Di kalangan masyarakat kini jenis produk olahan pangan sangat banyak diminati, terutama dengan tekstur yang kenyal dan chewy.
Dengan itu Talas Beneng (Xanthosoma undipes) kini semakin dikenal bukan hanya sebagai bahan pangan alternatif, tetapi juga sebagai sumber glukomanan, sejenis serat alami yang memiliki banyak manfaat.
Glukomanan merupakan senyawa yang mampu menyerap air dalam jumlah besar dan membentuk gel, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengental, pembentuk tekstur, hingga suplemen kesehatan.
Kandungan ini menjadikan talas beneng sebagai tanaman bernilai tinggi yang berpotensi dikembangkan dalam berbagai industri, khususnya pangan dan farmasi.
Hal tersebut pun sesuai dengan pernyataan Hairunnisa (2024) bahwa terdapat 15,78% kadar glukomanan dari tepung talas beneng dengan konsentrasi etanol 60%.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa glukomanan dari talas beneng dapat digunakan sebagai agen gelling alami dalam pembuatan berbagai produk makanan, seperti permen jelly, mi, hingga makanan bebas gluten.
Baca Juga:Â Alginat, Hidrokoloid Alami dari Rumput Laut yang Wajib Diketahui!Â
Sifatnya yang dapat membentuk tekstur kenyal dan stabil membuatnya bisa menjadi alternatif alami untuk menggantikan gelatin atau bahan pengental buatan lainnya.
Selain itu, glukomanan ini juga memiliki daya larut yang baik, sehingga mudah diaplikasikan dalam berbagai jenis produk pangan.
Dalam penelitian Kusumaningsih et al., (2024) menyatakan bahwa sebagai serat makanan hidrokoloid non-ionik yang larut dalam air, glukomanan memiliki banyak efek kesehatan yang baik dan akan membentuk suatu gel yang lembut ketika dicampur dengan air.
Tak hanya bermanfaat dalam industri makanan, glukomanan talas beneng juga bermanfaat bagi kesehatan.
Serat ini diketahui mampu membantu menurunkan kadar kolesterol, mengontrol gula darah, dan meningkatkan rasa kenyang lebih lama, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes atau mereka yang menjalani program diet sehat.
Baca Juga: Ken’ Deo: Solusi Alternatif Deodoran Alami dari Tawas
Hal tersebut sudah terbukti dengan adanya beberapa penelitian yang telah mengevaluasi manfaat kesehatan glukomanan yang telah menunjukkan bahwa glukomanan dapat menurunkan keadaan hiperglikemia, menurunkan kolesterol darah, dan melancarkan frekuensi buang air besar (Devaraj et al., 2019).
Banyak produsen suplemen kini mulai melirik glukomanan sebagai bahan utama dalam produk-produk pelangsing dan pengontrol berat badan.
Melihat besarnya potensi ini, para petani dan pelaku usaha mulai tertarik untuk membudidayakan talas beneng dalam skala yang lebih luas.
“Saat ini permintaan terhadap bahan baku alami seperti glukomanan semakin meningkat, terutama dari industri makanan sehat dan farmasi. Ini menjadi peluang besar bagi petani lokal untuk meningkatkan pendapatan mereka,” ujar seorang peneliti dari lembaga pertanian setempat.
Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya bahan pangan alami dan fungsional, glukomanan dari talas beneng diprediksi akan semakin diminati di pasar global.
Baca Juga:Â Keindahan Merah Alami: Rahasia Pigmen Antosianin dalam Sirup Bunga Rosella
Diharapkan dengan dukungan penelitian dan inovasi yang terus berkembang, pemanfaatan talas beneng dapat diperluas, sehingga memberikan manfaat ekonomi sekaligus mendukung gaya hidup sehat bagi masyarakat luas.
Penulis: Diva Ayu Anisa
Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Daftar Pustaka
Devaraj, R. D., Reddy, C. K., and Xu, B., 2019. Health-Promoting Effects of Konjac Glucomannan and Its Practical Applications: A Critical Review. International Journal of Biological Macromolecules, 126, 273–281. https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2018.12.203.
Hairunnisa, L. 2024. Ekstraksi dan Karakterisasi Glukomanan Talas beneng (Xanthosoma undipes K.Koch) dengan Perbedaan jenis Bahsan dan Konsentrasi Etanol. Skripsi.
Kusumaningsih, T., Prahastiwi, M. P., dan Suryani, V. 2024. Pengaruh Variasi Konsentrasi Gliserol pada Ekstraksi Glukomanan dari Umbi Porang (Amorphophallus oncophyllus). ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia. Vol. 20(1): 138-150.
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News