Kandang Menjangan: Tempat Berburu Para Raja Yogyakarta

Kandang Menjangan Tempat Berburu Para Raja Yogyakarta

Kandang Menjangan atau biasa dikenal dengan Panggung Krapyak adalah tempat dimana para raja-raja Kasultanan Yogyakarta berburu. Kandang Menjangan digunakan oleh para raja sebagai tempat untuk mengintai binatang buru,khususnya rusa atau menjangan.

Tempat ini berada di Kalurahan Panggungharjo, Kapanéwon Sewon Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta , lebih tepatnya sebelah selatan Keraton Ngayoygyakarta Hadiningrat.

Menurut berbagai sumber dan penduduk setempat, Kandang menjangan berusia ratusan tahun. Dahulu tempat ini adalah hutan lebat dimana banyak binatang yang berkeliaran, tidak heran jika tempat ini dulu sering digunakan para raja untuk berburu.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca juga: Sultan Iskandar Syah Zulkarnain: (RAS Farquhar Malay 01) Undang-Undang Raja Melaka

Tempat ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubawana I sekitar tahun 1760 sebagai pos berburu sekaligus tempat pertahanan diri dari hewan buas. Raden Mas Jolang yakni raja ke-2 Kerajaan Mataram, adalah salah satu raja yang gemar berburu dan memanfaatkan Hutan Krapyak ini.

Dilihat dari sisi struktur bangunannya, beberapa orang menduga bahwa Kandang Menjangan juga digunakan sebagai pos pertahanan. Konon, dari tempat ini gerakan musuh dari arah selatan bisa dipantau sehingga bisa memberikan peringatan dini kepada Kraton Yogyakarta bila terjadi serangan. Para prajurit secara bergantian ditugaskan untuk berjaga di tempat ini, sekaligus berlatih berburu dan melatih kemampuan berperang.

Bangunan Panggung Krapyak memiliki bentuk persegi empat seluas 17,6 m x 15 m. Kemudian dindingnya terbuat dari batu bata  yang dilapisi semen cor dan tersusun ke atas setinggi 10 m.

Baca juga: Adat Segala Raja-Raja Melayu

Setiap sisi bangunan memiliki satu buah pintu dan dua buah jendela. Pintu dan jendela itu hanya berupa sebuah lubang, tanpa penutup. Bagian bawah pintu dan jendela berbentuk persegi tetapi bagian atasnya melengkung.

Sekilas, bangunan ini menciptakan suasana nyaman dan tenang yang diperoleh raja, bahkan saat berburu. Sekaligus membuat raja berburu dengan rasa nyaman dan aman, leluasa mengintai tanpa perlu takut atau khawatir diserang oleh hewan buas ketika berburu.

Jika dilihat dari sisi simbolis dan filosofis, Kandang Menjangan ini memiliki makna sebagai awal dimana manusia dilahirkan dari Rahim seorang ibu atau bisa juga bermakna benih awal manusia.

Jika ingin berkunjung ke situs bersejarah ini kalian tidak perlu mengeluarkan biaya masuk, dan sebaiknya berkunjung ketika hari masih terang. Kandang Menjangan ini menjadi salah satu bukti situs bersejarah yang memiliki makna unik serta cerita menarik dibalik pembangunannya.

Penulis: Daffa Satria Wibowo
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI