Magelang – Manajemen diri menjadi keterampilan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama bagi remaja yang sedang mempersiapkan diri menghadapi tantangan di era digital.
Dalam upaya mendukung perkembangan keterampilan ini, tim pengabdian dari Universitas Pignatelli Triputra melaksanakan pelatihan manajemen diri bagi siswa SMP Kanisius Muntilan, Magelang, Jawa Tengah di bulan Desember 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat bertajuk “Mengoptimalkan Potensi Diri di Era Digital.”
Pelatihan ini dipimpin oleh Dr. Alfa Santoso B. Putra, S.E., M.M., seorang dosen dengan keahlian di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
Didampingi oleh dua dosen lainnya, yaitu Moyo Hady Poernomo, S.Kom., M.Kom., dari bidang teknologi informasi, dan Dra. Titik Dwiyani, M.M., dari bidang akuntansi, mereka juga menggandeng mahasiswa, Renata Ellena Aescoulafianto, yang turut berperan sebagai fasilitator selama pelatihan berlangsung.
Program pelatihan ini dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan praktis, seperti pengelolaan waktu, penetapan prioritas, dan pengelolaan stres.
Salah satu sesi utama adalah simulasi penjadwalan harian, di mana siswa diajak untuk menyusun jadwal yang seimbang antara kegiatan akademik, ekstrakurikuler, dan waktu untuk keluarga atau diri sendiri.
Baca Juga: Mengatasi Burnout di Tempat Kerja: Strategi Manajemen Stres dan Peningkatan Keseimbangan Hidup
Teknik SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) juga diperkenalkan untuk membantu siswa menetapkan tujuan hidup yang realistis dan terarah.
Dalam pembukaannya, Dr. Alfa Santoso B. Putra menjelaskan pentingnya pelatihan ini untuk membangun karakter siswa yang lebih disiplin dan produktif.
“Manajemen diri adalah fondasi untuk mencapai keberhasilan dalam kehidupan. Kami berharap pelatihan ini dapat membantu siswa menjadi individu yang lebih mandiri dan siap menghadapi masa depan,” paparnya.
Selain teori, pelatihan ini menekankan praktik langsung agar siswa dapat memahami dan menginternalisasi materi yang diberikan.
Misalnya, pada sesi pengelolaan stres, siswa dilibatkan dalam simulasi situasi sehari-hari yang sering menimbulkan tekanan. Mereka diajarkan teknik-teknik sederhana seperti pernapasan dalam dan mindfulness untuk mengurangi stres.
Renata Ellena Aescoulafianto, salah satu mahasiswa yang berperan sebagai fasilitator, merasa pelatihan ini memberikan pengalaman berharga. “Kami belajar banyak dari interaksi dengan siswa. Tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga melihat bagaimana antusiasme mereka terhadap hal baru,” tuturnya.
Baca Juga: Soft Skills yang Wajib Dimiliki untuk Manajemen yang Efektif
Pelatihan ini mendapat respons positif dari siswa. Banyak dari mereka yang merasa lebih percaya diri dan terorganisasi setelah mengikuti program ini.
Seorang siswa, Maria, berbagi pengalamannya, “Dulu saya sering bingung mengatur waktu antara belajar dan bermain. Sekarang saya tahu cara membuat jadwal yang membantu saya fokus.”
Keberhasilan pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa program pengabdian masyarakat dapat memberikan dampak signifikan bagi pengembangan potensi generasi muda.
Program ini diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan sekali jalan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk mengadakan kegiatan serupa demi membangun siswa yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan era digital.
Penulis:
1. Dr. Alfa Santoso B. Putra, S.E., M.M.
2. Moyo Hady Poernomo, S.Kom., M.Kom.
3. Dra. Titik Dwiyani, M.M.
4. Renata Ellena Aescoulafianto
Program Studi Manajemen, Universitas Pignatelli Triputra
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News