Dilema Mahasiswa: Ngekos atau Ngontrak?

Merantau ialah sebutan bagi orang yang berhijrah dari tempat tinggalnya ke daerah yang lain dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman atau hal-hal baru yang tidak didapatkan di kampung halamannya.

Zaman sekarang sudah banyak dan tak terhitung orang-orang yang merantau, terlebih mahasiswa. Mahasiswa banyak yang merantau untuk melanjutkan pendidikan di kota-kota besar dan hidup mandiri.

Sebagian dari kita ada yang hidup bermewah-mewahan dan juga hidup pas-pasan. Mahasiwa yang hidup serba mewah (high class), pasti ia memilih villa, apartemen, hotel dan sebagainya untuk tempat tinggalnya.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Pentingnya Manajemen Keuangan bagi Mahasiswa

Tapi mahasiswa yang hidup pas-pasan, ia lebih baik memilih ngekos ataupun mengontrak dan juga tinggal bersama saudaranya di kota sana.

Menjadi anak perantauan ada enaknya sebab bisa bebas kemanapun ia pergi, pulang larut malam, gada yang ngatur-ngatur dan lainnya pasti kamu juga merasakan bukan?

Gak enaknya menjadi anak perantauan ialah keuangan atur sendiri, makan gada yang masakin, sedih sendiri, apalagi kalau mahasiswa yang kuliahnya di luar kota pasti mengalami culture shock-kan.

Mahasiswa yang memilih untuk melanjutkan studi di luar kota bukan karena ingin bebas dan uang orang tuanya banyak. Tetapi ada beberapa mahasiswa yang saya lihat melanjutkan studi di luar kota karena:

Pertama, pas di SMA mendaftar SNMPTN ia lulus di kampus itu padahal hanya coba-coba, jadi mau gak mau harus diambil. Kedua, tidak mau seperti orang tuanya, dulu untuk sekolah pun susah sebab minim ekonomi.

Ketiga, untuk membangun kampungnya agar tak terlalu keterbelakangan pada pendidikan. Keempat, ada maksud dan tujuan tertentu bagi para mahasiswa yang merantau.

Mahasiswa Perantauan Enaknya Memilih Kos/ Ngontrak?

Rumah kos atau rumah kontrakan pada dasarnya itu kebutuhan para mahasiswa yang tempat tinggalnya jauh dari kampus tempatnya berkuliah, terlebih untuk para MaBa (Mahasiswa Baru) yang bingung mau pilih kos atau ngontrak.

Kebanyakan mahasiswa lebih memilih ngekos karena hemat biaya dan terjaga. Namun ada saja kendala para pencari kos yang dekat dari kampus kuliahnya selalu penuh. Yang lebih malangnya bila mahasiswa perantauan yang mencari kos tak usai dapat sampai perkuliahan aktif.

Hingga ia berpindah-pindah atau menumpang pada temannya yang sudah memiliki tempat tinggal. Kalau disuruh pilih antara ngekos, ngontrak dan tinggal di rumah saudara. Saya lebih memilih untuk ngekos karena kita gak perlu repot ngurus yang lain.

Kalau kita gak mau nyuci, ya tinggal laundry, mager masak tinggal beli makanan siap saji. Ibaratkan kalau kita ngekos itu cuma mengurus diri, belajar dan melakukan aktivitas yang bermanfaat.

Beda kalau kita tinggal di rumah saudara, kita pulang kuliah capek-capek belum tugas kuliah yang sangat banyak, mau gak mau ya harus bantu-bantu namanya juga menumpang harus tau diri. Sedangkan kalau ngontrak biayanya cukup besar dan tidak adanya pengawasan dari bapak/ ibu kontrakan mereka.

Baca Juga: Mempererat Persaudaraan di Tanah Rantau

Lika-Liku Apabila Memilih Salah Satunya

Disini saya memilih kos, nah ngomongin lika-liku menjadi anak kos gak akan ada habis-habisnya. Ada aja hal-hal lucu, konyol, menyebalkan, menyedihkan dan kisah yang tak terlupakan.

Apalagi kalau di kos pasti banyak cerita-cerita tentang makhluk tak kasat mata, mau itu cerita dari si pemilik kos, teman kamar, ataupun tetangga kamar.

Kamu para MaBa (Mahasiswa Baru) pasti memikirkan resmi jadi anak kos itu bisa pulang malam, bebas dari pekerjaan rumah atau familiarnya membabu, bebas pertengkaran kakak-beradik, gak ada lagi yang memarahi kalau kamar kita kotor, mau bangun jam berapun bebas, menu makan bebas pilih sesuai selera, diajak main sama temen langsung cabut tanpa izin-izin lagi, banyak pilihan baju karena bisa pinjam-pinjam, banyak tebengan kalau mau ke kampus, dan gak akan kesepian apalagi kalau mendapat teman kamar yang gokil.

Tapi dibalik itu semua pasti kita juga mengalami kangen rumah karena lamanya di perantauan, bingung dengan adat istiadat di sana, beda makanannya, cara bahasa/ berbicara, pergaulannya, makan mie instan di akhir bulan, jatuh sakit gak dirawat orang tua, dan uang makin menipis karena boros di awal hemat di akhir.

Lika-liku inilah membuat kita belajar banyak hal, yang dulunya manja perlahan mengerti betapa pentingnya menjadi mandiri, mendapat dukungan dari keluarga tentang pendidikan kita, mengerti cara bersosialisai dan berbaur dengan orang lain ataupun berbeda budaya, mengerti caranya menghargai orang lain dan hal-hal lainnya yang bisa dijadikan pelajaran bagi anak kos.

Jadi begitulah rasanya jadi anak kos-kosan, tiap suka duka menjadi bumbu-bumbu kehidupan sehari-hari. Ini pengalaman yang gak akan dialami setiap orang hanya anak perantauan yang mengalami hal-hal seperti itu.

Kelebihan dan Kekurangan Ngekos VS Ngontrak

Rumah kos dan rumah kontrakan keduanya pasti memiliki kekurangan dan kelebihan,        sedikit kita bahas kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan ngekos:

  • Kita mendapatkan teman baru. Teman ini bisa menjadi tempat kita bercerita dari pagi maupun tengah malam;
  • Gak akan ketinggalan berita-berita ter-update dari mahasiswa yang lain;
  • Kita gak bosan karena kalau bosan di kamar bisa ke kamar sebelah;
  • Kita jarang telat ke kampus, sebab kebanyakan kos-kosan itu letaknya dekat dari kampus;
  • Harganya murah ketimbang rumah kontrakan;
  • Dijagain sama pemilik kos;
  • Barang-barang atau alat dapur sudah dipersiapkan sama pemilik kosnya;
  • Full Wifi;
  • Kamar mandi di dalam kamar jadi gak payah antri lagi, tapi tergantung kamu mencari kosnya sih;
  • Kita tidak memikirkan membayar listrik dan air lagi;
  • Menetap dengan waktu yang sebentar tergantung perjanjian dengan pemilik kos.

Kekurangan ngekos:

  • Pertama kali kita mengekos pasti adanya rasa ketidaknyaman karena jauh dari orang tua;
  • Tiap malam nangis, nih biasanya bagi MaBa yang jarang jauh dari orang tuanya;
  • Antrian kamar mandi, kalau kosnya pakai kamar mandi umum;
  • Alat masakan/ alat dapur kotor, karena tidak adanya kesadaran diri;
  • Kamar kos yang tidak memiliki fentilasi (lubang udara), tapi ini tergantung kita memilih kos-kosan ya.

Sedangkan kelebihan kontrakan:

  • Mereka bisa pulang kapan pun tanpa ada yang mengawasi;
  • Biasanya kalau rumah kontrakan di perkomplekan;
  • Banyak tebengan kalau mau jalan-jalan;
  • Bisa gonta-ganti keret;
  • Punya banyak teman baru;
  • Full Wifi;
  • Menetap dengan waktu yang lama.

Kekurangan kontrakan :

  • Biaya sewa yang mahal;
  • Kamar mandi yang antrian;
  • Memikirkan biaya listrik, air, dan wifi;
  • Tidak dilengkapi perabotan rumah tangga;
  • Tidak diawasi sama pemilik rumah;
  • Kalau ada kerusakan dari rumah itu seperti penyumbatan saluran air, kita sendiri yang meperbaikinya, berbeda sama mengekos;
  • Jauh dari lokasi kampus kita.

Jadi buat kamu para MaBa (Mahasiswa Baru) ataupun orang-orang yang sedang mencari kos dan kontrakan, saran saya yang pertama, kalian harus menetapkan budget terlebih dulu agar tak payah orang tuamu memberikan biaya untuk menyewa kos-kosan ataupun kontrakan.

Kedua, lihat fasilitas apa saja yang ada di kos dan kontrakan tersebut karena semakin lengkap fasilitasnya semakin mahal juga biayanya. Ketiga, lihat lokasinya jauh atau tidak dari kampusmu.

Kalau jauh berapa lagi ongkos untuk bolak-balik ke kampusnya usahakan cari kos atau kontrakan yang mudah dijangkau dari kampus dan tempat strategis yang dekat dari jalan raya serta keramaian. Keempat, minta recommended dari senior yang sudah berpengalaman.

Penulis: M Farhan Tsalitsul Abror
Mahasiswa UNS

Editor: Ika Ayuni Lestari

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI