Abstrak
Salah satu kearifan lokal yang harus dilestarikan antara lain yaitu Tari Jaranan. Tari Jaranan merupakan tarian yang lahir di Kota Kediri yang dibawa dari Ponorogo. Tari Jaranan merupakan salah satu kesenian yang mengangkat banyak sekali filosofi, mulai dari pakaian, properti dan juga alat musik yang mengiringi kegiatan tersebut.
Namun sayangnya, kesenian ini mulai memudar seiring waktu berjalan. Penyebab memudarnya kesenian jaranan antara lain adalah perubahan sosial, perubahan pola pikir, dan perubahan kebudayaan pada masyarakat daerah tersebut.
Krisisnya kesenian Indonesia terutama pada era modern ini membuat peneliti tertarik untuk membahas bagaimana cara melestarikan kesenian tersebut. Dengan adanya penelitian ini penulis berharap, tradisi kesenian di Indonesia terus lestari hingga kancah dunia dengan pemanfaatan teknologi digital era modern.
Peneliti ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan langsung kepada narasumber pelaku seni tari Jaranan. Penulis mengajak pembaca untuk selalu menjaga dan melestarikan kesenian yang ada di Indonesia, antara lain kesenian Jaranan tersebut.
Kata Kunci: Tari, Jaranan, Kearifan.
Pendahuluan
Indonesia memiliki banyak sekali produk kearifan lokal yang harus dilestarikan, mulai dari Tradisi Adat, Suku, dan juga Budaya. Kearifan lokal merupakan warisan budaya dari nenek moyang yang menjadi identitas bangsa Indonesia, dan terbentuk karena kolaborasi antara manusia serta lingkungan alam sekitar.
Sangat disayangkan, sebagian besar tradisi-tradisi lokal yang ada di Indonesia mulai memudar dan harus dipertanyakan keberadaannya.
Penyebab pudarnya tradisi-tradisi kebudayaan yang paling berdampak banyak yaitu perubahan sosial, perubahan pola pikir, dan perubahan kebudayaan pada masyarakat daerah tersebut. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena dampak globalisasi yang semakin meningkat.
Contoh umumnya seperti tradisi tari Jaranan, tradisi Tari Jaranan merupakan tradisi kesenian asli Indonesia. Kesenian ini lahir sejak saat kerajaan kuno yang berdiri di Jawa Timur. Jaranan pertama kali masuk ke Kediri pada abad 19, dan dibawa oleh para warok dari Ponorogo.
Tari tradisional yang satu ini dimainkan oleh para penari dengan membawa dan menaiki salah satu properti kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu.
Gerakan penari pada kesenian jaranan ini sangat beragam, contohnya seperti: pentulan, celengan, barongan, dan pemain jaranan sendiri. Jaranan bersifat sakral dan juga digunakan untuk upacara-upacara resmi yang berkaitan dengan roh leluhur keraton (Auliya et al., 2024).
Era globalisasi membuat Tari Jaranan menghadapi tantangan yang sangat besar, terutama di era teknologi dan era digital ini. Ekspektasi masyarakat yang berbeda dikarenakan faktor era teknologi dan era digital saat ini membuat meregenerasi nya tari jaranan tersebut.
Sekarang pertunjukan tari jaranan harus bersaing dengan berbagai jenis konten menarik lainnya di media sosial (Auliya et al., 2024). Mengidentifikasi menjadi faktor penting untuk selalu menggagas dan melestarikan kesenian Tari Jaranan tersebut.
Sebagai generasi muda, kita harus kesadaran akan pentingnya budaya dalam membentuk jati diri dan identitas suatu bangsa agar salah satu tradisi ini selalu terlestarikan.
Di era modern ini menjadi tantangan yang besar bagi generasi muda untuk selalu menjaga dan melestarikan kesenian peninggalan nenek moyang kita. Krisisnya kesenian Indonesia terutama pada era modern ini membuat peneliti tertarik untuk membahas bagaimana cara melestarikan kesenian tersebut.
Peneliti juga mengulik tentang filosofi yang terdapat pada tari jaranan tersebut. Penelitian ini melakukan riset wawancara dengan melalui narasumber asli pemain Jaranan, dengan harapan menjadikan penelitian ini supaya lebih akurat, tajam, dan terpercaya.Â
Baca Juga:Â Jaranan Jowo Sudah Resmi Milik Kediri, Warga Semakin Antusias Meramaikan Acara Kesenian di Dusun Keton
Tinjauan Pustaka
Penelitian ini menggunakan artikel terdahulu yang berfungsi sebagai referensi penulisan artikel tersebut. Adapun beberapa referensi yang digunakan sebagai sumber pustaka adalah artikel milik Arsy Azzahra Auliya, Aisyah Devi Octavia, DLL Fakultas Sosiologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Dengan penelitiannya yang berjudul Industrialisasi Kesenian Jaranan Sebagai Produk Kearifan Lokal Indonesia. Artikel ini membahas tentang ajakan kepada masyarakat mengenai ajaran melestarikan dan menjaga kesenian yang ada di Indonesia (Auliya et al., 2024).
Sumber kedua, yaitu jurnal milik Rizky Arum Diah1, Asrindah Nasution2, Suhariyanti3 Universitas Dharmawangsa. Jurnal tersebut berjudul Eksplorasi Fungsi Pertunjukan Kesenian Jaranan Sebagai Warisan Budaya Masyarakat Dusun Ngandeng, jurnal tersebut membahas tentang kesenian Jaranan (Diah et al., 2024).
Metode
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan langsung kepada narasumber pelaku seni tari Jaranan yang bernama Sandi Afrianto. Metode kualitatif tersendiri adalah mencari informasi dengan melibatkan narasumber sebagai pedoman gambaran umum.
Sumber data diperoleh dari pertunjukan Jaranan (pertunjukan langsung dokumen gambar). Setelah penulis mendapatkan informasi yang cukup dari pendekatan wawancara terhadap narasumber, kemudian data akan dianalisis dan disesuaikan dengan referensi yang sudah dikumpulkan.
Pembahasan
Latar belakang tari Jaranan adalah tari asal Jawa Timur yang diadaptasi oleh beberapa pelaku seni di seluruh Indonesia . Pesatnya perkembangan komunikasi, Tari Jaranan mulai merambah pada penjuru dunia.
Banyak pelaku seni yang mengadaptasi pertunjukan jaranan tersebut menggunakan adegan kesurupannya sampai melakukan hal-hal di luar nalar, seperti: memakan pecahan kaca, berjalan di atas api, dan beberapa aksi berbahaya lainnya. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Keterangan: Aksi Mas Sandi yang sedang mengeksekusi tari Jaranan.
Penulis memutuskan salah satu pelaku kesenian Jaranan muda yang bernama Sandi Apriyanto. Beliau merupakan salah satu pemuda kesenian jaranan yang memiliki tujuan emas, yaitu untuk melestarikan dan mempelajari ilmu kesenian Jaranan di Jawa Timur, namun Mas Sandi mengadaptasikan kesenian tersebut ke daerah Jawa Tengah dan sekitarnya, dikarenakan beliau lahir dan tinggal di Kab. Karanganyar, Jawa Tengah.
Maka dari situlah mas Sandi lebih memilih memperkembangkan jaranan pada daerah asalnya yaitu Kabupaten Karanganyar. Menurut Mas Sandi, jaranan memiliki banyak sekali filosofi terhadap gerakan-gerakan yang terdapat pada tari Jaranan tersebut.
Salah satu contoh filosofi dari gerakan tari jaranan antara lain yaitu penghormatan terhadap leluhur dan kekuatan spiritual. Menurut mas sandi, penghormatan spiritual tersebut sebagai bentuk wujud penghormatan kepada leluhur dan juga roh-roh penjaga.
