Di era milenial, perkembangan teknologi membawa berbagai kemudahan dalam menjalin komunikasi, salah satunya melalui media sosial.
Kehadiran media sosial memungkinkan seseorang untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman, dan komunitas, meskipun berada di tempat yang berjauhan.
Dalam konteks Islam, aktivitas menjaga hubungan atau silaturahmi memiliki tempat yang sangat penting, bahkan dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah yang membawa keberkahan.
Makna silaturahmi secara bahasa berasal dari kata ‘shilah’ yang berarti hubungan, dan ‘rahim’ yang merujuk pada kasih sayang atau hubungan kekeluargaan.
Dalam Islam, silaturahmi tidak hanya terbatas pada hubungan keluarga, tetapi juga mencakup hubungan dengan sesama manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan pentingnya menjaga silaturahmi sebagai salah satu jalan menuju keridhaan Allah.
Tentunya perintah untuk melakukan silaturahmi terdapat dalam beberapa hadis Nabi, berikut adalah beberapa contoh hadis tentang silaturrahmi:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan baik dengan sesama tidak hanya memberikan manfaat ukhrawi, tetapi juga mendatangkan keberkahan duniawi.
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : “لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ” يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Jubair bin Muth‘im Radiyallāhu ‘anhu ia berkata: Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang pemutus”, yaitu pemutus tali kekerabatan. (HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan hadis ini mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan pentingnya menjaga hubungan, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Dengan hadirnya media sosial, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan lainnya, umat Islam memiliki sarana baru untuk memperluas dan memperkuat silaturahmi.
Media sosial memungkinkan komunikasi yang lebih mudah, cepat, dan efisien. Namun, penting untuk memahami bahwa penggunaan media sosial untuk silaturahmi harus tetap mengikuti etika dan ajaran Islam. Silaturahmi juga memiliki banyak manfaat, antara lain:
Menjaga Hubungan dengan Keluarga Jauh
Media sosial memudahkan seseorang untuk tetap berkomunikasi dengan keluarga atau saudara yang tinggal di tempat yang jauh. Sebagai contoh, seseorang dapat berbagi kabar, foto, atau video untuk tetap saling terhubung.
Menyebarkan Kebaikan dan Dakwah
Media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk menyebarkan nilai-nilai positif, termasuk ajaran Islam. Dengan berbagi hadis, kata-kata motivasi, atau kisah inspiratif, seseorang dapat memperluas silaturahmi sekaligus berdakwah.
Mempererat Persahabatan
Selain keluarga, media sosial juga menjadi tempat untuk menjaga hubungan baik dengan teman-teman lama, baik dari sekolah, kuliah, maupun rekan kerja.
Baca Juga: Apakah Silaturahmi dapat Memperpanjang Umur?
Silaturahmi tentu juga memiliki etika, agar silaturahmi melalui media sosial tetap bernilai ibadah, ada beberapa etika yang perlu diperhatikan:
Hindari Menyebarkan Hal Negatif
Jangan menyebarkan berita bohong, fitnah, atau ujaran kebencian yang dapat merusak hubungan.
Jaga Privasi Orang Lain
Tidak semua hal layak untuk dibagikan. Menghormati privasi adalah bagian dari menjaga keharmonisan hubungan.
Sampaikan Pesan dengan Santun
Dalam berkomunikasi, gunakan bahasa yang baik dan sopan agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
Penulis: Muhammad Izza Akhsin S
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadits, Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News