Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Suryakancana Cianjur sebagai civitas akademika melaksanakan berbagai program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), salah satunya program KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik).
Program KKNT ini dilaksanakan di beberapa desa termasuk Desa Sukataris. Peserta yang mengikuti program KKNT di Desa Sukataris hanya 2 mahasiswa, yaitu Amira Zakia Khoerunisa (20) dan Heranisa Afiani Zahra (22). Keduanya merupakan mahasiswi semester 7.
Prodi PBSI sangat melekat dengan yang namanya literasi membaca, sehingga dalam pelaksanaan KKNT ini permasalahan terkait literasi menjadi fokus utama kami. Kami bekerja sama dengan dua sekolah dasar di Desa Sukataris, diantaranya SDN Sukataris dan SDN Baros. Kedua sekolah tersebut memiliki permasalahan yang sama yaitu tidak adanya fasilitas perpustakaan.
1. SDN Sukataris
Pada awalnya, SDN Sukataris memiliki ruangan perpustakaan yang dapat menunjang tercapainya visi misi pendidikan. Namun karena adanya bencana alam angin kencang dan sering terjadi hujan deras, ruangan perpustakaan tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga fungsinya menjadi tidak maksimal dan berubah menjadi ruangan untuk penyimpanan barang.
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi singkat dengan Bapak Abdul Gofur, S.Pd. sebagai Kepala SDN Sukataris, kami membuat rancangan program kerja Ruang Literatif (Literasi dan Kreatif).
Ruang Literatif ini akan memanfaatkan ruangan kosong yang mulanya adalah ruangan perpustakaan tadi yang diubah menjadi ruangan yang ditata semenarik mungkin dan difasilitasi berbagai buku pengayaan dan pengayaan lainnya yang akan menunjang kreativitas peserta didik, seperti kertas untuk mewarnai, congklak sebagai media belajar berhitung, dan berbagai poster edukatif.
Ruang Literatif ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali ekosistem literasi di SDN Sukataris yang sempat terhambat.
Rancangan program kerja Ruang Literatif disambut baik oleh Kepala SDN Sukataris. Kami mulai mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk program kerja ini. Hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan dan memindahkan barang-barang yang ada dalam ruangan. Dalam pengerjaan Ruang Literatif ini kami sangat terbantu oleh pihak guru dan peserta didik yang sangat antusias untuk menantikan Ruang Literatif.
Berikut merupakan kondisi ruangan sebelum dan sesudah terealisasinya Ruang Literatif:
Setelah Ruang Literatif ini rampung, kami membuat jadwal kunjungan harian untuk masing-masing kelas. Hal ini diharapkan mampu mewujudkan tercapainya program Gerakan Literasi Sekolah. Kegiatan yang dapat dilakukan siswa di Ruang Literatif ini diantaranya adalah membaca buku pengayaan yang berjumlah 64 buku bilingual dan bergambar, membaca buku ensiklopedia, membaca buku teks pelajaran, mewarnai, berliterasi melalui media audio visual, dan memanfaatkan pengayaan lainnya.
Berikut merupakan dokumentasinya:
2. SDN Baros
Kami melakukan observasi dan wawancara Kepala SDN Baros, yaitu Bapak Rahmat Sobandi, S.Pd., M.Pd. sebelum membuat rancangan program kerja. Sehingga kami mengetahui jika SDN Baros tidak memiliki ruangan perpustakaan dikarenakan kondisi lahannya yang sempit.
Sebagai alternatif, SDN Baros memiliki pojok baca hampir di semua kelas yang digunakan untuk menyimpan buku teks pelajaran dan buku pengayaan lainnya yang terbatas. Namun terdapat satu kelas yaitu kelas 4B yang belum memiliki pojok baca, sehingga kelas tersebut menjadi sasaran dalam pelaksanaan program kerja.
Berdasarkan permasalahan tersebut, kami membuat rancangan program kerja Sudut Literasi Kelas. Sudut Kelas sendiri merupakan adaptasi dari pojok baca dan bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari pojok baca sebelumnya karena buku-buku yang ada di pojok baca sendiri kebanyakan merupakan buku teks pelajaran yang mana kurang menarik bagi siswa. Sudut Literasi Kelas juga merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan program Gerakan Literasi Sekolah.
Berikut merupakan kondisi ruang kelas 4B yang belum memiliki pojok baca:
Sama halnya dengan Ruang Literatif, Sudut Literasi Kelas dirancang dengan desain yang berwarna dan nyaman bagi anak-anak sehingga memiliki nilai-nilai estetika yang akan menarik perhatian peserta didik sehingga minat bacanya pun akan bertambah. Selain menarik perhatian, kami pun membuat poster dan media yang dapat membentuk karakter dan kepribadian siswa, seperti kotak emosi yang bertujuan untuk melatih siswa menyampaikan perasaannya dengan baik, magic words, poster 5S, dan poster lainnya. Untuk menambah kesan nyaman dan hangat, karpet dan beberapa bantal ditambahkan di area Sudut Literasi Kelas.
Kami pun memfasilitasi dengan rak pengayaan untuk sudut literasi di masing-masing kelas agar program kerja ini dapat terwujud di seluruh kelas di SDN Baros sebagai upaya untuk memaksimalkan fungsi dari pojok baca sebelumnya.
Sudut Literasi Kelas ini selanjutnya akan memfasilitasi program kerja lain yang kami beri nama Start With Ten Minutes. Program ini merupakan upaya untuk meningkatkan minat baca pada anak yang ditempuh melalui pembiasaan membaca selama sepuluh menit sebelum belajar.
Berikut merupakan kegiatan Start With Ten Minutes:
Penulis: Amira Zakia Khoerunisa dan Heranisa Afiani Zahra
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Suryakancana
DPL: Dr. Hj. Siti Maryam, M.Pd.