Fenomena Perbedaan tentang Jatuhnya Tanggal 10 Dzulhijjah

sumber Ig: wm.photogallery

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan empat (arba’atun hurum) yang dimuliakan oleh Allah SWT, yang di dalam Al-Qur’an  (surat At-Taubah: 36) yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan juga bulan Rajab. Tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya diperingati sebagai hari raya Idul Adha oleh umat Islam di seluruh dunia.

Dalam perayaan ini, umat Islam biasanya melaksanakan salat Ied bersama-sama seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah itu, dilakukanlah penyembelihan hewan kurban. “Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah),” demikian Allah memerintahkan dalam surat Al-Kautsar ayat 2.

Tapi, tahukah kalian bagaimana sebenarnya sejarah Idul Adha itu? Idul Adha adalah sebuah hari raya Islam yang diperingati dengan peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah. Sembelihan itu sendiri lalu diganti oleh Allah dengan seekor domba.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Hari Raya Kurban Berkah bagi Semua

Memasuki 10 awal Dzulhijjah yang penuh keagungan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah. Dzulhijjah termasuk di antara bulan yang diberikan keutamaan di dalamnya. 

“Wajib bagi seorang Muslim untuk memanfaatkan umur dan waktunya sebaik mungkin. Memperbanyak dan memperbagusi ibadah serta amalan hingga maut menjemput, lebih-lebih pada bulan dan hari yang penuh dengan keutamaan,” kata Pimpinan Pesantren Al Furqon Al Islami Gresik, Ustadz Abu Ubaidah Yusuf, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Jumat (1/7/2022).   

Lantas, kapan Idul Adha 2022? Adakah potensi perbedaan perayaan Idul Adha 2022?

Ada potensi beda

 Profesor riset astronomi dan astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan, terdapat potensi perbedaan perayaan Idul Adha tahun ini yang terlihat dari analisis garis tanggal.

 “Garis tanggal dibuat dengan menggunakan kriteria yang berlaku di masyarakat,” kata Thomas kepada Kompas.com, Senin (6/6/2022).

Saat ini, terdapat dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia, yaitu kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS. Thomas menjelaskan, kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah berdasarkan pada kondisi bulan yang terbenam setelah matahari.

Baca Juga: Kurban Wujud Cinta Tuhan dan Kemanusiaan

Artinya, tidak melihat pada berapapun ketinggian hilal, selama berada di atas ufuk saat matahari terbenam. Sementara kriteria baru MABIMS, berdasarkan pada batasan minimal terlihatnya hilal atau visibilitas hilal.

Adapun MABIMS adalah kepanjangan dari Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Kesepakatan baru MABIMS, hilal dinyatakan dengan elongasi (jarak sudut Bulan-Matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

Kriteria baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan beberapa ormas (organisasi masyarakat) Islam,” tutur Thomas.

Posisi hilal pada 29 Juni 2022

Saat maghrib 29 Juni 2022, posisi Bulan di Indonesia sudah berada di atas ufuk. Artinya, imbuh Thomas, kriteria wujudul hilal telah terpenuhi.

Itu sebabnya Muhammadiyah di dalam maklumat menyatakan 1 Dzulhijah 1443 H jatuh pada 30 Juni 2022 dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022,” kata profesor yang juga anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag ini.

Baca Juga: Melatih Anak Cinta kepada Allah dengan Mengambil Pelajaran Kisah Nabi Ibrahim dari Berkurban

 Dia mengatakan, hari libur nasional yang menyatakan Idul Adha 1443 H jatuh pada Juli 2022, didasarkan pada kriteria lama MABIMS. Kriteria lama MABIMS sendiri mengharuskan ketinggian minimal 2 derajat dan elongasi 3 derajat atau umur bulan 8 jam.

Sementara itu, garis tanggal kriteria baru MABIMS menunjukkan bahwa di Indonesia pada saat maghrib 29 Juni 2022, tinggi bulan umumnya kurang dari 3 derajat dan elongasi kurang dari 6,4 derajat. Artinya, kata Thomas, hilal terlalu tipis untuk dapat mengalahkan cahaya senja yang masih kuat.

“Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat (diamati),” imbuh Thomas menjelaskan. Adapun secara hisab imkan rukyat atau visibilitas hilal, menunjukkan bahwa 1 Dzulhijah 1443 H akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022.

“Konfrmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang isbat awal Dzulhijah 1443 H,” ujar Thomas. Dari data dan  penelitian yang ada di atas perbedaan tentang jatuhnya tanggal 10 Dzulhijjah terdapat perbedaan pendapat antara pemerintah dan Muhammadiyah mulai dari penetapan tanggal satu Dzulhijjah hingga penetapan hari raya Idul Adha.

Maka dari itu artikel ini dibuat untuk mengetahui fakta tentang perbedaan penetapan terhadap tanggal 10 Dzulhijjah/ penetapan hari raya Idul Adha bagi umat muslim yang ada di Indonesia.

Penulis:  Muhamad Alief Abbyan Mulya
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.