Menurut mas Sandi, seluruh properti yang dikenakan pada pemain memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Tari Jaranan tersendiri memiliki makna kehidupan yang penuh dengan rasa semangat. Sedangkan cambuk merupakan kekuatan untuk mengendalikan rasa nafsu.
Tari Jaranan selalu di iringi dengan musik gamelan. menurut mas Sandi, suara musik gamelan juga memiliki fungsi yang besar yaitu untuk mempertegas unsur spiritual dari gerakan tari jaranan tersebut. Tidak hanya itu, kegiatan tari jaranan sering menggunakan ritual sesaji yang bermakna untuk menghormati roh dan leluhur penjaga alam.
Sayangnya, kesenian tari Jaranan sudah mulai memunah eksistensinya di karenakan perubahan sosial, budaya, dan terutama dikarenakan perkembangan zaman. Menurut Mas Sandi pelaku seniman merasa tekanan untuk mempromosikan karya mereka, agar mendapatkan popularitas di media sosia.
Maka dari itulah, Mas Sandy sebagai pelaku kesenian generasi muda sangat bertekad dan bersemangat menghadapi perkembangan zaman pada saat ini.
Mas Sandi berniatan akan selalu melestarikan dan terus mengembangkan kegiatan tari jaranan tersebut dengan cara mengkolaborasikan kesenian tradisional dengan perkembangan zaman pada saat ini.
Banyak peluang untuk menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi informasi untuk memperluas audiens, dengan cara mempromosikan budaya lokal, dan menjadikan seni jaranan lebih relevan di era saat ini. Cara tersebut merupakan cara yang paling efisien untuk melestarikan kesenian jaranan tersebut.
Baca Juga:Â KKN Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Kembangkan Minat Potensi Pelaku Seni JarananÂ
Kesimpulan
Jaranan merupakan suatu kearifan budaya dari nenek moyang yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Tari jaranan ini seutuhnya mengangkat tema spiritual, budaya dan keestetikaan di dalam kegiatan tersebut. Sangat disayangkan sekali, kesenian jaranan saat ini sangat menurun eksistensinya.
Sebagian besar tradisi-tradisi lokal yang ada di Indonesia mulai memudar dan harus dipertanyakan keberadaannya. Kesenian ini sangat mengedepankan filosofi, antara lain yaitu penghormatan kepada roh leluhur yang diyakini membawakan perlindungan, keberanian dan juga pengendalian hawa nafsu. Â
Banyak peluang untuk menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi informasi untuk memperluas audiens. Ada berbagai cara agar budaya tetap harum walau di era modern, salah satu caranya yaitu dengan aksi mempromosikan budaya lokal, dan menjadikan seni jaranan lebih relevan di era saat ini.
Cara tersebut merupakan cara yang paling efisien untuk melestarikan kesenian jaranan tersebut. Kita sebagai penerus bangsa harus dan wajib melestarikan kesenian bangsa tersebutÂ
Penulis: Agatha Pradigdyo Adi Parji (241481106)
Mahasiswa Prodi Film dan Televisi Institut Seni Indonesia SurakartaÂ
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Daftar Acuan
Auliya, A. A., Octavia, A. D., Ardiana, I. A., & Shodiq, M. (2024). Industrialisasi kesenian jaranan sebagai produk kearifan lokal indonesia 1. 3(2), 6–22. https://doi.org/10.5281/zenodo.13971668
Diah, R. A., Nasution, A., & Suhariyanti, S. (2024). Eksplorasi Fungsi Pertunjukan Kesenian Jaranan Sebagai Warisan Budaya Masyarakat Dusun Ngandeng. Jurnal Dialect, 1(2), 50–55. https://doi.org/10.46576/dl.v1i2.4632
Ikuti berita terbaru di Google News