Belajar dari Gap Year: Pro Kontra Menunda Berkuliah Setelah Lulus SMA

Gap year

Konsep gap year serupa dengan career break. Gap year merupakan periode yang dapat diambil ketika ingin istirahat sejenak dari proses pendidikan formal. Memutuskan untuk berhenti sejenak dalam pendidikan formal bukan berarti gagal atau menghambat kesuksesan.

Memutuskan pilihan gap year bisa menjadi keputusan terbaik karena kesuksesan bisa diraih siapapun. Gap year ini amat umum dan dianjurkan di negara Barat. Mulanya gap year berkembang di Inggris, sampai akhirnya nge-tren juga di Amerika Serikat.

Beberapa perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat seperti Harvard University bahkan menyarankan mahasiswanya untuk gap year, tetapi dengan alasan tertentu. Tak sampai di situ, tokoh-tokoh terkenal seperti Benedict Cumberbatch, Hugh Jackman, Malia Obama, dan Emma Watson juga memilih gap year menjelang masa perkuliahan mereka.

Bacaan Lainnya

Meskipun begitu, fenomena gap year masih menjadi pro kontra di tengah masyarakat, khususnya di Indonesia dengan stigma-stigma seperti gap year artinya begini dan begitu.

Baca juga: Pentingnya Menejemen dalam Dunia Pendidikan

Gap year di negara-negara barat sangat dimaklumi, dengan calon mahasiswa yang memilih untuk menggali potensi diri lebih dulu sebelum kuliah. Namun, hal berbeda terjadi di Indonesia.

Meskipun gap year sudah mulai dianggap normal, ada banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa gap year artinya kegagalan.

Beberapa stigma gap year seperti kegagalan, buang-buang waktu, dan cikal bakal pengangguran sayangnya masih tinggal dalam masyarakat kita. Memutuskan untuk Gap year tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri.

Kelebihan dari gap year yang pertama yaitu bisa fokus belajar untuk masuk jurusan dan PTN impian agar tidak membuang buang uang untuk apa yang sebenarnya tidak di inginkan.

Dengan memutuskan gap year bisa juga untuk menambah pengalaman kerja serta untuk meningkatkan softskill dengan cara mengikuti kursus, mengikuti berbagai komunitas, dan kegiatan lainnya.

Baca juga: Ibu adalah Pendidikan Pertama dan Utama untuk Anak

Selain memiliki banyak kelebihan, gap year juga memiliki sisi negatif diantaranya tertinggal satu langkah dengan teman seangkatan, kurang siap belajar dalam lingkup formal karena terjadi penundaan belajar yang terlalu lama.

Selain itu, para pelajar gap year sering mendapat pandangan negatif dari lingkungan sekitar. Terkadang jika kita tidak bekerja ataupun kuliah, pandangan pengangguran akan melekat pada kita.

Meskipun kita menggunakan masa gap year dengan belajar di bimbel atau belajar secara otodidak. Namun tanggapan miring tak bisa kita hindari. Dari fenomena status gap year yang masih mengandung pro kontra di masyarakat, memilih gap year artinya kamu juga akan memperkuat mentalmu di dunia yang sebenarnya.

Seseorang memutuskan untuk gapyear tentu memiliki alasan yang kuat. Alasan yang pertama yaitu belum menemukan jurusan dan kampus yang tepat. Selain itu, gap year juga bisa menjadi alasan karena belum berhasil tembus SNMPTN, SBMPTN, ataupun UM dikarenakan kuota ptn memanglah terbatas.

Pelajar yang memilih gap year bisa juga karena dia sangat ingin mengejar PTN yang dia inginkan. Selain itu, banyak juga dari pelajar yang tidak menginginkan gap year, kemudian memilih alternatif lain yaitu berkuliaah di universitas swasta.

Universitas swasta memanglah terkenal dengan biaya yang cukup mahal,sehingga banyak dari pelajar memilih gapyear karena finansial keluarga kurang stabil dan mereka memilih kerja terlebih dahulu untuk membantu finansial keluarga.

Baca juga: Masalah Pendidikan di Indonesia

Alasan pelajar gapyear tidak hanya itu saja, ada pelajar yang ingin kuliah di luar negeri jadi memilih gap year terlebih dahulu. Untuk sebagian orang memilih jurusan kuliah itu hal yang sulit, karena belum tau apa yang sebenarnya mau dilakuin dan belum yakin sama tujuan hidupnya.

Dan banyak dari pelajar memilih gapyear dengan alasan untuk istirahat terlebih dahulu dan untuk meyakinkan jurusan yang akan dia pilih nantinya.

Ada banyak kegiatan produktif yang bisa dilakukan pada saat mengambil gap year, salah satunya yaitu membuat bisnis kecil-kecilan untuk mengisi kekosongan waktu selama satu tahun atau bisa juga freelance.

Freelance atau kerja paruh waktu direkomendasikan bagi pelajar yang gap year dan tetap ingin melanjutkan kuliah di tahun kedepan, agar tetap bisa fokus belajar.

Selain itu bisa juga mengikuti seminar offline atau online untuk mengupgrade diri. Ikut menjadi relawan atau volunteer juga bisa dilakukan oleh pelajar gap year, karena dapat meningkatkan  jiwa sosial.

Melalui kegiatan volunteer ini bisa mendapatkan pengalaman baru, meningkatkan skill di bidang sosial serta mendapatkan banyak relasi.

Menekuni hobi juga bisa dilakukan oleh pelajar gap year, selain itu juga bisa mengikuti kursus, seperti kursus memasak, menjahit, komputer, dan lain sebagainya.

Meskipun banyak kegiatan produktif yang bisa dilakukan pada saat gap year, tetapi gap year masih selalu dipandang negatif oleh sebagian masyarakat.

Masyarakat Indonesia masih banyak yang menganggap gap year sebagai aib. Stigma negatif ini ada karena masyarakat Indonesia cenderung lebih menghargai prestasi akademik seseorang daripada ilmu yang didapat dari luar pendidikan. Padahal, opsi ini baik buat pengembangan diri.

Ada banyak banget hal yang bisa dilakukan saat gap year. Satu tahun ini bisa dijadikan jeda sebagai kesempatan buat memperbaiki diri, mulai memperbanyak pengetahuan dan wawasan, mengasah bakat dan skill yang kamu punya, lalu memantapkan hati untuk mengambil jurusan kuliah sesuai yang diingkan.

Selain itu, banyak juga hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari gap year yaitu bisa banyak melakukan kegiatan produktif yang memberikan banyak manfaat dan tetap yakin bahwa rencana Tuhan pasti lebih indah daripada rencana hambanya, yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Tuhan. Tetap semangat para pejuang gap year.  

Penulis: Fitri Wulandari
Mahasiswa Manajemen Bisnis Universitas Sebelas Maret

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI