Kebijakan Kepemimpinan Pendidikan

Opini
Ilustrasi: pixabay.com

Abstract

In general, the definition of leadership can be formulated as follows, leadership means the ability and readiness possessed by someone to be able to influence, encourage, invite, guide, move, direct, and if necessary force people or groups to accept this influence and then do something that can help achieve a certain goal that has been set.

Leadership is a contribution from someone in a cooperative situation. Leadership and groups are two things that cannot be separated from one another.

There is no group without leadership, and conversely leadership only exists in situations of group interaction, a person cannot be said to be a leader if he is outside the group, he must be in a group where he plays the roles and activities of his leadership activities.

Baca Juga: Indahnya Kepemimpinan Berfikir dalam Islam

Bacaan Lainnya

To get the right research results, we need an approach and type of research, this type of research as a way to gain knowledge or solve problems faced in accordance with the formulation of the problem. Solving the problems faced of course there are similarities and differences in ways to solve them.

In this study the authors used a descriptive method, namely a method that describes existing phenomena, both natural and human engineering. From the results of interviews conducted by researchers with teachers, it can be concluded that teachers prefer it when the principal holds meetings with dialogue and discussion even though the reprimands by the principal are sharper and more extreme.

Discipline coaching is often carried out in work meetings every semester and at the end of the school year, so that at the beginning of the semester and the beginning of the school year class teachers and fields of study are ready to carry out their duties.

Keywords: Leadership and Decisions.

Abstrak

Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut, kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksakan orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya sesuatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang di dalam situasi kerja sama. Kepemimpinan dan kelompok adalah merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.

Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi kelompok, seseorang  tidak dapat dikatakan pemimpin jika ia berada di luar kelompok, ia harus berada di dalam suatu  kelompok di mana ia memainkan peranan-peranan dan kegiatan kegiatan kepemimpinannya.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tepat, maka diperlukan suatu pendekatan dan jenis penelitian, jenis penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang dihadapi sesuai dengan rumusan masalah.

Baca Juga: Hubungan Antara Kepemimpinan dan Manajemen

Pemecahan masalah-masalah yang dihadapi tentunya ada persamaan dan perbedaan cara untuk menyelesaikannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang mengambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang bersifat alamiah atau pun rekayasa manusia.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru dapat disimpulkan bahwa guru lebih suka bila kepala sekolah melakukan pertemuan dengan dialog dan diskusi meskipun teguran oleh kepala sekolah lebih tajam dan ekstrim.

Pembinaan kedisiplinan sering dilaksanakan dalam rapat kerja setiap semester dan akhir tahun pelajaran, agar pada awal semester dan awal tahun pelajaran guru kelas dan bidang studi telah siap menjalankan tugasnya.

Kata Kunci: Kepemimpinan dan Keputusan.

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah haknya setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang baik adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya dari makhluk lainnya. Manusia diberikan kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungannya dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, tetapi lingkungan pendidikan pun juga perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin.

Baca Juga: Kualitas Kepemimpinan Kepala Desa dalam Pembangunan Desa

Kajian Kepustakaan

Kepala Sekolah (Kepemimpinan)

Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut, kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksakan orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya sesuatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Beberapa ahli berpandapat tentang pemimpin, beberapa di antaranya:

  1. Menurut Ralp M. Stodill, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan;
  2. Menurut Sondang P. Siagian, kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi;
  3. Menurut Robert Dubin, kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan;
  4. Menurut Fred E. Fiedler, kepemimpinan adalah individu di dalam kelompok yang memberikan tugas dan pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan kelompok;
  5. Menurut Kimball Wiles, leadrship is any contrubution to the establisment and attainment of groud purpose.

Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang di dalam situasi-situasi kerja sama. Kepemimpinan dan kelompok adalah merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.

Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi kelompok, seseorang tidak dapat dikatakan pemimpin jika ia berada di luar kelompok, ia harus berada di dalam suatu kelompok di mana ia memainkan peranan-peranan dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya.

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Baca Juga: Kualitas Kinerja Kepemimpinan Desa dalam Pelayanan Publik

Pembuatan Keputusan Melibatkan Banyak Pihak

MBS merupakan peluang bagi personalia sekolah memiliki ruang gerak luas untuk menentukan nasib sendiri dalam membuat keputusan-keputusan sekolah. Peluang membuat keputusan terbaik memang tidak semua sekolah menggunakannya, terbukti banyak sekolah di daerah tidak memanfaatkan ruangan.

Kebebasannya dengan jelas. Kerap sekali disaksikan masalah pembuat keputusan dirasa penting hanya ketika seseorang membuat keputusan yang baru. Misalnya seorang bawahan diberi tahu mengenai sesuatu hanya ketika dia berbuat kesalahan. Gaya kepemimpinan yang membuat keputusan itu benar benar tidak valid.

Rencana pembuatan keputusan harus dibuat, dikaji secara mendalam, disosialisasikan secara jelas, dan diimplementasikan secara efektif dan efesien. Bagi guru orang yang paling masuk akal untuk diajak berkerja sama dalam pembuatan keputusan pada tingkat organisasi adalah kepala sekolah.

Bagi kepala sekolah, orang yang paling masuk akal diajak berkerja sama dalam pembuatan keputusan  pada tingkat organisasi adalah guru atau lebih luas lagi anggota komite sekolah.

Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tepat, maka diperlukan suatu pendekatan dan jenis penelitian, jenis penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang dihadapi sesuai dengan rumusan masalah. Pemecahan masalah-masalah yang dihadapi tentunya ada persamaan dan perbedaan cara untuk menyelesaikannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode diskriptif yaitu suatu metode yang menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang bersifat alamiah atau pun rekayasa manusia.

Metode deskriptif digunakan untuk memecahkan dan menjawab pertanyaan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan untuk menempuh langkah pengumpulan data mengaplikasikan dan menganalisa data serta membuat laporan dan kesimpulan dengan tujuan utama dapat membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.

Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang merupakan interaksi langsung antara peneliti dengan sumber data.

Sukmadinata (2007:60) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran yang secara individual maupun kelompok semua deskripsi mengarah pada kesimpulan.

Baca Juga: Miskomunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi Karang Taruna di Lingkup Desa

Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber data yang memberikan kejelasan mengenai duduk persoalan yang dikaji atau sumber yang memberikan informasi secara lengkap dan cermat mengenai bebeapa peristiwa, manusia, dan situasi yang diobservasi.

Subjek atau responden pertama adalah kepala sekolah dan guru. Dalam menentukan jumlah guru sebagai subjek penelitian tidak ditentukan, karena subjek penelitian dalam metode kualitatif, sehingga jumlah subjek akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, apabila dirasakan sudah memadai, maka akan dihentikan proses penelitian. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan dewan guru MAN Pegasing.

Instrumen Penelitian

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, di mana dalam pelaksanaannya mengunakan instrumen wawancara berupa daftar wawancara, di mana wawancara dilakukan dengan tujuan menggali data yang berhubungan dengan fokus penelitian sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh, dengan instrumen yang ada mengharuskan penelitian terlibat langsung dan lebih berperan aktif yaitu berbicara langsung dengan subjek penelitian, demikian juga dengan observasi dengan tujuan mendapatkan data di lapangan berupa pencatatan yang merupakan hasil hubungan dengan responden penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Djam’an (2009:103) mengatakan bahwa fase terpenting dalam penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan teknik: (1) Observasi; (2) Wawancara; (3) Dokumentasi.

Baca Juga: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Ketua terhadap Organisasi Kepemudaan Karang Taruna di Desa Gempol

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Kepala sekolah senantiasa memberikan pelayanan yang maksimal dalam memanajemen guru yang membutuhkan, baik secara individu maupun kelompok. Dengan pelayanan yang maksimal kepala sekolah berarti telah memberi kepuasan kepada guru dalam kebutuhan bimbingan, arahan, dan petunjuk dalam menjalankan tugas.

Dalam hal ini kepala sekolah tersebut sebagai manajemen puncak di sekolah mempunyai wewenang yang penting dalam memanajemen semua tata kelola dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Salah satu yang menjadi tugas kepala sekolah adalah membuat program atau rencana kerja yang telah disusun bersama-sama dengan guru setiap awal tahun pelajaran.

Kepala sekolah dalam meningkatan kedisiplinan guru harus mampu membimbing, mengatur, mempengaruhi, menggerakkan, dan mengkoordinasikan proses tugas-tugas pendidikan di lembaga sekolah, agar berjalan teratur dan  kerjasama.

Kepala sekolah dituntut mampu berperan sebagai pemimpin yang profesional. Kepala sekolah yang profesional adalah seseorang yang menguasai secara baik pekerjaan melebihi guru yang lain di sekolahnya dan memiliki komitmen moral yang tinggi atas pekerjaannya sesuai dengan kode etik profesinya.

Kepala sekolah harus memahami tugas yang ditekuninya secara menyeluruh dan mendalam, mereka harus menguasai apa yang dikerjakan bukan hal yang pokok saja, melainkan keseluruhan secara konsisten.

Kepala sekolah sebagai manajer pemberi penghargaan, menjadi pelayan bukan seseorang yang harus dilayani karena kepuasan kerja guru terlihat sejauh mana kepala sekolah memberi pelayanan atas kebutuhan bimbingan dalam bidang tugasnya baik memberikan pujian maupun penghargaan.

Penghargaan dan pujian sesuai dengan prestasi kerja yang dilaksanakan oleh guru-guru yang berhubungan dengan kompetensinya. Namun yang penting diperhatikan oleh kepala sekolah jangan salah memberikan penilaian kepada guru atau memberikan pandangan yang sama antara guru yang berprestasi dengan yang kurang berprestasi.

Baca Juga: Mengenal Gaya Kepemimpinan Visioner Paling Ideal di Era Society 5.0

1. Mengadakan supervisi

Program kerja yang lain dalam membina agar kedisiplinan guru meningkat adalah melalui supervisi terpadu, dengan program ini kepala sekolah mengajak guru untuk menilai kinerja dan disiplin diri.

Kepala sekolah telah mencoba memusatkan perhatian pada kinerja guru terutama kesiapan guru dalam penyusunan program pembelajaran, memberikan bimbingan dalam penyajian materi, mengevaluasi setelah selesai proses belajar pada siswa.

Pada dasarnya guru memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi dan meningkatkan kemampuan, namun masih banyak faktor yang masih menghambat meraka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara baik.

Oleh karena itu, sangat diperlukan pembinaan yang berkesinambungan dengan program yang terarah terhadap para guru di sekolah. Program pembinaan guru dan personel lainya disebut supervisi pendidikan, sebagai suatu bagian dari kegiatan manajemen pendidikan.

Untuk itu, kepala sekolah perlu memiliki pemahaman tentang supervisi, naik yang menyangkut pengertian, hakikat dan teknik melakukan supervisi agar mereka melakukannya dengan baik.

2. Unjuk kerja guru

Pembinaan kedisiplinan guru juga dengan unjuk kerja tugas, unjuk kerja merupakan kemampuan dan keterampilan guru dalam menyajikan, materi pelajaran dengan multi metode, sehingga ia merasa puas atas kompetensi yang mereka tampilkan.

Program ini merupakan suatu hal yang positif untuk membantu guru dalam memperbaiki kinerja dalam proses pembelajaran. Respon guru pada umumnya positif, walau masih ada guru yang merasa kurang percaya diri terutama guru muda ketika kepala sekolah memberi kesempatan kepada mereka meningkatkan kreativitasnya.

Pembinaan kedisiplinan guru juga dapat dilakukan dengan supervisi, menyeluruh baik supervisi, kelas, administrasi, maupun supervisi tentang tanggungjawab guru terhadap tugas profesinya.

Baca Juga: Aspek Kepemimpinan Pesantren

Selain itu dapat juga dilakukan dengan berbagai cara agar guru tidak merasa diawasi dan di-monitoring oleh kepala sekolah, tapi dapat juga dilakukan dengan diskusi-diskusi yang tidak resmi, sehingga guru merasa terbuka dan senang dalam menghadapi kepala sekolah pada saat pimpinan (kepala sekolah) melaksanakan proses penilaian peningkatan kedisiplinan guru.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru dapat disimpulkan bahwa guru lebih suka bila kepala sekolah melakukan pertemuan dengan dialog dan diskusi meskipun teguran oleh kepala sekolah lebih tajam dan ekstrim.

Pembinaan kedisiplinan sering dilaksanakan dalam rapat kerja setiap semester dan akhir tahun pelajaran, agar pada awal semester dan awal tahun pelajaran guru kelas dan bidang studi telah siap menjalankan tugasnya.

3. Mempromosikan

Kepala sekolah mempromosikan guru yang telah berusaha meningkatan kedisiplinan kerja. Kepala sekolah diharapkan mampu menilai guru berdasarkan kemampuan dan kreativitas guru, karena pada sekolah/ madrasah dasar pada kelas-kelas rendah perlu menempatkan guru-guru yang lebih profesional/ lebih berpengalaman dalam mengajar, pada kelas yang tinggi ditempatkan guru-guru yang muda yang tinggi kreativitasnya, karena pada tingkatan ini murid sering ikut berkompetisi dalam berbagai bidang antar sekolah yang membutuhkan bimbingan dan binaan dari guru.

Dari hasil wawancara dengan kepala madrasah didapat bahwa penempatan guru pada kelas rendah yakni kelas I diasuh oleh guru yang berpengalaman dan memiliki kemampuan inovasi yang tinggi punya imajinasi serta mampu mengkombinasikan beberapa bidang studi, karena pada kelas awal berlaku sistem pembelajaran tematik, namun masih terjadi penempatan guru pada kelas rendah itu yang kurang sesuai akibat keterbatasan guru.

Sedangkan pada kelas atas yakni kelas II dan III disesuaikan dengan kemampuan guru, karena pada kelas ini diberlakukan guru bidang studi yang bertujuan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kedisiplinannya. Pada kelas ini juga masih terjadi guru yang salah kamar karena disiplin ilmu yang dimiliki guru terbatas.

Baca Juga: Kekuatan Bangsa dari Kepemimpinan yang Muda

4. Mengadakan sertifikasi

Peningkatan kedisiplinan dan profesional guru bukan saja dilakukan dengan pelatihan, penataran, atau supervisi saja, tetapi mulai dari sejak bagaimana sekolah dapat memperoleh guru yang profesional dalam memanajemen peningkatan mutu.

Penempatan guru pada kelas dan bidang tertentu hendaknya dilakukan setelah melewati melewati penilaian dan uji kelayakan, sehingga pemberian tugas, reward, dan punishment tepat sasaran. Dalam hal ini kepala sekolah benar-benar dapat membina guru untuk menjadi pendidik dari hati nurani bukan berorientasi pada jabatan sebagai guru.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.

Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekadar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.

Saran

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti.

Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

Penulis: 

Riza Mahara, M.Pd.
Mahasiswa Manajemen Pendidikan Kampus STIT AL Washliyah Aceh Tengah

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Drs. Soewadji Lajaruth, 1997. Kepala Sekolah dan Tanggungjawab. Cetakan keenam Yogyakarta: Kasinus.

Prof. Dr. Sudarwan Damin, 2008. Manajemen Sekolah. Jakarta 13220, cetakan ketiga.

Dra. Tatty Rosmiati, M.Pd. dan Dedy Achmad Kurniadi, M.Pd. Kepemimpinan Pendidikan. Cetakan kelima Bandung 2012.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses