Deflasi adalah penurunan harga di suatu wilayah, karena berkurangnya jumlah uang beredar, akibatnya daya beli masyarakat menurun. Penurunan harga barang dan jasa atau deflasi membuat konsumen menunda pembelian. Konsumen menunda pembelian karena deflasi dengan harapan harga barang dan jasa akan turun lebih rendah lagi.
Penurunan permintaan terhadap barang dan jasa atau deflasi menyebabkan perlambatan produksi, penurunan keuntungan perusahaan, pengurangan tenaga kerja, peningkatan angka pengangguran dan resesi. Deflasi disebabkan oleh daya beli masyarakat yang merosot, termasuk turunnya jumlah kelas menengah beberapa waktu terakhir.
Deflasi ini menunjukkan adanya penurunan daya beli dan ketimpangan ekonomi yang semakin tajam, dengan konsumsi kelas atas yang tetap stabil sementara kelas menengah bawah semakin kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi pada akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari yang dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia dan mempengaruhi daya beli masyarakat. Indonesia mengalami deflasi lima bulan berturut-turut sejak Mei-September 2024 yang semakin hari semakin turun daya beli masyarakatnya.
Deflasi pada September 2024 menjadi yang terparah dalam lima tahun terakhir, dimana daya beli masyarakat melonjak turun drastis bahkan lebih buruk dibandingkan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya bisa dua hal, yang pertama karena berlebihnya pasokan, dan yang kedua, karena penurunan permintaan yang diakibatkan oleh menurunnya atau daya beli masyarakat serta mengurangi konsumsi.
Baca Juga:Â Pengaruh Inflasi terhadap Perekonomian Indonesia
Sejauh ini, para anasisi menduga bahwa deflasi yang terjadi saat ini disebabkan dari sisi permintaan, yang dimana para konsumen sedang menahan diri untuk tidak konsumtif terutama dari sisi konsumsi makanan. Ketika masyarakat menahan pengeluaran dan mengurangi konsumsi, permintaan terhadap barang dan jasa menurun.
Alasan Indonesia alami deflasi juga dikarenakan penurunan gaji atau upah yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun menyebabkan konsumsi menurun. Itulah mengapa deflasi perlu untuk diwaspadai agar konsumsi dapat terkendali. Deflasi juga berpengaruh terhadap kenaikan angka pengangguran di suatu negara.
Deflasi akan mempengaruhi angka pengangguran dan berdampak buruk pada perekonomian negara. Para pelaku usaha berpotensi mengalami kerugian besar akibat margin keuntungan yang turun drastis dan berakibat meningkatnya angka pengangguran.
Ketika keuntungan terus menurun para pelaku usaha biasanya melakukan upaya untuk menutupi kerugian, baik dengan memangkas kuantitas produksi ataupun memutus hubungan kerja karyawannya (PHK) yang akan meningkatkan angka pengangguran.
Itulah mengapa ketika deflasi terjadi angka pengangguran bisa naik drastis. Pada bulan Januari sampai bulan Juni 2024, BPS mencatat ada sekitar 7.469 orang yang terdampak PHK di Jakarta. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Ketenagakerjaan menyebut dari Januari sampai Juni silam telah terjadi PHK bagi sebanyak 101.536 pekerja di seluruh Indonesia.
Dengan banyaknya masyarakat yang terkena PHK menyebabkan pendapatan mereka berkurang atau bahkan hilang. Dampak PHK akan mengurangi konsumsi terhadap barang dan jasa.
PHK seperti ini pada akhirnya akan membentuk lingkaran setan, karena turunya harga-harga justru disertai dengan masyarakat yang menunda konsumsi, akibatnya permintaan akan menurun dan berdampak pada penurunan jumlah produksi, dengan demikian para produsen akan mengurangi jumlah karyawan untuk meminimalkan biaya produksi.
Dengan keadaan perekonomian yang semakin banyak dilakukan PHK seperti ini perputaran uang di tengah masyarakat akan berkurang, permintaan akan barang pun akan berkurang. Deflasi tidak hanya berdampak pada masyarakat, tetapi juga pada investor.
Bagi para investor deflasi berarti menurunnya nilai investasi, seperti saham dan juga obligasi. Pada akhirnya deflasi akan merugikan bagi perusahaan karena deflasi, investor bisa saja menarik modalnya kembali agar tidak mengalami kerugian yang beruntun. Para investor bisa saja enggan menanamkan modalnya karena prospek keuntungan yang tidak menjanjikan bagi mereka. Karena prospek mendapatkan keuntungan menjadi kurang menarik saat deflasi, investor cenderung menahan diri untuk berinvestasi. Bukan hanya perusahaan besar saja yang terdampak deflasi, para pelaku UMKM juga terdampak.
Konsumen lebih memilih menunda pembelian barang dan jasa karena penurunan harga yang terus berlanjut, yang berdampak pada turunnya penjualan UMKM. Akibatnya penjualan UMKM dapat merosot tajam dibandingkan hari biasa. Stok menumpuk, meningkatkan biaya penyimpanan, dan mengurangi keuntungan UMKM itu sendiri.
Itulah mengapa saat deflasi terjadi pada akhirnya akan banyak pelaku UMKM yang terdampak secara materi. UMKM sebenarnya adalah salah satu usaha yang tidak rentan akan masalah ekonomi, tetapi pada kenyataannya UMKM juga terdampak pada masalah deflasi ini.
Baca Juga:Â Inflasi Terjadi, Apakah Berdampak pada UMKM?
Secara keseluruhan, dampak deflasi pada UMKM sangat tergantung pada kondisi ekonomi makro, jenis usaha, serta cara UMKM mengelola harga dan biaya produksi. Namun, ada juga beberapa dampak positif dari deflasi bagi UMKM, seperti penurunan biaya bahan baku dan biaya produksi barang, yang bisa membantu mengurangi pengeluaran operasional, terutama bagi UMKM yang mengandalkan bahan baku impor.
Keadaan seperti ini sebenarnya dapat menurunkan harga jual barang, tetapi masyarakat akan tetap berpikir bahwa harga akan turun, yang akan berdampak pada UMKM. Maka dari itu diperlukan pendampingan dari pemerintah agar masyarakat dapat meningkatkan konsumsinya yang akan mengurangi dampak deflasi bagi UMKM.
Untuk mendorong masyarakat meningkatkan konsumsi, pemerintah dapat melakukan berbagai bentuk pendampingan dan kebijakan yang bertujuan merangsang daya beli, meningkatkan kepercayaan konsumen, serta mengurangi hambatan dalam konsumsi.
Berbagai pendampingan yang dapat dilakukan pemerintah seperti peningkatan daya beli melalui bantuan sosial (bansos), insentif pajak dan pembebasan pajak, penyuluhan dan edukasi konsumen cerdas, peningkatan kepercayaan konsumen, stimulus ekonomi sektor riil, peningkatan infrastruktur dan layanan publik, program pemberdayaan UMKM, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga keamanan sosial.
Dengan berbagai pendampingan seperti ini, pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk meningkatkan konsumsi mereka secara lebih stabil dan berkelanjutan. Tentunya, langkah-langkah tersebut harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan masyarakat di tiap-tiap daerah agar pendampingan dapat dilakukan dengan maksimal.
Melalui penyesuaian kondisi ekonomi secara lokal ini, pemerintah dapat menciptakan kebijakan atau pendampingan yang lebih tepat dan dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi masyarakat. Pendekatan yang sensitif terhadap kebutuhan akan membuat kebijakan lebih efektif dan berkelanjutan. Karena itu pula deflasi juga berdampak pada pemerintah.
Dampak deflasi bagi pemerintah juga cukup signifikan seperti penurunan pendapatan pajak, meningkatkan beban utang, pertumbuhan ekonomi yang terhambat, peningkatan pengeluaran sosial, kebijakan moneter dan fiskal yang terbatas, mengurangi investasi dan kepercayaan investor, tantangan dalam menjaga stabilitas sosial, pengaruh terhadap kebijakan dan rencana jangka panjang, dan dampak terhadap kebijakan pembangunan.
Penurunan pajak terjadi ketika aktivitas ekonomi melambat, akibatnya, deflasi juga berdampak pada pemerintah seperti berkurangnya pajak penghasilan, baik dari sisi korporasi maupun individu. Oleh karena itu, strategi fiskal yang seimbang perlu diterapkan agar manfaat ekonomi jangka panjang dapat tercapai tanpa mengorbankan stabilitas keuangan negara, yang berdampak pada pengeluaran pemerintah.
Pemerintah perlu berhati-hati dalam menangani deflasi agar tidak memperburuk kondisi ekonomi dan tidak terlalu berdampak pada pemerintah atau keuangan negara. Secara keseluruhan, meskipun deflasi dapat terlihat sebagai hal yang positif dalam jangka pendek (karena harga barang menjadi lebih murah), dampaknya terhadap perekonomian dan pemerintah cenderung negatif jika berlangsung lama.
Jika deflasi berlangsung lama, dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat bisa sangat merugikan. Deflasi yang berlangsung lama dapat memperburuk perekonomian dan menciptakan ketidakpastian, mengurangi investasi dan konsumsi, serta meningkatkan risiko resesi atau depresi ekonomi.
Oleh karena itu, deflasi yang berlangsung lama sering dianggap sebagai masalah ekonomi yang perlu segera ditangani agar tidak merusak stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Jika deflasi hanya berlangsung dalam waktu singkat, dampaknya mungkin tidak sebesar deflasi yang berlangsung lama. Namun, meskipun lebih ringan, deflasi jangka pendek tetap dapat mempengaruhi perekonomian.
Baca Juga:Â Pajak dalam Stabilitas Ekonomi
Apabila deflasi terjadi dalam jangka pendek beberapa hal yang dapat terjadi seperti, peningkatan daya beli konsumen, harapan untuk penurunan harga berkelanjutan, siklus penurunan harga yang sementara, stabilitas ekonomi yang tidak terganggu, pengaruh terhadap utang, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh terhadap sektor ekonomi tertentu, dan stabilitas pasar keuangan.
Secara keseluruhan, jika deflasi jangka pendek, dampaknya mungkin lebih ringan dan dapat diatasi tanpa terlalu banyak gangguan pada perekonomian secara keseluruhan. Namun, jika deflasi jangka pendek disertai dengan ketidakpastian atau ekspektasi deflasi berkelanjutan, hal ini dapat menyebabkan penundaan konsumsi dan investasi yang mempengaruhi ekonomi.
Maka dari itu masalah deflasi tidak boleh disepelekan baik itu dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Karena pada akhirnya kedua keadaan tersebut akan tetap berdampak pada perekonomian negara.
Deflasi dapat berdampak pada perekonomian negara yang dapat menurunkan pendapatan nasional. Keadaan tersebut pada akhirnya akan berdampak juga pada perekonomian masyarakat sebagai akibat dari lesunya perekonomian negara. Tentu lesunya perekonomian negara perlu mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak terutama pemerintah.
Pemerintah dapat melakukan pendampingan dan evaluasi lebih lanjut terkait permasalahan deflasi ini, agar kedepannya diharapkan deflasi dapat berakhir dan daya beli masyarakat kembali meningkat. Dari keadaan deflasi ini diperlukan adanya kolaborasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah untuk membangkitkan kembali keadaan ekonomi negara.
Â
Penulis: Tantri Chumeidyah
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Tidar
Â
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News