Bahasa Indonesia sebagai Perekat Persatuan: Studi tentang Implementasi Nilai Sila Ketiga Pancasila di Kalangan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Angkatan 2022 Universitas Andalas

Pancasila
Ilustrasi: istockphoto, karya: FANDSrabutan.

Abstrak

Penelitian ini mengkaji peran bahasa Indonesia sebagai perekat persatuan di kalangan mahasiswa Teknik Elektro Universitas Andalas angkatan 2022. Fokus penelitian adalah implementasi nilai sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia,” dalam memelihara komunikasi dan kerukunan di lingkungan kampus yang multikultural.

Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Indonesia berperan signifikan dalam memfasilitasi komunikasi lintas budaya dan memperkuat rasa persatuan di antara mahasiswa dari berbagai latar belakang. Penelitian ini menegaskan pentingnya bahasa Indonesia sebagai simbol identitas nasional sekaligus alat pemersatu keberagaman.

Kata Kunci: Bahasa indonesia, Persatuan, Sila Ketiga Pancasila, Mahasiswa, Multikultural, Universitas Andalas

Pendahuluan

Penelitian ini membahas pentingnya bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu mahasiswa Teknik Elektro Universitas Andalas angkatan 2022 yang berasal dari berbagai latar belakang. Bahasa Indonesia tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga simbol identitas nasional yang mendukung nilai sila ketiga

Bacaan Lainnya

Pancasila, “Persatuan Indonesia.” Penelitian ini bertujuan memahami peran bahasa Indonesia dalam menciptakan persatuan, tantangan yang dihadapi mahasiswa, dan dampaknya pada kerukunan di lingkungan kampus yang multikultural. Hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, perguruan tinggi, dan masyarakat luas dalam memperkuat persatuan melalui penggunaan bahasa Indonesia.

Metode

Metode Penelitian menggunakan dua metode yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara dan observasi untuk memahami pandangan mahasiswa tentang peran bahasa Indonesia dalam menjaga persatuan. Data kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner untuk mengukur seberapa sering dan efektif penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan kampus. Penelitian dilakukan di Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas, dengan mahasiswa angkatan 2022 sebagai responden. Tahapan penelitian meliputi persiapan, pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan.

Baca Juga: Lingkungan Kerja Sehat, Aman, dan Adil bagi Tenaga Kerja Berbasis Pancasila

Hasil dan Pembahasan

Responden mayoritas mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas Angkatan 2022, yaitu 78,3%, berasal dari luar Sumatera Barat, sementara 21,7% berasal dari Sumatera Barat. Selain itu, 51,3% mahasiswa memiliki bahasa asli Minang, sedangkan 48,7% menggunakan bahasa non-Minang.

Tabel 1: Asal dan Bahasa daerah responden

Berikut adalah hasil penelitian dari kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa Jurusan.

Teknik Elektro Universitas Andalas Angkatan 2022. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang peran Bahasa Indonesia dalam komunikasi dan persatuan di kampus. Data yang diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana Bahasa Indonesia membantu menjaga kerukunan antar mahasiswa dari berbagai daerah dan budaya.

Tabel 2: Tabel Kualitatif kuesioner

Hasil wawancara menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia memegang peran penting dalam menjaga komunikasi dan persatuan di lingkungan kampus yang multikultural. Haykal Aksara dari Bengkulu mengungkapkan bahwa ia menghadapi kesulitan awal akibat penggunaan.

Baca Juga: Implementasi Model Teams Games Tournament Berbantuan Media Flashcards pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 02

Bahasa Minang yang dominan, namun merasa bangga dapat mempelajarinya. Ia menekankan bahwa Bahasa Indonesia memudahkan komunikasi antar mahasiswa dari berbagai daerah. Aulia Riska Farasi dari Nias menyatakan bahwa meskipun ia kerap mencampur Bahasa Indonesia dengan bahasa Minang, Bahasa Indonesia tetap menjadi alat komunikasi utama yang mendukung interaksi lintas budaya. Hal serupa diungkapkan oleh Defriyan Hidayat dari Pekanbaru, yang awalnya kesulitan memahami bahasa Minang tetapi merasa penggunaan Bahasa Indonesia mempermudah komunikasi dengan mahasiswa dari berbagai daerah, termasuk dari Jawa.

Salma Salsabila dari Jakarta juga merasakan tantangan dalam beradaptasi dengan bahasa Minang, tetapi ia tetap mengandalkan Bahasa Indonesia dalam kegiatan perkuliahan dan interaksi formal. Sementara itu, Muhammad Abid Rahman dari Padang menyampaikan bahwa ia menyesuaikan bahasa yang digunakan tergantung pada situasi, dengan Bahasa Indonesia sebagai alat utama untuk berkomunikasi secara formal. Secara keseluruhan, semua responden sepakat bahwa Bahasa Indonesia menjadi penghubung yang efektif untuk menyatukan mahasiswa dari latar belakang budaya yang berbeda, mempermudah adaptasi, serta memperlancar interaksi dalam berbagai kegiatan di kampus.

Simpulan dan Saran

Penelitian ini menegaskan bahwa Bahasa Indonesia memiliki peran vital sebagai perekat persatuan di kalangan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas angkatan 2022. Dalam lingkungan kampus yang multikultural, Bahasa Indonesia memfasilitasi komunikasi antar mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya, suku, dan agama, sehingga menciptakan suasana harmonis dan inklusif.

Sebagian besar mahasiswa (62,2%) sering menggunakan Bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari di kampus, terutama dalam kegiatan akademik (37,8%). Sebanyak 71,8% responden menilai Bahasa Indonesia sangat penting untuk mempermudah komunikasi lintas budaya, dan 69,7% menyatakan bahwa penggunaannya mengurangi kesalahpahaman di antara mahasiswa. Semua responden (85,5%) sepakat bahwa Bahasa Indonesia membantu menjaga persatuan dan kerukunan di lingkungan kampus.

Meskipun beberapa mahasiswa, seperti Haykal dari Bengkulu dan Salma dari Jakarta, menghadapi tantangan awal dalam beradaptasi dengan bahasa Minang, mereka merasa bangga mempelajari bahasa tersebut karena memperkaya pemahaman budaya lokal. Semua responden menegaskan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa utama yang memudahkan komunikasi, terutama dalam interaksi formal dan akademik. Bahasa Indonesia menjadi alat.

Penghubung yang efektif, mempermudah adaptasi, serta menyatukan mahasiswa dari berbagai daerah, sementara bahasa Minang tetap menjadi elemen budaya lokal yang dipelajari dan dihargai.

Baca Juga: Menelusuri Implementasi Sila Pertama Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di Lingkungan SMA Negeri 1 Nganjuk

Penelitian ini mengingatkan pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia untuk memperkuat persatuan dalam lingkungan multikultural. Penulis merekomendasikan agar penelitian serupa dilakukan dengan melibatkan lebih banyak mahasiswa dari berbagai latar belakang guna mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Hasil penelitian juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak kampus untuk menciptakan program yang mendukung persatuan. Selain itu, penyajian hasil penelitian dapat ditingkatkan dengan menggunakan grafik atau diagram sederhana untuk memudahkan pemahaman pembaca.

Penulis: 
1. Irva Stefani
2. Atika Rifki Sabrina
3. Arif Habibillah
4. Mutia Azzahra
5. Muhammad Zaki Azzuri
6. Taufik Rahman
Mahasiswa Teknik Elektro dan Peternakan Universitas Andalas

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses