Kekerasan Terhadap Wanita

Sangat miris melihat masih banyak terjadi kekerasan terhadap wanita, perempuan seringkali menjadi korban eksploitasi, pelecehan dan kekerasan.

Seringkali kekerasan yang terjadi lebih banyak kekerasan fisik seperti penyerangan dan kekerasan seksual seperti pemerkosaan.

Namun kenyataannya kekerasan tersebut bukan hanya kekerasan fisik, namun juga kekerasan mental dari korbannya.

Bacaan Lainnya

Perempuan yang mengalami kekerasan dipandang sebagai hal negative di masyarakat, walau mereka yang sebenarnya korban.

Baca juga: Membangun Kesadaran Melalui Pendidikan Seksual untuk Mencegah Kekerasan Seksual

Masyarakat seringkali mengabaikan para korban dan fakta bahwa mereka sering ditolak oleh lingkungannya.

Bukannya bersimpati dan menunjukan dukungan sering kali yang didapat justru penolakan dan rasa malu.

Berdasarkan hasil temuan, mereka yang mengalami kekerasan ini karena ulah pasangannya ataupun lingkungan sekitarnya.

Wanita korban-korban kekerasan banyak ditemukan berjuang sendiri dalam melawan kekerasaan, ada juga banyak yang memilih diam atas kekerasan yang dialaminya.

Banyak aspek yang membuat wanita memilih diam karenaa takut dijudge orang sekitar, diancam, atau terjebak hubungan toxic yang menganggap kekerasan itu hal wajar.

Banyak pria yang terjebak toxic masculinity, yang merasa punya hak untuk merendahkan wanita dan berlaku kasar terhadap wanita.

Masyarakat umum juga seolah-olah membenarkan dan mewajarkan toxic masculinity tersebut seolah-olah wajar pria melakukan hal yang dapat merugikan wanita dikarenakan stereotip masyarakat yang menganggap wanita masih dibawah pria.

Baca juga: Di Bawah Bayang-Bayang Okupasi: Ketahanan dan Harapan Perempuan Palestina melalui Perspektif Gender

Dampak psikis dari kekerasan yang diterima perempuan menimbulkan trauma berpepanjangan dan timbulnya rasa tidak berharga terhadap diri sendiri.

Dari banyaknya kasus yang terjadi bisa dilihat  masih minimnya perlindungan dari pemerintah terhadap perempuan.

Banyak memang tersebar lembaga-lembaga yang menggalakan tentang stop kekerasan terhadap perempuan akan tetapi masih kurangnya bukti nyata pemerintah dalam melawan kekerasan terhadap perempuan.

Baca juga: Pentingnya Resiliensi Moral terhadap Fenomena Toxic Relationship Hubungan Pacaran pada Generasi Millenial

Seolah semua hanya wacana semata dikarenakan dilihat dari kasus kekerasan yang masih marak terjadi dan banyak kasus kekerasan terhadap wanita yang dibawa ke hukum berujung tanpa penyelesain.

Penulis: Claudia Aguspina br Girsang

Mahasiswa jurusan Komunikasi, Universitas Siber Asia

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI