Film Jumbo yang diproduksi hampir 5 tahun akhirnya dirilis pada tanggal 31 Maret 2025. Dengan kurang lebih 400 kreator Indonesia berkontribusi dalam pembuatan film ini.
Film Jumbo berhasil meraih prestasi dan menjadi film terlaris se-Asia Tenggara. Film animasi ini berhasil meraih 9.474.665 penonton selama 43 hari penayangan di layar lebar. Setelah penayangan di Indonesia film Jumbo akan tayang di 17 Negara terutama Asia Tenggara.
Mengutip dari Deadline, film garapan sutradara Ryan Adriandhy ini menjadi film animasi yang berhasil mengalahkan film Mechamato dari Malaysia dengan keuntungan 8 juta dollar AS atau setara dengan 134 Miliar Rupiah.
Sungguh sebuah kebanggaan bagi para kreator yang sudah bekerja keras, bahkan sang sutradara mengucapkan banyak terima kasih kepada penonton seperti yang ia tulis pada sosial media pribadinya.
“None of these makes any sense. La Hawla Wa La Quwwata Illa Billah. I’d just stop making sense and just take it all into feelings, affirm, that I’m grateful. For the opportunity, the love, the support. Thank you #BuzzerJUMBO. So much. Have a nice weekend, you lovelies.”
Film ini juga menjadi film panjang animasi pertama bagi Visinema Studios dari cerita orisinal. Ide pembuatan film ini muncul pada tahun 2019 yang kemudian dikembangkan di tahun 2020 hingga akhirnya rampung di tahun 2025 dan bisa dinikmati oleh penonton.
Hampir 20 studio kreatif asal Indonesia terlibat dalam pembuatan film ini dan tersebar di seluruh kota besar.
Para kreator yang terlibat sudah memiliki pengalaman untuk mengerjakan proyek internasional sehingga tidak akan diragukan hasil karyanya.
Pada masa pandemi film ini diproduksi mulai dari proses penulisan naskah, storyboard, dan pengisi suara.
Banyak artis-artis Indonesia yang menjadi pengisi suara untuk film ini dan salah satunya adalah Prince Poetiray sebagai pengisi suara Don yang ternyata film ini juga menjadi debut pertamanya di dunia perfilman.
Sulitnya pembuatan film Jumbo terlihat dari bagaimana proses yang memakan waktu sangat lama, perlu proses satu-persatu untuk penampilan pada gambar.
Setiap elemen dalam gambar menampilkan detail yang unik, termasuk seni konsep, set 3D, dan hasil akhir. Penelitian dan pengumpulan referensi sangat penting dalam proses ini agar aset terlihat sesuai, seperti bagaimana bentuk ubin keramik yang sesuai dengan dunia Don dan agar aset 3D dapat direpresentasikan dengan lebih akurat dan lebih detail, maka konsep yang dibuat harus kuat dan bagus.
Pada proses awal film ini yang didahulukan yaitu perekaman suara dibanding animasinya, sehingga para kreator harus menyesuaikan animasi dengan suara yang dihasilkan.
Selain itu, kunci dari suksesnya sebuah animasi yaitu animator sebagai pendongeng agar konsep-konsep yang sudah ditentukan dapat dirasakan oleh penonton.
Banyak pula penonton yang bertanya dan penasaran mengapa Visinema Studios harus membuat film animasi dibanding film live action? dan pertanyaan ini ditanggapi oleh sang produser Visinema Studios pada seminar di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
“Kenapa animasi? karena kami percaya bahwa animasi adalah jembatan dari tradisi, budaya yang bisa diwujudkan dalam inovasi. Inovasi teknologi, kecanggihan saat ini, tetapi kami tetap bisa menyampaikan sesuatu yang kaitannya dengan budaya tentang memori kita dengan pengalaman hidup kita dan itu bisa diwujudkan dalam medium animasi,” ujar Novia Puspa Sari, Kamis (8/5/2025).
Film animasi Jumbo mengusung tema keluarga, persahabatan, kebersamaan dan keberanian yang bisa dinikmati oleh anak-anak dan orang dewasa.
Dalam film Jumbo kita akan mendapatkan banyak pesan-pesan kehidupan dan mengingat kembali bagaimana serunya kehidupan pada masa anak-anak.
Pada masa itu hanya bermain yang kita tahu dan tidak terpikirkan bagaimana hidup ini akan berjalan nantinya.
Kita perlu berbangga diri karena ternyata di Indonesia banyak kreator hebat yang karyanya bisa mengalahkan kreator luar.
Kita juga harus terus mendukung kreator-kreator Indonesia agar mereka dapat membuat karya-karya hebat lainnya.
Film animasi Jumbo ini juga menjadi dedikasi dan semangat para kreator Indonesia untuk terus berkarya dan membangun industri animasi di Indonesia semakin maju.
Dari kesuksesan film Jumbo juga dapat menjadi inspirasi bagi para generasi muda untuk percaya diri atas kemampuan yang dimiliki terutama yang memiliki impian untuk menjadi kreator.
Penerimaan Diri
Don sang karakter utama yang memiliki tubuh gemuk sering mendapatkan perundungan dari teman-temannya, bagaimana ia sering dipanggil “jumbo” karena bentuk badannya dan gerakannya yang lambat menjadi alasan mengapa ia mendapatkan perundungan.
Ia sering kali tidak diajak untuk bermain bola kasti karena jika ada Don maka tim mereka akan kalah. Oleh sebab itu, Don merasa tersingkirkan dan rendah diri.
Don juga sering mendongeng dan teman-temannya merasa bosan karena dongeng yang ia ceritakan selalu diulang-ulang.
Don juga memiliki sebuah buku dongeng hasil peninggalan orang tuanya yang sangat ia sayangi. Dengan segala rundungan tersebut Don bisa mendapatkan kepercayaan diri dengan mengikuti sebuah perlombaan pentas seni di Kampung Seruni.
Dengan bantuan Nurman, Mae, dan Meri, Don memerankan sebuah drama panggung yang terinspirasi dari buku dongengnya, walaupun sebelum ia mementaskan dongeng tersebut bukunya sempat hilang karena seorang pengganggu, tetapi ia terus berusaha hingga akhirnya ia mendapatkan juara.
Film ini mengajarkan kita bahwa kita harus selalu percaya diri dan menerima segala kekurangan yang ada di hidup ini.
Baik buruknya hidup harus selalu kita terima, teruslah berusaha untuk menerima lebih dari ketidaksempurnaan, juga perlu kekuatan batin untuk terus bertahan di segala ketidakadilan hidup ini.
Dampak positif dari film ini sungguh menakjubkan, bagaimana seseorang dapat memiliki semangat hidup dan memulai kehidupan dipenuhi rasa percaya diri setelah menonton Jumbo.
Baca juga: Faktor-Faktor yang Menjadikan Film 2nd Miracle Cell No 7 Layak untuk Ditonton
Peran Keluarga dan Sahabat dalam Pertumbuhan Anak
Don yang hidup berdua dengan Neneknya selalu mendapatkan kasih sayang yang cukup, bahkan saat orang tuanya tiada, ia tetap disayang dengan diberi sebuah buku dongeng untuk selalu menemani hari-harinya.
Tak hanya Neneknya yang sayang kepada Don, tetapi teman-temannya yaitu Nurman dan Mae yang selalu menemani dan memberi dukungan kepada Don.
Memiliki keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung menjadi sebuah anugerah terbesar, karena tidak semua anak dapat memilikinya. Bahkan, Atta karakter yang diceritakan selalu merundung Don juga iri kepadanya, karena Don memiliki keluarga dan teman-teman yang sayang dan baik padanya.
Atta hanya tinggal bersama abangnya, tetapi bukan berarti abang Atta tidak sayang kepadanya hanya saja ia iri karena kehidupan yang dijalani Don sangat nyaman tak seperti dirinya.
Menurut dosen psikologi Universitas Gadjah Mada “perundungan adalah masalah nyata yang kompleks pada lingkungan anak-anak.
Baik pelaku maupun korban perundungan berpotensi mengalami masalah kesehatan mental di kemudian hari. “Anak yang menjadi pelaku perundungan biasanya juga bukan tanpa sebab, banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari pola asuh negatif, pengalaman masa lalu sebagai korban, hingga lingkungan sosial yang tidak sehat,” jelas Wulan (21/4/2025).
Meskipun Don mendapatkan perundungan, tetapi ia tetap bisa percaya diri dan ceria karena ia mendapatkan dukungan emosional yang baik dari lingkungan sekitarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan perundungan harus dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pola asuh yang baik dan lingkungan yang positif, karena anak-anak sangat membutuhkan kasih sayang dan cinta yang penuh dari keluarga terutama kedua orang tua.
Makna Menyentuh pada Soundtrack Film Jumbo
Tak hanya ceritanya saja yang memiliki banyak makna, tetapi juga latar musik pada film ini mengandung banyak sekali makna yang relate bagi generasi muda. Salah satu original soundtrack yang sering diputar saat ini yaitu “Selalu Ada di Nadimu” yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari, tetapi selain dinyanyikan oleh BCL lagu ini juga dinyanyikan oleh Prince Poetiray dan Quinn Salman.
Lagu yang digarap oleh Laleilmanino ini memiliki ide yang berasal dari pengalaman pribadi dan kemudian diubah menjadi lirik-lirik indah. Lirik lagu ini berdasarkan dari tumbuh kembang anak-anak.
Lirik pada lagu ini memiliki makna mendalam karena pemilihan kata yang kuat dan sangat puitis. Dari lirik ini juga mengajarkan kita bahwa cinta tak hanya digambarkan secara fisik, tetapi secara emosional.
Selain lirik yang indah dan bermakna, lagu ini juga dibalut melodi dan aransemen yang lembut dan sangat indah. Bunga Citra Lestari juga pandai menyanyikan lagu ini sehingga makna yang ingin disampaikan jelas dan vokal yang disajikan terdengar tulus.
Ada salah satu lirik yang mungkin relate bagi anak-anak yang saat ini sudah tumbuh menjadi orang dewasa.
Kala nanti badai ‘kan datang
Angin akan buat kau goyah
Maafkan hidup memang ingin kau
Lebih kuat
Lirik di atas menjelaskan bahwa setiap permasalahan yang ada di hidup ini ingin menjadikan kita manusia kuat, manusia yang bisa bertahan dari segala keterpurukan.
Mungkin jika kita tak mendapatkan masalah kita tak akan tahu bagaimana harus bertindak dan menyelesaikan masalah.
Lirik ini mungkin jika dibaca sekilas seperti tulisan biasa, tetapi bagi sebagian orang lirik ini memiliki makna yang mendalam, bahkan lirik ini bisa membuat mereka menangis.
Mengutip dari Kumparan, Nino salah satu penulis dari lagu ini juga menyampaikan sudut pandangnya bahwa lirik pada lagu ini yaitu ingin menyampaikan pesan dari mendiang ayahnya.
“Bahwa dunia memang tak selalu ramah. But it’s okay to not be okay. Sedih itu ada agar kita menghargai bahagia. Dan percayalah, langkah kita akan selalu dilindungi oleh doa-doa semua orang yang menyayangi kita,” ucap Nino (7/5/2025).
Fakta menarik dari lagu ini juga berada pada setiap awal lirik yang membentuk kalimat “Kami Akan Selalu ada di Nadimu” dan tanggapan Nino yang disampaikan melalui akun Instagram pribadinya bahwa pembuatan lirik ini berasal dari ia yang memikirkan pesan apa yang ingin disampaikan orang tua kepada anaknya ketika mereka sudah tiada dan tak dapat menemani anak-anaknya.
“Dimulai dari penyusunan akrostik atau anagram “Kami Akan Selalu Ada di Nadimu”. Selanjutnya saya menyusun lirik dari huruf depan tiap-tiap baris dengan pesan dan makna yang ingin disampaikan, tanpa sebuah pengulangan, selayaknya berdongeng,” ungkap Nino (7/5/2025).
Lagu “Selalu Ada di Nadimu” saat ini sudah banyak dicover dan mendapatkan respon baik dari masyarakat. Respon dari para orang tua juga sangat bagus, karena menurut mereka dengan adanya lagu “Selalu Ada di Nadimu” anak-anak memiliki lagu dan anthem yang sesuai dengan makna yang baik dan dapat dipahami.
Laleilmanino merasa haru dan bersyukur karena begitu banyak masyarakat yang menyukai lagu tersebut. Sebuah penghargaan yang besar bagi mereka karena dapat berpartisipasi untuk membuat lagu tema film Jumbo.
Film Jumbo memberikan animasi yang memukau dengan visual yang hidup dan aksen daerah yang asli, seperti permainan tradisional dan setting khas Indonesia.
Baca juga: Dunia Film: Transformasi Teknologi dan Dampaknya bagi Penikmat Film
Selain menghibur, film ini juga memberi pelajaran hidup yang berharga tentang empati, keberanian, dan kekuatan mimpi.
Film ini menjadi bukti bahwa animasi berkaliber tinggi, menarik secara emosional, dan relevan secara global dapat diproduksi di Indonesia dengan kreator-kreator lokal yang kita miliki.
Penulis: Salsabila Askia
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News