Kenali Risiko Egg Freezing

egg freezing

Egg Freezing adalah proses pembekuan sel telur dengan metode sel telur wanita diambil dari ovarium selanjutnya dibekukan. Sel telur itu dibekukan saat tidak dibuahi dan disimpan untuk selanjutnya digunakan ketika wanita tersebut telah siap untuk memiliki anak.

Baru-baru ini artis Luna Maya mengaku telah menjalani prosedur Egg Freezing yang mana metode ini digunakan untuk menyelamatkan kemampuan wanita untuk hamil di masa depan. Sel telur yang dibekukan ini sementara waktu akan disimpan dan digunakan ketika Wanita sudah siap untuk memiliki anak. Proses selanjutnya adalah fertilisasi in vitro (bayi tabung) yang mana nanti akan ditanamkan di Rahim.

Baca juga: Body Goals Menurut Ahli Gizi

Metode ini biasanya dilakukan oleh wanita dengan kasus yang berbeda beda. Contohnya adalah wanita pengidap kanker yang membutuhkan kemoterapi yang dapat mempengaruhi kesuburan wanita yang mengalami pembedahan sehingga dapat menyebabkan kerusakan ovarium. Wanita yang sedang menunda kehamilan dan merencanakan untuk memiliki keturunan dimasa mendatang.

Bacaan Lainnya

Sebelum dilakukannya Egg Freezing seorang dokter akan menanyakan riwayat medis yang berfokus pada kesuburan dan melakukan tes darah untuk mengetahui kadar hormon. Untuk memaksimalkan sel telur, seorang wanita akan menjalani perawatan hormon untuk merangsang produksi sel telur lebih banyak.

Perawatan tersebut dengan cara menyuntikkan hormon antara satu atau tiga kali sehari. Selain itu juga diminta untuk minum pil KB setidaknya sebulan sebelum menerima suntikan hormone, gunanya untuk menekan siklus alami dan meningkatkan efektivitas hormon.

Baca juga: Kesehatan Reproduksi Remaja di Masa Pandemi Covid-19

Peluang keberhasilan melakukan Egg Freezing ini diperkirakan sebanyak 30 sampai 60 persen tergantung usia sel telur pada saat dibekukan. Untuk penyimpanannya sendiri sampai jangka waktu 4 tahun. Saat mengandung harus memperhatikan usia wanita karena dikaitkan dengan risiko komplikasi kehamilan yang kebih tinggi seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan operasi caesar.

Dari beberapa metode Egg Freezing yang sudah dilakukan dapat menimbulkan beberapa risiko di antaranya yaitu sindrom hipertimulasi ovarium (HSS) yang mana ditandai dengan rasa sakit, mual, dan berat badan bertambah secara signifikan melebihi 10 pon. Beberapa penelitian lain meyebutkan adanya komplikasi selama pengambilan sel telur, risiko emosional serta risiko keguguran.

Erlinda Lutfitasari
02190200045
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Maju

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses