Indonesia Perlu Kurangi Hubungan dengan Tiongkok di Tengah Pandemi Covid-19

covid-19

Mendengar nama “Tiongkok” tentunya bukan lagi menjadi sesuatu yang asing di telinga masyarakat dunia, terutama Indonesia. Hal ini dikarenakan  mengingat seberapa banyak sumbangsih Tiongkok dalam memajukan negara-negara di dunia internasional melalui kerjasamanya, baik kerjasama dengan negara maju ataupun berkembang.

Dengan begitu berpengaruhnya Tiongkok dalam tatanan kerjasama internasional, membuat negara-negara di dunia cukup kewalahan selama pandemi Covid-19 terjadi, berhasil melumpuhkan Tiongkok dalam sekejap.

Covid-19 yang diduga berasal dari Tiongkok tersebut membuat perekonomian dalam Tiongkok sendiri lumpuh dengan sendirinya. Hal tersebut menjadi tugas tersendiri bagi pemerintah Tiongkok untuk memperbaiki kembali sistem perekonomian dalam negeri yang membuat fokus mereka dalam mengatur politik luar negeri cenderung berkurang.

Bacaan Lainnya

Peran Tiongkok dalam tatanan internasional tentu bukan hanya datang dari pemerintah Tiongkok sendiri, melainkan juga dari masyarakat Tiongkok yang juga turut  berpartisipasi dalam kemajuan negara-negara lainnya, khususnya dalam bidang ekonomi politik. Indonesia misalnya. Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alamnya, tentunya menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu harapan dalam memajukan perekonomian negara ini.

Wisman Tiongkok dan Perekonomian Indonesia

World Travel & Tourism Council menyebutkan bahwa pariwisata Indonesia merupakan sektor yang paling cepat berkembang dengan menempati peringkat ke-9 di dunia, nomor tiga di Asia, dan nomor satu di kawasan Asia Tenggara. Prestasi Indonesia dalam sektor pariwisata juga diakui oleh salah satu media di Inggris, yang mencatat negara Indonesia sebagai salah satu dari “The Top 20 Fastest Growing Travel Destinations”.

Prestasi Indonesia dalam sektor pariwisata tentunya memiliki peran yang besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Kementrian Pariwisata mengatakan bahwa, sumbangan dari sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2018 berhasil mencapai US $19,29 M yang ternyata hampir menembus US $20 miliar yang ditargetkan presiden untuk tahun 2019.

Keberhasilan Pariwisata Indonesia tentu didorong oleh beberapa faktor, salah satunya yakni kunjungan wisatawan manca negara atau yang kerap disingkat sebagai wisman. Menurut data Badan Pusat statistik yang rilis pada 2 maret 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia pada bulan Januari 2020 mengalami kenaikan 5,85 persen dibanding jumlah kunjungan pada Januari 2019.

Tiongkok adalah salah satu penghasil wisman terbanyak bagi Indonesia. Hal ini seperti yang tercatat oleh Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dimana pada 2019, wisatawan Tiongkok merupakan kelompok pengunjung asing terbesar kedua di Bali. Menurut pusat pariwisata Indonesia, terhitung 26,9 persen dari total pengunjung berasal dari Tiongkok.

Covid-19 yang saat ini berhasil mengguncang dunia tentunya juga berhasil memengaruhi kestabilan perekonomian Indonesia. Sektor pariwisata yang sebelumnya menjadi garda terdepan dalam memajukan ekonomi politik Indonesia, kini tak luput dari terpaan angin pandemi yang terjadi saat ini.

BPS mencatat secara kumulatif dari bulan Januari-Maret 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,61 juta kunjungan atau dapat dikatakan turun 30,62 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 3,76 juta kunjungan. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara secara tajam terjadi pada Maret 2020 yang berasal dari wisman asal China sebesar 97,4 persen, Hong Kong 96 persen, dan Kuwait 89 persen.

Bagaimana Indonesia Seharusnya Bertindak?

Di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini sedang terjadi tentunya membuat beberapa kerjasama dalam dunia internasional menjadi terhambat, contohnya yang terjadi antara Indonesia dan Tiongkok saat ini.

Penulis berpendapat bahwa, meskipun dari hubungan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok senantiasa membawa keuntungan satu sama lainnya, namun tidak semestinya Indonesia menggantungkan harapan yang terlalu besar dalam hubungan kerjasama tersebut.

Hal ini dikarenakan ketika Indonesia terlalu banyak menggantungkan harapan yang besar dan ketergantungan dengan negara lain yang begitu tinggi. Hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada sulitnya untuk Indonesia berdiri kokoh di saat kestabilan kerjasama antar negara tersebut terganggu.

Dalam artikel ini, penulis pun berpendapat bahwa cara agar Indonesia tidak terlalu bergantung dengan Tiongkok ialah dengan yakin pada kemampuan Indonesia dalam meningkatkan perekonomiannya sendiri melalui peningkatan kinerja kementrian dalam Indonesia. Bukan menempatkan kerjasama antar negara sebagai satu satu hal yang perlu diharapkan dalam memajukan perekonomian Indonesia, serta mengoptimalkan peran ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara.

Alifya Kasih Widjayanti
Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia

Editor: Diana Intan Pratiwi

Baca juga:
Tips Jaga Kesehatan dalam Situasi Pandemi Covid-19
Kebijakan Indonesia dalam Menghadapi Global Pandemic Covid-19
Pentingnya Menjaga Imunitas Tubuh di Masa Pandemic Covid-19

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI