi serta yang bisa membantu penyerapan zat besi terhadap makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil.
Ibu hamil yang menerapkan pola makan seimbang akan memiliki dampak positif pada fase kehamilan, pasca melahirkan serta saat menyusui.
Pola makan dapat disebut baik pada saat ibu hamil mengkonsumsi vitamin C dan zat besi sesuai dengan kebutuhannya.
Makanan dengan tinggi zat besi dapat dijumpai pada sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging merah. Konsumsi vitamin C juga dapat membantu dalam meningkatkan proses penyerapan di dalam tubuh.
Penulis: Luthfiana Fajrin Azzahra
Mahasiswa Jurusan Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta