Bullying and Hate Speech di Kalangan Pemuda

Bullying and Hate Speech di Kalangan Pemuda
Sumber: freepik.com

Abstrak

Dalam rutinitas sehari-hari, kita sering kali menyaksikan berbagai bentuk kekerasan, baik itu verbal, fisik, maupun seksual, yang terjadi di sekitar kita.

Fenomena ini bersifat global dan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Terutama di kalangan generasi muda, insiden perundungan (bullying) dan ujaran kebencian (hate speech) semakin meluas, menjadikannya isu yang mendesak untuk diatasi.

Perundungan dan ujaran kebencian memiliki konsekuensi fisik dan mental yang signifikan bagi korban, yang dapat berdampak pada kesejahteraan psikologis serta interaksi sosial mereka.

Bacaan Lainnya

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan di kalangan generasi muda serta dampaknya terhadap kehidupan sosial dan psikologis korban.

Selain itu, kajian ini juga menyelidiki langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang dapat diambil oleh individu, keluarga, serta masyarakat untuk mengurangi tingkat kekerasan yang terjadi.

Baca Juga: Perlindungan Anak dari Cyberbullying pada Era Baru

Pendahuluan

Seiring berjalannya waktu, kasus perundungan atau yang lebih dikenal dengan bullying serta ujaran kebencian (hate speech) semakin marak terjadi di kalangan muda.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga di tempat kerja dan media sosial.

Perkembangan teknologi dan kemudahan akses internet turut memperluas ruang lingkup bullying dan hate speech, sehingga dampaknya menjadi semakin luas dan kompleks.

Perundungan dan ujaran kebencian dapat memberikan dampak negatif yang signifikan bagi korban, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial.

Dalam beberapa kasus, dampak ini dapat berujung pada gangguan kesehatan mental, penurunan kepercayaan diri, bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup.

Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor penyebab perilaku ini, dampaknya terhadap korban, serta strategi pencegahan dan penanganannya.

Menurut Zakiyah (2017), bullying merupakan bentuk perilaku kekerasan yang dilakukan secara sengaja, di mana terjadi pemaksaan secara psikologis atau fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih lemah oleh individu atau kelompok yang merasa memiliki kekuasaan.

Atmojo (2019) menambahkan bahwa bullying adalah perbuatan agresif atau menyerang yang disengaja dengan menggunakan ketidakseimbangan kekuasaan dan kekuatan untuk melakukan tindakan seperti memukul, menendang, mendorong, meludahi, mengejek, menggoda, menghina, serta mengancam keselamatan orang lain.

Secara umum, para ahli sepakat bahwa bullying merupakan tindakan kekerasan yang disengaja dengan tujuan menyakiti, merendahkan, atau mendominasi individu atau kelompok yang lebih lemah.

Selain bullying, hate speech juga menjadi masalah serius di masyarakat.

Wasilewski (2019) mendefinisikan hate speech sebagai fenomena komunikatif yang tidak hanya merusak komunikasi antarbudaya, tetapi juga berkontribusi terhadap keruntuhan masyarakat dalam konteks multikultural.

Sementara itu, menurut Irawan (2018), ujaran kebencian bertujuan untuk menghujat seseorang berdasarkan etnis, agama, keyakinan, ras, orientasi seksual, warna kulit, atau kondisi disabilitas.

Ujaran kebencian dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti dalam orasi kampanye, poster, media sosial, khotbah agama, media massa, demonstrasi, dan selebaran.

Baca Juga: Bullying dan Hate Speech yang Mengoyak Generasi Muda

Pemaparan Masalah

Masyarakat saat ini menghadapi permasalahan yang dipengaruhi oleh maraknya bullying dan hate speech, baik dalam bentuk fisik, verbal, maupun daring (online).

Fenomena ini tidak hanya berdampak pada individu sebagai korban, tetapi juga dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan sosial masyarakat secara luas.

Penelitian ini dilakukan melalui metode observasi dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya kekerasan di kalangan muda serta dampaknya terhadap kehidupan sosial dan psikologis korban.

Selain itu, studi ini juga mengeksplorasi berbagai upaya pencegahan dan penanganan yang dapat dilakukan oleh individu, keluarga, serta masyarakat guna mengurangi tingkat kekerasan yang terjadi.

Dalam laporan ini, penulis berharap laporan ini dapat memberi yang bermanfaat serta setiap pembaca dapat memahami materi yang tercantum pada laporan ini.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penelitian ini, dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  1. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan serta ujuran kebencian, baik di kalangan muda maupun di masyarakat? Serta bagaimana dampaknya terhadap korban?
  2. Apa saja ciri-ciri serta jenis-jenis bullying dan hate speech?
  3. Bagaimana cara menghadapi dan mencegah bullying dan hate speech?

Baca Juga: Bersama Otoklix Mencegah Bullying dan Hate Speech: Membangun Generasi Muda yang Lebih Peduli dan Berempati

Pembahasan

Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Kekerasan serta Ujaran Kebencian

Menurut Yamin, dkk. (2018), terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi pelaku dalam melakukan kekerasan dan ujaran kebencian, yaitu sebagai berikut:

1. Perbedaan Kelas Sosial, Masalah Ekonomi, Etnisitas, atau Rasisme

Faktor ini dapat memicu kekerasan ketika terdapat perbedaan ekstrem antara individu dengan kelompok tempat ia bergabung.

Jika perbedaan ini tidak disikapi dengan baik oleh anggota kelompok, maka dapat menjadi penyebab terjadinya bullying.

2. Tradisi atau Kebiasaan Senioritas

Senioritas sering dijadikan alasan untuk melakukan bullying.

Perilaku ini biasanya bersifat berulang dan berantai, di mana para pelaku ingin mencari masalah, mendapatkan popularitas, menyalurkan dendam, atau menunjukkan kekuasaan.

3. Ketidakharmonisan dalam Keluarga

Berbagai masalah internal dalam keluarga, seperti ketidakhadiran orang tua, depresi, kurangnya komunikasi, dan ketidakharmonisan, menjadi faktor signifikan yang dapat memicu tindakan kekerasan.

Iklim lingkungan sekolah yang tidak kondusif dan diskriminatif

Jika pengawasan dari pihak sekolah longgar dan kurang disiplin, maka perilaku bullying lebih mungkin terjadi.

Lingkungan sekolah yang tidak hangat dan tidak bersahabat juga dapat menjadi faktor pemicu.

4. Karakter Individu atau Kelompok

Faktor ini mencakup adanya rasa dendam dalam pergaulan teman sebaya serta kesalahan dalam menginterpretasikan perilaku korban, yang dapat memicu tindakan kekerasan atau bullying.

Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap perilaku bullying telah diidentifikasi oleh Ken (2012), antara lain:

a) Melampiaskan Perasaan Negatif (Feeling Aggrieved)

Pelaku bullying sering kali mengalami tekanan emosional, seperti kesedihan, kekecewaan, atau depresi.

Dalam beberapa kasus, mereka merasa berhak untuk melampiaskan emosi negatif tersebut kepada orang lain sebagai bentuk kompensasi atau pelampiasan.

b) Menikmati Penderitaan Orang Lain (Seeking Fun at Another’s Discomfiture)

Sebagian pelaku bullying merasa terhibur ketika melihat orang lain berada dalam situasi yang sulit atau tertekan.

Mereka menganggap tindakan merendahkan atau menyakiti orang lain sebagai sumber kesenangan atau hiburan.

c) Mencari Pengakuan dalam Kelompok (Gaining or Retaining Group Support)

Dalam banyak kasus, perilaku bullying dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan pengakuan atau dukungan dari kelompok sosial tertentu.

Pelaku percaya bahwa dengan melakukan bullying, mereka dapat memperkuat posisinya dalam kelompok dan meningkatkan status sosialnya.

d) Dorongan untuk Menyakiti (Extortion and Sadism)

Beberapa individu melakukan bullying karena mereka memiliki kecenderungan sadistis, yaitu mendapatkan kepuasan dari melihat orang lain menderita.

Dalam hal ini, perilaku bullying bukan hanya dilakukan untuk kepentingan sosial, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi dari dorongan pribadi yang bersifat destruktif.

Beberapa faktor utama yang mendorong terjadinya hate speech antara lain:

a) Motivasi Pribadi dan Faktor Kejiwaan

Hate speech sering kali berakar dari kondisi psikologis individu, seperti rasa iri, ketidakpuasan terhadap diri sendiri, atau perasaan inferior.

Individu yang merasa kurang beruntung dibandingkan orang lain mungkin melampiaskan emosinya melalui ujaran kebencian untuk menjatuhkan orang yang dianggap lebih unggul atau bahagia.

b) Kurangnya Kesadaran dan Edukasi Masyarakat

Banyak orang tidak menyadari bahwa ujaran kebencian merupakan tindakan yang berdampak negatif bagi individu maupun kelompok tertentu.

Norma sosial yang berkembang di media sosial sering kali menormalkan penghinaan dan komentar negatif terhadap orang lain, terutama dalam bentuk body shaming atau kritik berlebihan terhadap penampilan fisik seseorang.

c) Pengaruh Media Sosial dan Teknologi

Kemajuan teknologi dan media sosial telah mempermudah penyebaran ujaran kebencian.

Fasilitas anonimitas yang disediakan oleh platform digital memungkinkan individu untuk menyampaikan komentar negatif tanpa takut akan konsekuensi.

Selain itu, algoritma media sosial yang cenderung memperkuat konten viral sering kali memperbesar penyebaran hate speech dalam ruang publik.

Dampak Bullying dan Hate Speech

Bullying dan ujaran kebencian (hate speech) merupakan bentuk perilaku negatif yang dapat berdampak luas terhadap korban, pelaku, serta lingkungan sosial secara keseluruhan.

Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, memengaruhi kesejahteraan emosional, sosial, dan akademik seseorang.

Baca Juga: Strategi Pencegahan Bullying pada Anak TK Kartini

Dampak Bullying terhadap Korban

Korban bullying mengalami berbagai bentuk penderitaan yang memengaruhi kesehatan mental, emosional, dan fisik mereka.

Dampak utama yang dapat terjadi antara lain:

1. Dampak Mental

Korban bullying sering kali mengalami perasaan malu, tertekan, dan takut akibat perlakuan yang mereka terima.

Hal ini dapat menyebabkan trauma yang mendalam, yang pada beberapa kasus berujung pada depresi berat, isolasi sosial, dan bahkan pemikiran untuk mengakhiri hidup.

Korban juga mungkin mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan kehilangan motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Dampak Emosional

Secara emosional, korban bullying cenderung menjadi lebih tertutup dan kehilangan minat dalam banyak hal.

Mereka menjadi pendiam, sensitif, dan merasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain.

Rasa percaya diri yang menurun drastis juga dapat menghambat perkembangan pribadi dan sosial korban.

3. Dampak Fisik

Dampak bullying tidak hanya terbatas pada aspek psikologis, tetapi juga dapat memengaruhi kondisi fisik korban.

Stres berat yang dialami korban dapat menyebabkan gangguan tidur, nafsu makan menurun, serta masalah kesehatan lainnya, seperti sakit kepala dan gangguan pencernaan.

Beberapa korban bahkan mengalami cedera fisik akibat tindakan bullying yang berbentuk kekerasan langsung.

Dampak Hate Speech terhadap Korban

Korban hate speech dapat mengalami berbagai dampak negatif, di antaranya:

  • Ketakutan dan kecemasan sosial, yang menyebabkan korban menarik diri dari lingkungan sosial dan enggan untuk mengekspresikan pendapatnya.
  • Stres dan depresi, akibat tekanan psikologis yang berkepanjangan dari penghinaan atau ancaman yang diterima.
  • Penurunan rasa percaya diri, yang dapat berakibat pada rendahnya partisipasi dalam kegiatan akademik maupun sosial.
  • Gangguan tidur dan nafsu makan, yang berujung pada penurunan kesehatan secara keseluruhan.

Dampak Bullying terhadap Pelaku

Pelaku bullying juga mengalami konsekuensi negatif akibat perilaku mereka. Beberapa dampak yang dapat dialami oleh pelaku antara lain:

  • Perilaku agresif yang meningkat, di mana pelaku menjadi terbiasa dengan kekerasan dan cenderung melakukan tindakan yang semakin brutal di masa depan.
  • Masalah sosial dan psikologis, seperti kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat, kecenderungan untuk meremehkan perasaan orang lain, dan kurangnya empati.
  • Terlibat dalam tindakan kriminal, karena kebiasaan melakukan intimidasi dapat berkembang menjadi bentuk kekerasan yang lebih serius di kemudian hari.
  • Kesulitan akademik dan profesional, di mana pelaku yang terus melakukan bullying berisiko mengalami penurunan prestasi akademik dan menghadapi masalah dalam dunia kerja di masa mendatang.

Baca Juga: Hate Komen dapat Menurunkan Mental Mahasiswa di Kampus

Ciri-Ciri Bullying dan Hate Speech

Setelah mengenali faktor-faktor dan dampak dari bullying serta hate speech, penting juga untuk mengetahui tanda-tanda yang mungkin muncul pada korban.

Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diperhatikan:

Perubahan Perilaku

Korban yang biasanya ceria bisa menjadi pendiam, murung, dan mudah tersinggung.

Rasa percaya diri yang sebelumnya dimiliki dapat hilang, dan korban mungkin menjadi takut atau tidak berani dalam berbagai situasi.

Masalah di Sekolah

Korban cenderung menghindari sekolah, sering membolos, dan mengalami penurunan prestasi.

Kesulitan dalam berkonsentrasi juga sering terjadi karena tekanan psikologis yang dirasakan.

Luka atau Lebam di Tubuh

Tanda fisik seperti lebam atau luka yang tidak dapat dijelaskan bisa menjadi indikasi bahwa seseorang mengalami bullying secara fisik.

Gangguan Tidur dan Pola Makan

Korban mungkin mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau sebaliknya, tidur berlebihan.

Pola makan juga dapat berubah, bisa jadi kehilangan nafsu makan atau makan secara berlebihan akibat stres.

Korban bullying dapat menunjukkan berbagai tanda yang mencerminkan tekanan fisik maupun psikologis yang mereka alami.

Berikut adalah beberapa ciri umum yang dapat dikenali:

Perubahan Emosi

Korban sering menunjukkan perubahan emosi seperti kecemasan, ketakutan berlebihan, hingga depresi.

Mereka bisa menjadi lebih pendiam, menarik diri dari lingkungan sosial, dan terlihat tidak bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Penurunan Prestasi

Baik di lingkungan sekolah maupun tempat kerja, korban biasanya mengalami penurunan prestasi.

Kesulitan dalam berkonsentrasi dan hilangnya motivasi merupakan dampak psikologis yang umum dialami.

Masalah Kesehatan Fisik

Keluhan seperti sakit kepala, sakit perut, atau gejala fisik lainnya tanpa penyebab medis yang jelas bisa menjadi tanda adanya tekanan emosional akibat bullying.

Perubahan Perilaku

Korban mungkin mulai menunjukkan perilaku yang berbeda dari biasanya, seperti enggan pergi ke sekolah atau tempat kerja, merasa tidak aman, atau menghindari pergaulan sosial.

Kehilangan Barang Pribadi

Dalam beberapa kasus, korban mungkin sering kehilangan barang-barang pribadinya.

Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa barang tersebut telah dirampas oleh pelaku bullying, baik secara terang-terangan maupun diam-diam.

Ada korban, pastinya ada pelakunya. Salah satu faktor psikologis dari tingkah laku perundungan adalah pola asuh orang tua maupun keluarga yang cenderung otoriter.

Mereka yang memanjakan anak dapat membentuk karakter atau kecenderungan anak menjadi aktor perundungan. Ini adalah ciri-ciri pelaku perundungan.

Perilaku Agresif

Pelaku bullying sering kali menunjukkan perilaku agresif, baik secara verbal maupun fisik.

Mereka mungkin suka mengintimidasi atau mendominasi orang lain.

Kurangnya Empati

Biasanya pelaku tidak merasakan penyesalan atau simpati terhadap korban.

Mereka merasa bahwa tindakan yang dilakukan wajar dilakukan atau seolah-olah korban “pantang menyerah.”

Mendominasi Hubungan

Para pelaku cenderung ingin selalu mendominasi hubungan interpersonal, baik dengan teman, keluarga, atau rekan kerja.

Masalah Disiplin

Sering kali pelaku bullying memiliki riwayat masalah disiplin di sekolah atau lingkungan kerja, seperti melanggar aturan, suka berkelahi, atau berbuat kerusuhan.

Popularitas Berlebihan atau Merasa Berkuasa

Beberapa pelaku bullying, terutama di sekolah, adalah individu yang merasa memiliki kekuasaan atau pengaruh yang besar, sehingga mereka menggunakan posisi tersebut untuk mengontrol atau merendahkan orang lain.

Baca Juga: Cyber Bullying: Bagaimana Cara & Menghadapinya?

Jenis-Jenis Bullying dan Hate Speech

Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mengenali bentuk-bentuk ini penting agar kita dapat lebih waspada dan mampu mengambil tindakan yang tepat.

Berikut beberapa bentuk bullying yang umum terjadi:

Bullying Fisik

Merupakan tindakan menyakiti korban secara langsung melalui kekerasan fisik, seperti memukul, menendang, mendorong, atau melukai tubuh korban.

Bullying Verbal

Bentuk ini terjadi melalui kata-kata yang menyakitkan, seperti menghina, mengejek, merendahkan, atau memberi julukan yang menyakitkan kepada korban.

Bullying Sosial

Dilakukan dengan cara mengucilkan korban dari lingkungan sosial, menyebarkan rumor atau gosip yang tidak benar, serta memboikot korban dari kelompok atau kegiatan tertentu.

Cyberbullying

Terjadi melalui media digital atau internet, seperti media sosial, pesan instan, atau email.

Bentuknya bisa berupa penyebaran konten yang menghina, memanipulasi, mengancam, atau merendahkan seseorang di ruang digital.

Hate speech atau ujaran kebencian merupakan tindakan menyampaikan pernyataan negatif yang menyerang individu atau kelompok tertentu, biasanya berdasarkan identitas seperti ras, agama, orientasi seksual, atau pandangan politik.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri hate speech yang umum dijumpai di media sosial:

Komentar Kasar

Pelaku sering menuliskan komentar bernada kasar yang ditujukan untuk menyerang seseorang.

Bentuknya bisa berupa hinaan terhadap fisik, cacian, fitnah, atau kata-kata yang merendahkan.

Aksi ini juga termasuk dalam kategori cyberbullying.

Menggunakan Akun Palsu

Banyak pelaku hate speech menggunakan akun palsu agar bisa bebas menyebarkan ujaran kebencian tanpa takut identitasnya terbongkar.

Ini menjadi taktik umum dalam “perang komentar” di media sosial.

Menyebarkan Konten Hoaks

Salah satu ciri lain adalah munculnya konten-konten hoaks (berita bohong) yang sengaja dibuat dan disebarkan untuk menjatuhkan atau merusak reputasi seseorang.

Hal ini bisa termasuk dalam pencemaran nama baik.

Ujaran kebencian dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, berdasarkan motif dan bentuknya:

Penghinaan

Dilakukan secara sengaja untuk merendahkan atau merusak harga diri seseorang, biasanya karena rasa iri, benci, atau ingin menjatuhkan orang tersebut di mata publik.

Pencemaran Nama Baik

Melibatkan penyebaran informasi negatif yang tidak benar mengenai seseorang, sehingga reputasinya rusak dan menjadi bahan gunjingan di masyarakat.

Penistaan

Ujaran yang memuat fitnah atau tuduhan serius dengan maksud mempermalukan atau menjatuhkan seseorang, bahkan bisa memicu konflik dan kekerasan.

Perbuatan Tidak Menyenangkan

Tindakan yang disengaja untuk mengganggu ketenangan hidup seseorang, seperti menghancurkan pekerjaan, menciptakan tekanan psikologis, atau mengacaukan kehidupan pribadi target.

Baca Juga: Realitas Kebebasan Berpendapat di Media Sosial

Solusi untuk Mencegah Terjadinya Bullying dan Hate Speech

Untuk mencegah dan mengatasi bullying di kalangan pemuda, ada beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.

1. Membangun kesadaran dan pemahaman mengenai bullying.

Melalui edukasi, baik di tingkat sekolah/kampus maupun masyarakat umum, diharapkan orang akan lebih peka terhadap tindakan bullying dan konsekuensinya.

2. Membentuk tim atau lembaga yang fokus pada pencegahan dan penanganan bullying.

Tim ini dapat memberikan pendampingan dan konseling kepada korban bullying serta memberikan sanksi kepada pelaku bullying.

3. Mendorong budaya inklusif dan saling menghormati di kalangan pemuda baik di sekolah maupun di masyarakat.

Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mempromosikan kerjasama, keragaman, dan saling menghormati.

4. Meningkatkan kepekaan dan tanggung jawab individu terhadap tindakan bullying.

Individu dapat melapor jika menjadi saksi atau korban bullying. Selain itu, mereka juga bisa melapor jika melihat tindakan bullying terjadi pada orang lain.

5. Memberikan pembinaan dan pendampingan kepada individu yang memiliki peran sebagai pemimpin atau pengurus organisasi.

Hal ini penting karena pemimpin organisasi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap anggotanya dan bisa mempengaruhi budaya di kalangan organisasi.

Baca Juga: Cases of Bullying that are Rampant on Indonesia

Kesimpulan

Bullying dan hate speech merupakan dua bentuk kekerasan sosial yang saat ini semakin marak terjadi, khususnya di kalangan pemuda.

Fenomena ini tidak hanya terjadi dalam kehidupan nyata, tetapi juga semakin berkembang melalui media sosial dan dunia maya.

Dampak yang ditimbulkan dari tindakan ini sangat serius, mulai dari gangguan mental, emosional, hingga fisik, yang bahkan dalam beberapa kasus dapat mengarah pada tindakan ekstrem seperti bunuh diri.

Berbagai faktor penyebab seperti perbedaan kelas sosial, kebiasaan senioritas, masalah keluarga, lingkungan sekolah yang tidak kondusif, serta karakter individu, turut mendorong terjadinya bullying dan hate speech.

Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran kolektif dan langkah konkret untuk mencegah dan menangani permasalahan ini.

Solusi yang dapat dilakukan mencakup edukasi mengenai bullying dan hate speech, pembentukan lembaga pendamping, promosi budaya toleransi, peningkatan kepekaan individu, serta pembinaan terhadap pemimpin organisasi.

Dengan kerja sama dari berbagai pihak, diharapkan lingkungan yang aman, inklusif, dan saling menghargai dapat terwujud bagi seluruh pemuda.

 

Penulis:
1. Angel – 2441112
2. Annie – 2431105
3. Cynthia Anabella – 2442022
4. Cynthiana – 2442104
5. Erick – 2442032
6. Fany Novianti Farliza – 2451023
7. Finny Velysia – 2441107
8. Fiona – 2441061
9. Irene Kwek – 2441050
10. Jenny – 2431186
11. Leonardo Putra Pangestu – 2411020
12. Santo Wijaya – 2432044
13. Sullyven – 2441191
14. Viery Virgio – 2441076
15. Yandi Sunarto – 2431022
Mahasiswa Universitas Internasional Batam

 

Referensi

Edi Iskandar, dkk. 2024. Pengertian Bullying. Diakses pada tanggal 27 Maret 2025. https://e-jurnal.staihas.ac.id/index.php/khazanah/article/download/67/61/391#:~:text=Bullying%20menurut%20(Zakiyah%2C%202017),yang%20merasa%20memiliki%20suatu%20kekuasaan.

Rijal Abdillah, dkk. 2023. Pengertian Hate-Speech. Diakses pada tanggal 27 Maret 2025. https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK/article/download/1478/881/2588#:~:text=Diperkuat%20oleh%20hasil%20penelitian%20(Subyantoro,lain%20tentang%20ras%2C%20warna%20kulit%2C.

Edi Iskandar, dkk. 2024. Pengertian Hate-Speech. Diakses pada tanggal 27 Maret 2025. https://e-jurnal.staihas.ac.id/index.php/khazanah/article/download/67/61/391#:~:text=Bullying%20menurut%20(Zakiyah%2C%202017),yang%20merasa%20memiliki%20suatu%20kekuasaan.

Nursariani Simatupang dan Faisal. 2024. Faktor Bullying Menurut Ahli. Diakses pada tanggal 27 Maret 2025. https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/delegalata/article/download/9430/10975.

Eka Susanti, dkk. 2023. Dampak Bullying dan Hate Speech. Diakses pada tanggal 27 Maret 2025. https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/11970/9224/21991.

Fazli Abdillah. 2024. Dampak Bullying dan Hate Speech. Diakses pada tanggal 27 Maret 2025. https://journal.aripi.or.id/index.php/Yudistira/article/download/371/399/1443.

Sampoerna Acedemy. Ciri-ciri dan Jenis Bullying. Diakses pada 7 April 2025. https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/news/kenali-definisi-dan-ciri-ciri-bullying-di-sekolah.

Arfianti Wijaya, Serafica Gischa. 2023. Definisi Hate Speech dan Bentuknya. Diakses pada 7 April 2025. https://www.kompas.com/skola/read/2023/10/22/130000369/definisi-hate-speech-dan-bentuknya.

Dr. H. Rustam Aji, S.Kp., M.Kes., Jenis Hate Speech. Diakses pada 7 April 2025. https://kumparan.com/info-psikologi/jenis-jenis-hate-speech-lengkap-dengan-cara-mengatasinya-20ko3Aik3t8/full.

Thalita Syahda. (2024). Upaya Peningkatan Diri dalam Mengatasi Bullying pada Mahasiswa di Lingkungan Kampus. Kompasiana. Diakses pada 5 April 2025. https://www.kompasiana.com/thalitasyahda7885/668d6102c925c46a4766c502/upaya-peningkatan-diri-dalam-mengatasi-bullying-pada-mahasiswa-di-lingkungan-kampus

Yudistira. (2024). Vol. 2 No. 1, Januari 2024, hal. 59–66. Diakses pada 5 April 2025, dari https://journal.aripi.or.id/index.php/Yudistira/article/download/371/399/1443

 

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Poin Poin Artikel

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses