Kerja Sama Intelijen sebagai Upaya Peningkatan Stabilitas Keamanan Asia Tenggara di ASEAN Our Eyes

ASEAN Our Eyes
Sumber: asean2022.mfaic.gov.kh

Diplomasi pertahanan sangat diperlukan untuk melindungi kawasan Asia Tenggara. Untuk mencapai tujuan ini, negara anggota ASEAN telah membentuk kerja sama regional untuk mengatasi ancaman terhadap keamanan regional.

Pembentukan kerja sama pertahanan ini terkait dengan upaya pertukaran informasi dengan kode nama “Our Eyes”.

Meski baru terbentuk pada tahun 2018, namun kerja sama yang terjalin dengan sebenarnya telah dibahas dan diwujudkan dalam dialog yang diadakan pada pertemuan kelompok kerja bersama pada tanggal 30 November 2017 (Kementerian Pertahanan Republik Indonesia 2018).

Kerja sama ini tentu saja mencakup kerja sama intelijen karena menyangkut pertukaran informasi strategis yang diwakili oleh konsep diplomasi pertahanan.

Bacaan Lainnya

Tentu saja diplomasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memajukan kepentingan yang lebih besar (Zahidi 2016) dan memperbaiki citra negatif suatu negara (Zahidi 2019).

Kerja sama ASEAN yang terdiri dari enam negara. Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, Singapura, kasus ini bisa dilihat sebagai tanda keseriusan ASEAN dalam menangani kasus yang dianggap mengancam keamanan regional.

Baca Juga: Mahasiswa HI UKI Kunjungan ke Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN: Memahami Peran Penting PTRI untuk ASEAN dalam Mencapai Kepentingan Bangsa

Khususnya di era globalisasi ini, sebagai wujud nyata respon terhadap aktivitas teroris dan ekstremis yang semakin meningkat pesat dan menjadi permasalahan di negara-negara di dunia.

Awal mula Our Eyes sebenarnya lahir dari Intelligence Cooperation dengan US Five Eyes Code, di mana Amerika Serikat dan lima negara Barat lainnya bekerja sama di bidang intelijen (Parameswaran 2019).

Kerja sama ini harus dilakukan karena di era globalisasi, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dalam lingkungan yang sulit diprediksi dan penuh ketidakpastian.

Oleh karena itu perlu diciptakan kerjasama strategis (Kementerian Pertahanan RI 2018). Konsep “Our Eyes” diharapkan dapat menjadi katalis bagi Indonesia untuk menjadi kampiun dan membantu negara-negara lain dalam bidang pertahanan, terorisme, radikalisme, dan bidang-bidang lain yang mengancam keamanan nasional.

Menurut aksioma tersebut, informasi intelijen digunakan untuk meminimalkan ketidakamanan keamanan dan untuk mencegah serta menghilangkan ancaman dan gangguan yang ditujukan terhadap kedaulatan nasional, keamanan nasional, dan keutuhan wilayah negara (Zainal 2019).

Pengetahuan intelijen itu sendiri, yang disebut pengetahuan, merupakan bagian dari produk akhir pengintaian intelijen, dan langkah selanjutnya disebut operasi intelijen, yang mempunyai arah proses melingkar terbuka dan tertutup, kemudian dilakukan oleh organisasi intelijen (Astarini dan Roffey 2021).

Baca Juga: Tantangan dan Peluang Integrasi Regional: Menilai Keberhasilan dan Masa Depan KTT ASEAN

ASEAN Our Eyes adalah kerangka kerja yang diperbarui untuk memerangi ancaman yang timbul dari persaingan asimetris untuk mendeteksi, mencegah, menyangkal, diplomasi, dan mempertahankan permusuhan (Alessa dkk. 2021).

Jenis ancaman terhadap keamanan nasional terus meningkat dari waktu ke waktu. Terorisme sendiri merupakan ancaman keamanan tradisional, karena memicu intervensi militer untuk menyelesaikan masalah.

Menurut FBI, menurut Yumitro (2013), terorisme adalah penggunaan kekerasan yang melanggar hukum terhadap seseorang atau properti untuk mengintimidasi atau memaksa pemerintah, warga sipil, atau bagiannya, untuk tujuan politik atau sosial.

Sederhananya, militer AS menggambarkan terorisme sebagai intimidasi atau kekerasan untuk mencapai tujuan ideologi politik atau agama melalui intimidasi, pemaksaan, atau penanaman rasa takut (Yumitro 2013).

Terorisme dengan demikian adalah kekerasan yang dilakukan untuk menyerang instalasi militer non-militer atau non-aktif atau non-perang, serta lembaga-lembaga masyarakat dan publik yang bersifat damai atau sipil, dengan tujuan untuk mengintimidasi dan menciptakan ketidakamanan dalam masyarakat.

Baca Juga: QRIS Cross-Border Meningkatkan Kerja Sama Ekonomi Negara-Negara ASEAN

Menekan atau menekan suatu pemerintah atau organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Bahkan Vats (2017) menyatakan bahwa undang-undang yang disahkan di berbagai negara tidak efektif dalam mengekang kejahatan siber teroris dan menyerukan amandemen terhadap agar kegiatan teroris dapat dicegah.

Oleh karena itu, jelas terorisme tidak bertujuan untuk membunuh orang, namun hanya sebagai sarana (Yumitro 2013).

Selain itu, ada radikalisme yang merupakan ancaman ideologis terhadap stabilitas negara. Secara umum, radikalisme dan terorisme saling berkaitan.

Sebab, radikalisme sendiri mengacu pada ideologi yang memaksakan perubahan mendasar pada sistem sosial (Asrori 2017).

Artikel ini menggunakan teori Kecerdasan Strategis (Intelligence Theory) yang membahas fungsi intelijen sebagai deteksi dini dan sistem peringatan.

Baca Juga: Upaya ASEAN dalam Mengatasi Permasalahan Human Security di Asia Tenggara

Fungsi intelijen di sini tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapi juga pada pengelolaan informasi yang digunakan untuk mencegah ancaman yang mungkin terjadi, baik itu dalam konteks terorisme, radikalisasi, atau ancaman eksternal lainnya.

Untuk negara-negara Asia, menteri pertahanan yang memprakarsai pembentukan kerja sama intelijen pada pembentukan ASEAN Our Eyes.

Selanjutnya menteri pertahanan dijabat oleh Bapak Ryamizard. Riyakudu mengambil inspirasi dari Five Eyes yang dibentuk oleh Amerika Serikat dan lima negara Barat lainnya dalam berbagi informasi intelijen untuk mengatasi ancaman keamanan nasional.

Indonesia berperan sebagai patron dalam pembentukan ASEAN Our Eyes Initiative (AOEI) (Prajogo 2022).

Pada tahun 2017, kerja sama intelijen untuk melawan terorisme dan ekstremisme diusulkan dan diinisiasi pada Pertemuan Tahunan Menteri Pertahanan ASEAN atau ASEAN Defense Ministers Meeting (ADMM).

Hal ini menyangkut 4.444 negara di Indonesia yang memberikan perhatian khusus terhadap terorisme. Usulan tersebut kemudian disetujui oleh 4.444 negara ASEAN lainnya.

Baca Juga: Integrasi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), Tantangan Domestik Indonesia?

Pada tahun 2021, Vision of Humanity (2022) mengungkapkan bahwa negara-negara ASEAN masih memiliki nilai yang tinggi pada Indeks Terorisme Global.

Berdirinya ASEAN Our Eyes merupakan wujud keamanan kolektif atau adanya keamanan kolektif.

Hal ini merupakan peluang bagi negara-negara untuk memperkuat keamanan mereka melalui konsep pembagian kekuasaan untuk menghadapi ancaman baru.

Ancaman yang dimaksudkan juga merupakan ancaman kolektif, yang diyakini oleh 4.444 negara membahayakan stabilitas dan keamanan negara mereka.

Misalnya bentuk ancaman adalah terorisme, dan saat ini berbagai negara mengeluarkan pernyataan kontra terorisme berdasarkan tersebut, namun ada juga radikalisme yang hampir mirip dengan terorisme (Prajogo 2022).

Upaya menjaga keamanan negara tercakup dalam Our Eyes Initiative (OEI), yang mana keenam anggota Kawasan Asia Tenggara bertukar informasi intelijen dan melakukan patroli trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Baca Juga: Kemenpora Berikan Motivasi Kemajuan Pemuda Muslim ASEAN

Bentuk kerja sama intelijen di ASEAN Our Eyes adalah pertukaran informasi intelijen yang tentunya mempunyai konsekuensi sulit yang dihadapi negara-negara ASEAN.

Terlaksananya kerjasama intelijen merupakan pertukaran informasi antar anggota, dan tentunya data tersebut tidak untuk kepentingan umum.

Adanya pertukaran informasi kritis tidak lepas dari permasalahan yang disebabkan oleh ketidakpercayaan antar negara (Prajogo 2022).

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Rutia Nia Astri Steja (2020) selaku Deputi Direktur Jenderal Keamanan Direktorat Kerja Sama ASEAN, Bapak Winart dan Bapak Sudirman (2021), ASEAN Our Eyes dapat dikatakan sebagai bentuk kerjasama.

Pada tahun telah ditandatangani perjanjian antara negara-negara anggota ASEAN di bidang intelijen keamanan dalam upaya kontraterorisme.

Dari sudut pandang teori kecerdasan, kecerdasan itu sendiri memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah intelijen sebagai suatu fungsi, dan yang kedua adalah intelijen sebagai organisasi dalam struktur konstitusi.

Sebagai fungsi dari, intelijen berkaitan dengan deteksi dini atau biasa disebut sistem peringatan dini.

Baca Juga: Mengurai Misteri Laut Cina Selatan

Kesimpulan

Krisis keamanan negara-negara anggota ASEAN tentunya harus diselesaikan dengan mengembangkan kebijakan dan kerja sama yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yang diprakarsai oleh menteri pertahanan Indonesia saat itu Ryamizard Ryacudu dan terinspirasi oleh Five Eyes yang dibentuk oleh AS, mencakup kerja sama intelijen dengan lima negara Barat lainnya.

Selanjutnya, dibentuklah ASEAN Our Eyes untuk mengatasi permasalahan yang ada di ASEAN. Masalah utamanya termasuk terorisme, pertahanan, dan radikalisme.

Selain itu, ASEAN Our Eyes merupakan bentuk kerja sama internasional yang meluas hingga ke kawasan. Menteri pertahanan sebagai wakil presiden menentukan arah kerja sama antar negara.

Bentuk nyata kerjasama intelijen adalah pertukaran informasi yang diteruskan kepada penerima atau konsumen yang berwenang menerima data.

 

Penulis: Theona Putri Trisnawati
Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia

 

Referensi

Artikel Jurnal

Asrori, A. 2017. “Radikalisme di Indonesia: Antara Historisitas dan Antropisitas”, Jurnal Studi Agama Dan Pemikiran Islam, 9(2): 253. https://doi.org/10.24042/klm.v9i2.331

Astarini, D. R. S., dan M. S. Rofii, 2021. “Siber Intelijen Untuk Keamanan Nasional”, Jurnal Renaissance, 6(1): 703. https://doi.org/10.53878/jr.v6i1.143

Habibi, B., Staf, S., dan T. N. I. Al, 2022. “Kepemimpinan Indonesia di ASEAN Our Eyes Initiative (OEI) untuk Memerangi Terorisme di Kawasan”, Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9(4): 1075–1084.

Mujianto, Hidayat, T., dan Akim, (2022). “Kontribusi Intelijen Tni Au Dalam Kegiatan Kontra Terorisme Melalui Program Asean Our Eyes (Aoe) Guna Mendukung Keamanan Negara”, Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional, 1(2): 55–71. https://doi.org/10.24198/aliansi.v1i2.39584

Prajogo, P. 2022. “Kepemimpinan Indonesia di ASEAN Our Eyes Initiative ( OEI ) untuk Memerangi Terorisme di Kawasan”, Jurnal Kewarganegaraan, 6(2), 3181–3189.

Artikel Berita

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, 2018. “Soft Launching “Our Eyes”, Indonesia dan Lima Negara ASEAN Kerja sama Pertukaran Informasi Strategis”, Kemhan, https://www.kem-han.go.id/2018/01/25/soft-launching-our-eyes-indonesia-dan-li-ma-negara-asean-kerja-sama-pertukaran-informasi-strategis.html

Parameswaran, P. 2019. “Where Is the New ASEAN “Our Eyes” Intelligence Initiative Headed?”, Thediplomat.com, https://thediplomat.com/2019/02/where-is-the-new-asean-our-eyes-intelli-gence-initiative-headed

 

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses