Media Massa dan Media Sosial: Ancaman Tersembunyi di Balik Kemeriahan Digital

Media
Ilustrasi: istockphoto

Di era modern yang dipenuhi dengan teknologi digital, media massa dan media sosial telah menjelma menjadi teman sehari-hari bagi banyak orang.

Media massa memberikan akses ke berita dan informasi dari seluruh dunia, sementara media sosial memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat secara langsung. Namun, sisi gelap tersembunyi dari keduanya adalah potensi menjadi senjata politik yang merusak integrasi bangsa.

Tidak Hanya Sekadar Keresahan

Sebagai seorang penulis, keresahan saya bukan sekadar perasaan kosong. Saya merasa prihatin dengan penggunaan media massa dan media sosial sebagai sarana untuk menggiring narasi politik identitas. Ini adalah upaya yang berbahaya, karena cenderung memisahkan masyarakat dan mengancam keutuhan negara.

Bacaan Lainnya
DONASI

Narasi yang Merusak

Media massa dan media sosial bisa dengan mudah dimanipulasi oleh para pemimpin politik untuk menyebarkan narasi politik identitas yang sangat merusak. Terlalu sering, narasi-narasi semacam ini cenderung bersifat eksklusif dan mendiskriminasi kelompok lain. Dampaknya? Penciptaan perasaan benci dan permusuhan di antara berbagai kelompok.

Selain itu, ketidakakuratan dan ketidakjelasan dalam narasi-narasi ini dapat membingungkan masyarakat dan menciptakan kekacauan.

Dampak yang Mengerikan

Penggunaan media massa dan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan narasi politik identitas dapat berakibat serius. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi meliputi:

  • Polarisasi Masyarakat: Masyarakat terbelah menjadi kelompok-kelompok yang saling berlawanan.
  • Perpecahan Masyarakat: Kesatuan masyarakat terancam, dan toleransi semakin menurun.
  • Konflik dan Kekerasan: Kelompok-kelompok yang berselisih dapat terlibat dalam konflik fisik yang berpotensi berbahaya.

Menyaring Kebencian dari Kemeriahan

Untuk menjauhkan diri dari potensi kebencian dalam kemeriahan media massa dan media sosial, kita perlu bersama-sama mencari solusi dengan mengambil tiga langkah penting:

Pertama, meningkatkan literasi media masyarakat menjadi prioritas. Semakin cakap kita dalam menyaring informasi yang kita terima, semakin sulit bagi narasi beracun untuk memengaruhi kita. Kemampuan ini akan membantu masyarakat memilah informasi yang sahih dari yang palsu, menghindari penyebaran pesan-pesan berbobot negatif, dan dengan demikian, mengurangi potensi konflik.

Kedua, media massa harus mengutamakan prinsip-prinsip profesionalisme yang ketat. Mereka harus bertekad untuk menyajikan berita yang akurat, objektif, dan bebas dari keberpihakan. Dengan mengedepankan standar-standar ini, kita dapat mengurangi risiko penyebaran informasi tendensius dan berpotensi merusak yang hanya akan memperkeruh suasana.

Terakhir, perlu adanya regulasi yang kuat untuk mengawasi media sosial. Aturan yang jelas dan ketat mengenai bagaimana informasi dapat disebarkan di platform-platform sosial akan membantu mengendalikan penyebaran narasi berbahaya. Hal ini akan meminimalkan peluang bagi pihak-pihak yang ingin memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mengobarkan perpecahan dan kebencian.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat menjaga kemeriahan digital tetap positif dan menghindari dampak negatif politik identitas yang merusak integrasi bangsa.

Kesimpulan: Penggunaan yang Bertanggung Jawab

Media massa dan media sosial adalah alat yang sangat kuat. Mereka dapat digunakan untuk kebaikan, tetapi juga dapat menjadi senjata berbahaya jika disalahgunakan. Oleh karena itu, para pembuat kebijakan, media massa, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa alat-alat ini digunakan dengan bijak, dan tidak merusak integrasi bangsa.

Mengajukan Pertanyaan

Saya juga ingin mengajukan pertanyaan kepada pembuat kebijakan yang mungkin saja tergoda untuk menggunakan media massa dan media sosial untuk menyebarkan narasi politik identitas. Pertanyaannya adalah: Apakah kita benar-benar ingin mengorbankan keutuhan bangsa demi kepentingan politik?

Harapan Kita Bersama

Saya berharap artikel ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya politik identitas yang disebarkan melalui media massa dan media sosial. Lebih dari itu, saya berharap pembuat kebijakan, media massa, dan masyarakat dapat bersatu tangan dalam menghadapi dampak negatif dari politik identitas ini. Dengan begitu, kita dapat menjaga keutuhan bangsa dan kelangsungan perdamaian di tengah keramaian digital ini.

Demikianlah pandangan saya tentang penggunaan media massa dan media sosial sebagai alat politik yang dapat mengancam integrasi bangsa.

Penulis: Yhoga Oktana Saputra
Mahasiswa 
Jurusan Ilmu Administrasi Publik Universitas Andalas

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI