Apakah Teknologi dan Media Pembelajaran Memiliki Peran Penting dalam Penanaman Nilai-Nilai Wasathiyah Islam?

teknologi pembelajaran
Ilustrasi Teknologi (Foto: Pixabay.com)

Berbicara tentang peran teknologi dan media pembelajaran adalah berbicara tentang bagaimana agar teknologi dan media pembelajaran itu dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Banyak sekali keluhan dari para orang tua siswa, karena siswa banyak yang tidak mengerti apa yang guru ajarkan.

Pada masa pandemi covid-19 ini, guru dituntut untuk memberikan kesan kreativitas dan mampu menguasai teknologi pembelajaran (zoom, google classroom, google meet) sebagai perangkat penyaluran pendidikan.

Moderat berarti pola berfikir dan berinteraksi seimbang, yang sesuai dengan prinsip-prinsip Aqidah Islam, beribadah dan beretika dengan mempertimbangkan etika Islam yang mengacu pada kemaslahan umat. Disisi lain bahwa keberagaman dan perbedaan merupakan kejadian alami, yang juga dialami semua umat manusia di dunia ini. (Yunus & Salim, 2019)

Wasatiyah artinya tengah, tidak memihak kiri dan kanan, netral. dikenal dengan pemahaman moderat yang menjadikan Islam berbeda dari agama lain. Nilai wasathiyah mempunyai beberapa aspek diantaranya adalah nilai tawasut (moderasi), tasamuh (toleransi), tawazun (seimbang), wathoniah wa muwathonah (nilai kebangsaan).

Bacaan Lainnya

Pada prinsipnya Al-Qur’an sangat jelas dalam memaknai perbedaan, keberagaman, kebermacaman. Hal ini senada dengan QS. Al-Hujarat ayat 13 yang membahas bahwa Allah menciptakan makhluk di dunia ini sangat beragam, dari hewan, tumbuhan, dan manusia.

Secara fisik manusia tercipta dari berbagai suku,ras, bangsa, bahasa yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut membawa pada perbedaan pemikiran dari setiap ras, suku, dan bangsa. Nilai-nilai moderasi menjadi satu hal yang penting untuk perkembangan masyarakat pendidikan kita. Hal ini ditunjukkan oleh kasus fakta intoleransi, radikalisme Islam yang sudah masuk ke sekolah. Kejadian ini sungguh memprihatinkan. (Chadidjah et al, 2021)

Mengingat masyarakat Indonesia terdiri beragam suku, agama, dan bahasa. Allah menciptakan segala sesuatunya beragam, bervariasi, supaya satu dengan lainnya saling berkomunikasi, berkolaborasi, sehingga membentuk satu kesepakatan, satu kesatuan yang kuat dalam menentukan nilai-nilai hakiki, yaitu nilai-nilai Ke-Tuhan-an dalam masyarakat. Nilai Ke-Tuhan-an akan menyelaraskan semua aktivitas kehidupan manusia. Islam tidak mengenal radikalisme. Islam mengenal kelembutan dan kasih sayang. (Yunus, 2017)

Nilai Moderasi Islam Dalam Pembelajaran PAI yang diteliti oleh Zaenal Arifin et al menyatakan bahwa moderasi mempunyai tiga prinsip yaitu universal, keseimbangan, bhinneka tunggal ika. Ketiga prinsip ini dikembangkan melalui sikap atau aktivitas sehari-hari di lingkungan sekolah.

Metode penyampaian nilai-nilai moderasi dalam materi PAI melalui:

  1. keteladanan yang di contohkan oleh para guru. Guru mempunyai tata tertib saat berada di lingkungan sekolah;
  2. pembiasaan melalui shalat sunnah dhuha, disini di terapkan pemahaman nilai berjamaah/kebersamaan, dan selesai shalat siswa diberikan taushiah oleh guru PAI;
  3. Hukuman, sebagai fasilitas saja. Semua siswa harus mempunyai akhlak yang baik. Dalam menanamkan nilai moderasi, guru disamping menggunakan ketiga metode di atas, juga menggunakan metode ceramah dan diskusi. (Arifin & Bakhril, 2019)

Di zaman ini terkhusus di bidang pendidikan, banyak sekali ditemukan permasalahan seperti adanya keresahan dan keluhan yang dirasakan oleh para wali siswa, mulai dari tidak mengerti apa yang guru ajarkan seperti misalnya kurangnya keterkaitan spiritual, penanaman nilai-nilai pendidikan karakter, minimnya penanaman nilai-nilai wasathiyah islam dan lain sebagainya.

Selain itu, kebanyakan guru hanya sekedar mengajarkan siswa dengan cara memberikan tugas, namun 90% diantaranya siswa tidak mengerti apa yang guru ajarkan. Tak sedikit guru yang fokus dengan laporan administrasi yang harus dikejar deadline hingga pada akhirnya siswa hanya diberikan pemahaman yang sedikit tanpa adanya pendidikan karakter.

Tim Penulis:
1. Arifianto Syahalief Rachman
Mahasiswa Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

2. Nur Zaytun Hasanah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Editor: Rahmat Al Kafi

Referensi:

Yunus, A. F. (2017). Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama Islam. Jurnal Online Studi Al-Qur An. https://doi.org/10.21009/jsq.013.1.06

Yunus, Y., & Salim, A. (2019). Eksistensi Moderasi Islam dalam Kurikulum Pembelajaran PAI di SMA. Al- Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam. https://doi.org/10.24042/atjpi.v9i2.3622

Arifin, Z., & Bakhril, A. (2019). Nilai Moderasi dalam Proses Pembelajaran PAI di SMP Islam Al-Azhar Kota Kediri. Proceedings.Kopertais4.or.id

Sitti Chadidjah, dkk. Implementasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam Pembelajaran PAI (Tinjauan Analisis Pada Pendidikan Dasar, Menengah Dan Tinggi). Al-Hasanah: Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 6, Nomor 1, Januari-Juni (2021)

Saldana,dkk. (2014). Qualitative Data Analysis. SAGE Publications.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses