Kota Bima: Potret dan Sepenggal Cerita

Kota Bima
Masjid Terapung Amahami Kota Bima

Bima, kota di Nusa Tenggara Barat terletak di ujung pulau Sumbawa, menghubungkan dengan pulau terdekat. Selain dengan Labuan Bajo di NTT, juga dengan Makassar, di Sulawesi Selatan.

Menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang begitu memikat. Kota ini telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban Nusantara. Nama Bima sendiri tak asing di telinga masyarakat Indonesia.

Salah satu hal yang paling menonjol dari sejarah Bima adalah keberadaan Kesultanan Bima. Kesultanan ini pernah menjadi kekuatan maritim yang disegani di kawasan Nusantara. Letak geografis Bima yang strategis menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan yang menarik minat pedagang dari pelbagai daerah. Rempah-rempah, hasil bumi, dan berbagai komoditas lainnya diperdagangkan melalui pelabuhan-pelabuhan di Bima.

Jejak-jejak kejayaan Kesultanan Bima masih dapat kita temui hingga saat ini. Beberapa peninggalan bersejarah seperti istana, masjid, dan benteng masih berdiri kokoh. Arsitektur bangunan-bangunan ini mencerminkan perpaduan antara pengaruh budaya lokal dan Islam.

Bacaan Lainnya

Selain sejarah kesultanannya, Bima juga kaya akan budaya lokal yang unik. Masyarakat Bima memiliki tradisi dan adat istiadat yang masih dilestarikan hingga kini. Salah satu yang terkenal adalah kain tenun ikat Bima. Kain tenun ini memiliki motif-motif yang sangat khas dan sarat makna. Setiap motif memiliki cerita dan simbol yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Bima.

Kain tenun ini terkenal dengan motif-motifnya yang unik dan penuh makna. Proses pembuatannya yang rumit dan membutuhkan ketelitian tinggi menjadikan setiap helai kain tenun ikat Bima memiliki nilai seni yang tinggi.

Motif-motif pada tenun ikat Bima seringkali terinspirasi dari alam sekitar, seperti flora dan fauna. Selain itu, terdapat pula motif-motif geometrik yang sarat dengan nilai estetika. Keindahan dan keunikan tenun ikat Bima membuatnya menjadi komoditas yang sangat diminati, baik di dalam maupun di luar negeri.

Salah satu ciri khas dari tenun ikat Bima adalah penggunaannya sebagai rimpu. Rimpu adalah penutup kepala atau kerudung khas Bima yang terbuat dari kain tenun. Penggunaan rimpu tidak hanya berfungsi sebagai aksesori, tetapi juga memiliki makna simbolis dalam kehidupan masyarakat Bima.

Selain kain tenun, Bima juga memiliki tarian tradisional yang menarik. Tarian-tarian ini biasanya dipentaskan pada acara-acara adat atau perayaan hari besar. Musik tradisional Bima juga memiliki ciri khas yang membedakannya dengan musik daerah lain.

Dengan kekayaan sejarah dan budaya yang dimilikinya, Bima memiliki kesempatan untuk diterokai sekaligus untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya. Pengunjung dapat menjelajahi berbagai situs sejarah, menyaksikan pertunjukan seni tradisional, dan belajar tentang kehidupan masyarakat Bima.

Untuk menjaga kelestarian warisan budaya Bima, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait. Pelestarian situs-situs sejarah, pengembangan wisata budaya yang berkelanjutan, serta pendidikan tentang pentingnya melestarikan budaya merupakan beberapa langkah yang dapat dilakukan.

Bima dengan kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Kota ini menawarkan pengalaman wisata yang unik dan berbeda bagi para wisatawan. Dengan mengunjungi Bima, kita tidak hanya dapat menikmati keindahan alamnya, tetapi juga dapat belajar tentang sejarah dan budaya masyarakat Indonesia.

Penulis: Ismail Suardi Wekke
The Academia of Papua

Editor: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses