Hedonisme dalam Perkembangan Luxury Fashion

Hedonisme
Hedonisme (Sumber: Penulis)

Perkembangan didalam dunia modern merupakan hal yang wajar dan baik guna menjawab kebutuhan masyarakat dalam kesehariannya.

Perkembangan tersebut dipicu oleh adanya globalisasi dan salah satu hal yang berkembang dari hal tersebut adalah industri fashion.

Fashion adalah sebuah kata lain untuk gaya populer yang biasanya digunakan untuk menyebutkan suatu pakaian, sepatu, atau aksesori.

Bacaan Lainnya
DONASI

Dengan perkembangan fashion, seluruh masyarakat pastinya berusaha untuk mengikuti arus agar tidak ketinggalan dalam perubahan fashion yang dinamis.

Perkembangan fashion ini juga merupakan akibat dari globalisasi. Mayoritas kemajuan fashion yang terjadi, terjadi di negara asing yang nantinya masuk ke dalam budaya negara kami.

Kemajuan fashion ini termasuk dalam ruang lingkup globalisasi bidang ekonomi dan bidang sosial budaya.

Kemajuan teknologi dapat menjadi suatu faktor dalam perkembangan fashion karena melalui media massa, orang-orang dapat melihat berbagai keberagaman pakaian dari berbagai negara dengan perbedaan merek.

Warga negara Indonesia yang melihat barang-barang tersebut mendapat berbagai kemudahan untuk memperolehnya karena terdapat perkembangan dalam sektor pengiriman barang.

Dengan globalisasi dalam dunia fashion dapat membuat suatu kebiasaan masyarakat yang membeli barang dari luar negeri dan mengikuti budaya luar negri.

Dalam keseharian, banyak jenis fashion yang merajalela di masyarakat dan memiliki nilai yang berbeda beda. Dengan berbagai jenis fashion yang ada, orang orang dapat memilih dan dapat menciptakan suatu konsep baru.

Salah satu perkembangan yang ada dalam dunia fashion adalah terciptanya sebuah hirarki pada brand fashion. Hirarki ini biasanya disebut sebagai ‘Fashion Pyramid’.

Fashion pyramid ini merupakan ilustrasi segmentasi merek fashion dengan merek termahal selalu berada di urutan teratas, hal tersebut biasanya kita sering dengar dengan istilah mewah fashion.

Luxury Fashion menjadi hal yang penting dalam peradaban manusia karena brand tersebut ditujukan pada konsumen yang mampu membeli barang dengan nominal yang besar.

Beberapa mewah fashion yang banyak diminati masyarakat adalah produk yang berasal dari Eropa seperti Coach, Louis Vuitton, Chanel, Prada, Hermes, dll. Produk yang banyak diminati dari brand tersebut adalah tas, sepatu, dompet, dan jam tangan.

Brand tersebut banyak diminati oleh banyak kalangan karena mereka memiliki nama yang bagus di reputasi fashion.

Dengan nama yang bagus, mereka dapat menjual dengan harga yang tinggi dengan konsumen yang mengikuti.

Selain itu, kelangkaan juga menjadi kunci dalam pemasaran banyak mewah brand karena secara psikologis dengan adanya kepemilikan akan suatu produk yang langka akan menambahkan status sosial dalam masyarakat.

Perbedaan pendapatan dalam masyarakat Indonesia menjadi kunci dalam pembelian barang mewah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Tioni Asprilia dan Azhar El Hami dalam jurnalnya yang berjudul “Persepsi Nilai Mewah pada Konsumen Tas Branded Kajian Nilai Budaya di Indonesia”.

Rata-rata penduduk di Indonesia yang mampu membeli barang mewah memiliki pendapatan dikisaran 8.000.000 hingga 100.000.000.

Data ini menunjukan bahwa konsumen dari pembelian barang mewah merupakan masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi menengah ke atas.

Dengan kemampuan ekonomi tersebut mereka  dapat membeli barang yang mereka inginkan dan menjadi pengaruh dalam reputasi fashion di lingkungan sekitar.

Harga yang tinggi merupakan ciri dari suatu barang bermerek. Hal ini dapat disebabkan karena biaya pembuatan yang tinggi, biaya pajak, dan nama brand yang dimiliki.

Harga yang tinggi menjadi suatu tantangan dalam masyarakat untuk memperoleh barang tersebut. Orang-orang merasa bahwa hal tersebut merupakan sebuah patokan akan fashion yang harus dimiliki agar tidak tertinggal dengan perkembangan.

Mereka mengikuti trend-trend agar terlihat keren, bagus dan bisa berbaur dengan yang lain. Orang yang tidak mengikuti trend akan terlihat aneh dan berbeda dari teman-temannya ataupun masyarakat yang mengikuti trend.

Masyarakat melakukan berbagai hal agar dapat mencapai barang-barang tersebut namun, banyak orang melakukan aktivitas belanja ini dengan jumlah yang berlebihan.

Perilaku hedonisme pun muncul karena orang-orang memilih kesenangan dalam memperoleh barang-barang tersebut tanpa memandang kebutuhan.

Perilaku hedonisme biasanya dilakukan dengan ketiadaan tujuan yang jelas dan hanya dilakukan untuk mencapai sebuah kebahagiaan yang bersifat sementara.

Hal ini mencerminkan perilaku masyarakat yang melakukan pembelian barang-barang mewah bukan karena kegunaannya tetapi karena keinginan barang tersebut guna kesenangan pribadi.

Kebiasaan belanja berlebihan ini biasa ditemukan pada sebagian masyarakat yang menetap di kota besar.

Rata-rata penghuni kota besar merupakan orang-orang yang cukup mampu dan berorientasi kepada kebutuhan individu dan tidak terlalu mengikuti pengaruh kelompok sosial di sekitar mereka.

Sikap individualistik ini yang sering memunculkan keinginan untuk memuaskan kesenangan pribadi dan salah satu cara mencapai kepuasan tersebut adalah dengan melakukan pembelian barang-barang mewah yang bersifat berlebihan.

Salah satu faktor lain dari kebiasaan belanja berlebihan adalah mengenai penampilan. Keberadaan  suatu barang yang memiliki nilai tinggi pastinya menjadi sebuah tren penunjang penampilan dalam dunia fashion.

Lebih dari itu, masyarakat banyak beranggapan bahwa penampilan yang bagus adalah penampilan yang didukung oleh barang-barang yang memiliki nilai tinggi dalam masyarakat.

Masyarakat di kota besar lebih senang berbelanja barang bermerek dengan harga mahal dibanding dengan berbelanja merek yang tidak terlalu terkenal walaupun terkadang kualitasnya tidak lebih baik ataupun sama saja.

Namun, sikap konsumtif ini harus bisa dibedakan dengan sikap masyarakat lainnya yang membeli mewah brands dengan tujuan untuk mengoleksi.

Perbedaan inti dari sikap konsumtif dan ketertarikan adalah pribadi yang konsumtif tidak memiliki tujuan yang jelas atau pasti.

Sifat konsumtif terjadi karena ingin memuaskan kebahagiaan atau kepuasan sementara yang tidak memiliki tujuan yang jelas.

Sedangkan, orang-orang yang membeli barang mewah untuk mengoleksi memiliki tujuan yang jelas tetapi juga bisa memuaskan kebahagiaan yang dimiliki oleh konsumen tersebut. Perilaku konsumtif ini berakar dari sikap hedonisme yang dimiliki oleh seseorang.

Kedua sifat tersebut biasanya muncul karena gaya hidup konsumen yang memandang bahwa barang-barang dan materi dapat memberikan kepuasan dan kebahagiaan, gaya hidup seperti itu lah yang dapat menimbulkan adanya sikap konsumtif yang berakar dari gaya hidup hedonis.

Dunia fashion sangat terpengaruh oleh perkembangannya globalisasi dalam dunia modern. Kebanyakan kemajuan fashion atau fashion trend terjadi di Luar Negeri yang lama kelamaan masuk ke Indonesia.

Hal tersebut membuat mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti trend-trend fashion luar negeri dan budaya luar negeri.

Perkembangannya fashion membuat masyarakat menumbuhkan sikap hedonisme dimana masyarakat mengeluarkan duit yang berlebihan untuk memenuhi kebahagiaan dan tidak ketinggalan jaman.

Alasan lain masyarakat mengikuti fashion trend ini adalah untuk menunjukkan status sosial ekonomi mereka.

Warga yang mengenakan barang-barang yang berharga akan menampil sebagai orang yang berstatus sosial ekonomi tinggi.

Solusinya adalah mengubah mindset konsumtif menjadi produktif. Dengan berbagai perkembangan dunia fashion yang dinamis, kita harus menyikapi perkembangan tersebut.

Penulis:

  1. Christabel Amadhea
  2. Gregorius Pranaya Aji Damarjati
  3. Gabriel Bryon Zaubin Sihotang

Siswa IPS, SMA Kolese Gonzaga Jakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI