Apa Itu Burnout?
Burnout adalah kondisi stres kronis di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental karyawan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 40% pekerja di Indonesia melaporkan mengalami tekanan kerja yang berlebihan, yang berpotensi menyebabkan Burnout.
Fenomena ini semakin relevan di era digital, dimana batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi semakin kabur.
Artikel dari Harvard Business Review mendefinisikan Burnout sebagai kombinasi kelelahan emosional, menurunnya rasa pencapaian, dan sinisme terhadap pekerjaan. Jika tidak diatasi, Burnout dapat menurunkan produktivitas, meningkatkan angka turnover, dan merusak kesejahteraan karyawan.
Penyebab Utama Burnout
Beban Kerja Berlebihan
Kementerian Ketenagakerjaan RI mencatat bahwa pekerja yang diberikan tugas tanpa batas waktu yang realistis sering merasa kewalahan. Beban kerja yang tidak terukur memicu stres berkelanjutan.
Kurangnya Dukungan dari Atasan
Berdasarkan penelitian dalam jurnal ilmiah manajemen SDM, kurangnya komunikasi dan dukungan dari pemimpin membuat karyawan merasa sendirian dalam menghadapi tantangan kerja.
Keseimbangan Hidup yang Terganggu
Artikel dari Forbes menyoroti bahwa bekerja terus-menerus tanpa waktu istirahat yang memadai memperburuk kelelahan mental. Perubahan pola kerja akibat pandemi, seperti kerja dari rumah, sering kali menciptakan tekanan tambahan karena sulit memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi.
Baca Juga:Â Pergi ke Psikolog Mahal? Strategi Mengurangi Stres dengan Mandi
Strategi Mengatasi Burnout
Manajemen Stres di Tempat Kerja
Pelatihan Kesehatan Mental
Memberikan pelatihan tentang cara mengelola stres, seperti teknik mindfulness atau latihan pernapasan, membantu karyawan menangani tekanan kerja.
Komunikasi yang Terbuka
Menurut Kementerian Ketenagakerjaan RI, memastikan adanya jalur komunikasi antara karyawan dan atasan dapat mengurangi rasa terisolasi.
Fokus pada Work-Life Balance
Jam Kerja Fleksibel
Menyediakan fleksibilitas dalam jam kerja memungkinkan karyawan mengatur waktu mereka dengan lebih baik. Ini penting untuk mengurangi stres akibat konflik pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Waktu untuk Beristirahat
Memberikan jeda istirahat yang cukup selama jam kerja, seperti “screen break” bagi pekerja digital, dapat membantu mengurangi kelelahan fisik dan mental.
Penghargaan dan Pengakuan
Pengakuan terhadap kontribusi karyawan meningkatkan rasa dihargai. Studi dalam jurnal manajemen SDM menunjukkan bahwa penghargaan, baik berupa kata-kata motivasi maupun insentif, dapat menurunkan tingkat stres karyawan.
Program Kesejahteraan Karyawan
Konseling Gratis
Menyediakan akses ke konselor profesional membantu karyawan mengatasi masalah pribadi atau pekerjaan.
Aktivitas Relaksasi
Beberapa perusahaan menyediakan yoga, olahraga, atau sesi meditasi untuk membantu karyawan mengelola stres.
Baca Juga:Â Lingkungan Kerja Sehat, Aman, dan Adil bagi Tenaga Kerja Berbasis Pancasila
Contoh Praktik Sukses
Perusahaan global seperti Google dan Microsoft telah mengadopsi pendekatan proaktif dalam mengelola kesejahteraan karyawan. Mereka menawarkan program kesehatan mental, fleksibilitas kerja, dan ruang kerja yang dirancang untuk mengurangi stres. Menurut Harvard Business Review, langkah-langkah ini terbukti meningkatkan produktivitas sekaligus mencegah Burnout.
Kesimpulan
Burnout di tempat kerja adalah tantangan serius yang mempengaruhi baik karyawan maupun organisasi. Dengan menerapkan strategi seperti manajemen stres, peningkatan keseimbangan hidup, dan program kesejahteraan, perusahaan dapat membantu karyawan mengatasi tekanan kerja.
Pada akhirnya, karyawan yang sehat secara mental adalah aset terbesar bagi perusahaan untuk mencapai keberlanjutan dan kesuksesan jangka panjang.
Penulis: Indra Subekti, S.Sos. dan Ria Prasetyaningsih, S.E,Â
Mahasiswa Magister Manajemen, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News