Integrasi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), Tantangan Domestik Indonesia?

MEA ialah implementasi liberalisasi ASEAN selaku pasar tunggal serta basis penciptaan. Implementasinya hendak diwujudkan dalam tiga wujud, ialah terjadinya: arus leluasa benda/ jasa, arus leluasa investasi, serta arus leluasa tenaga terampil ataupun terlatih.

Sehingga ini akan memungkinkan pergerakan dan pergerakan barang dan jasa secara bebas, investasi dan tenaga kerja terampil di antara negara-negara ASEAN, termasuk pembebasan bea masuk, relaksasi izin, dan pembebasan visa kerja. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan.

Jika kita adalah produsen berarti ada pasar di mana hampir 600 juta orang berpotensi untuk membeli produk/ barang kita dan jika ada pesaing dari negara lain mereka memiliki peluang yang sama seperti akuntan atau arsitek atau semacamnya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: UMKM, Sarana untuk Meningkatkan Perekonomian

Bentuk pekerjaan seperti pekerja, kita harus siap bersaing dengan akuntan atau arsitek lain di negara-negara ASEAN untuk pekerjaan atau klien yang sama. Selain itu, dalam hal investasi, investor dapat mendirikan pabrik atau usaha di salah satu negara ASEAN dengan fasilitas yang sangat menarik.

Kemudian mereka dapat dengan bebas memasarkan produk/ jasanya ke negara ASEAN lainnya tanpa hambatan. Suasana ini pula bisa menciptakan hawa investasi yang menunjang mengenai Foreign Direct Investment (FDI) yang bisa mendesak pembangunan ekonomi lewat pengembangan teknologi, lowongan pekerjaan, pengembangan SDA serta akses yang mempermudah ke pasar dunia.

Memanglah MEA menjanjikan khasiat untuk Indonesia, baik dari sudut pandang anggota ASEAN ataupun selaku negeri. Dari sudut pandang regional, dengan populasi 588 juta serta PDB nominal US$2,1 Miliyar, ASEAN menawarkan skala ekonomi buat bersaing dengan Cina serta India.

Integrasi ekonomi pula mendesak arus investasi serta perdagangan yang lebih besar antar negeri anggota sehingga terbentuk industri regional yang sanggup bersaing secara global. Dari sudut pandang Indonesia sendiri, persaingan yang ketat di pasar dalam negeri sudah menguntungkan konsumen.

Baca Juga: Apakah Brand Lokal Gampang Tembus Pasar Global?

Sebab terus menjadi kaya macam serta mutu benda serta jasa yang ditawarkan dengan harga yang kompetitif. Integrasi ekonomi pula membagikan kesempatan yang lebih besar untuk masyarakat serta produsen Indonesia buat menjajaki pasar luar negara di ASEAN.

Kami berharap serta berupaya supaya MEA bisa membagikan khasiat yang nyata untuk konsumen, produsen serta perekonomian secara totalitas. Tetapi perkaranya, keuntungan untuk produsen kita cuma dapat dipetik bila produsen kita sanggup bersaing di MEA.

Terlebih bila mau membidik serta bersaing di pasar regional. Bila mereka tidak kompetitif, mereka dalam bahaya tersingkir serta bahkan gulung tikar. Tidak cuma itu, perekonomian Indonesia secara totalitas hendak diuntungkan bila produsen kita memenangkan persaingan.

Kemenangan tersebut membagikan kesempatan untuk produsen buat meresap lebih banyak tenaga kerja serta kurangi pengangguran. Keuntungan yang diperoleh pula tingkatkan mengkonsumsi serta investasi dalam perekonomian. Tidak cuma menaikkan nilai ekonomi, produsen ini pula menolong kinerja transaksi berjalan.

Oleh karena itu, negara-negara peserta menghadapi tantangan yang bersaing. Pasar bebas harus benar-benar memahami kondisinya agar dapat terus meningkatkan keahliannya dalam menjajaki persaingan di bidang apapun. Seperti yang dijelaskan pada bagian ini, banyak peluang yang dapat diperoleh dari MEA.

Baca Juga: PSBM dan Komitmen Melahirkan Pengusaha Muda

Adanya perjanjian lingkungan multilateral memberikan peluang bagi Indonesia. Pertimbangkan bahwa Indonesia adalah negara terpadat di Asia Tenggara. Jumlah penduduk Indonesia mencapai hampir 40% dari total penduduk ASEAN.

Jika didukung dengan produktivitas yang tinggi, fakta ini bisa menjadi acuan untuk menguasai pasar ASEAN. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia. 

Tentunya hal ini sejalan dengan ASEAN Economic Citizenship Blueprint, di mana Masyarakat Ekonomi ASEAN sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antar negeri ASEAN. MEA juga dapat dilihat sebagai jembatan untuk membangun rantai pasok pangan dan sebagai perantara kegiatan impor dan ekspor dengan negara non ASEAN.

Indonesia dapat memanfaatkan peluang besar ini untuk memperedam hambatan perdagangan. Tanpa hambatan di bidang perdagangan, Indonesia mampu meningkatkan kegiatan impor dan ekspor, sehingga menambah Produk Domestik Bruto (PDB). Hasilnya, Indonesia mampu bersaing dengan material berkualitas tinggi di bidang perikanan, pertanian, dan perkebunan.

Penulis: Muhammad Trivansyah Jati
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI