Dampak Negatif Anemia terhadap Perkembangan Remaja

Remaja
Gambar dibuat dengan teknologi AI.

Anemia merupakan suatu istilah medis. Anemia adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami penurunan jumlah hemoglobin (Hb) di dalam sel-sel darah merah. Tubuh akan mengalami anemia apabila jumlah hemoglobin kurang dari 11%.

Hemoglobin adalah protein yang berada di sel darah merah, memiliki fungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam peredaran darah menuju ke jaringan tubuh. Kekurangan hemoglobin di bawah nilai batas yang telah ditentukan mengakibatkan kerusakan pada kapasitas darah untuk mengangkut oksigen keseluruh tubuh.

Anemia dapat disebabkan karena kekurangan zat besi sehingga tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Konsumsi harian zat besi pada usia dewasa sebesar 65 mg. Selanjutnya, kekurangan vitamin B12 dan folat sehingga tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah yang berfungsi dengan baik.

Dosis harian konsumsi vitamin B12 pada orang dewasa yaitu 1,5 mikrogram dan Asam Folat sebanyak 5 miligram. Selain itu, kehilangan darah berlebihan juga menjadi penyebab terjadinya anemia terkhusus pada remaja putri, karena mengalami siklus menstruasi pada setiap bulan.

Bacaan Lainnya

Dampak umum anemia yang terjadi pada remaja adalah selalu merasa lelah, letih, penurunan fokus yang mengakibatkan penurunan konsentrasi belajar, sering mengalami sakit kepala, kulit menjadi pucat, dan mengalami kondisi pica.

Anemia juga dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kerentanan terinfeksi serta keracunan karena sistem kekebalan tubuh yang menurun. Anemia harus ditangani dengan serius jika tidak dapat meningkatkan angka kematian.

Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, 2003 dan 2018 menunjukkan adanya trend peningkatan prevalensi anemia pada remaja. Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 7,5 juta remaja yang beresiko terkena anemia.

Baca Juga: Anemia pada Wanita dan Pengaruhnya terhadap Anak

Jika angka persentase banyaknya masalah anemia di Indonesia terus meningkat dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat berpengaruh pada Indonesia emas 2045.

Pada satu kasus anak remaja usia 15 tahun yang sedang mengalami masa pubertas, sedang sangat bersemangat untuk mencoba hal baru dan mengeksplorasi jati diri tiba-tiba menjadi hilang semangat, terus-menerus ingin tidur, dan malas berfikir.

Hal tersebut merupakan anemia yang terjadi pada remaja berujung pada penurunan produktivitas. Tanpa disadari banyak remaja Indonesia yang mengalami hal tersebut. Malas adalah salah satu respon dari tubuh remaja yang menandakan terjadinya anemia.

Anemia dapat dicegah dengan mengatur diet atau pola makan sesuai anjuran nutrisi serta membuat jadwal untuk mengatur gizi tubuh. Pemberian tablet Fe pada remaja putri dapat mencegah terjadinya anemia. Pada remaja sangat dianjurkan untuk mengatur pola tidur dengan baik.

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam pencegahan anemia yaitu memberikan edukasi gizi seperti sosialisasi pada setiap tingkatan remaja. Pemanfaatan Unit Kesehatan Mahasiswa pada bidang kesehatan juga dapat dijadikan sebagai cara pencegahan anemia pada mahasiswa.

Baca Juga: Pentingnya Kesehatan Remaja

Permasalahan anemia yang terjadi di Indonesia sangat banyak dan ada pada persentase yang tinggi, karenanya anemia perlu diperhatikan dengan serius terutama pada remaja.

Remaja merupakan generasi yang akan meneruskan bangsa, lakukan pencegahan dengan segera dimulai dari unit paling kecil yaitu diri-sendiri kemudian tularkan kepada orang lain dan jadilah pelopor pencegahan anemia.

Cegahlah anemia untuk Indonesia emas 2045. Pencegahan anemia memerlukan kerjasama yang baik antara Masyarakat ada pemerintah.

Penulis: Nabila Rohis Katlanis
Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses