Memahami Depresi dari Perspektif Psikologi dan Agama

Depresi
Gambar dibuat dengan teknologi AI.

Setiap orang pasti pernah mengalami berbagai macam masalah dan rintangan dalam hidupnya. Jika seseorang dalam hidupnya putus asa dan tidak kuat menghadapi masalah hidup, orang tersebut dapat mengalami depresi bahkan dapat menjadi stres.

Depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa tetapi anak-anak juga dapat mengalaminya, depresi tidak mengenal kelas sosial. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tertekan dan terpuruk. Depresi merupakan salah satu penyebab utama bunuh diri (bunuh diri).

Sebanyak 40% penderita depresi memiliki ide bunuh diri, dan hanya sekitar 15% yang berhasil melakukannya. WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2020, depresi akan menjadi salah satu gangguan mental yang paling banyak dialami dan depresi berat akan menjadi penyebab kematian terbesar kedua setelah serangan jantung.

Berdasarkan data WHO tahun 1980, hampir 20% – 30% pasien rumah sakit di negara berkembang mengalami gangguan mental emosional seperti depresi. Depresi merupakan gangguan emosional atau suasana hati yang buruk yang ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus asa, bersalah dan tidak berarti.

Bacaan Lainnya

Sehingga semua proses mental (berpikir, merasakan dan berperilaku) dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam hubungan interpersonal.

Apa yang dimaksud dengan depresi?

Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah (menarik diri, tidak dapat tidur, kehilangan selera, minat dalam aktivitas sehari-hari), dalam Gerald C. Davison 2004.

Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang.

Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Gejala yang ditimbulkan akibat depresi ada beberapa, yaitu : gejala fisik, gejala psikis, dan gejala sosial.

Sementara untuk penyebab depresi yaitu adanya kombinasi beberapa faktor. Jika seseorang di dalam riwayat kesehatannya memiliki keluarga yang mengalami depresi, maka terdapat kecenderungan untuk mengalami depresi juga.

Menurut Kaplan (2002) dan Nolen – Hoeksema & Girgus (dalam Krenke & Stremmler, 2002), faktor – faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas : faktor biologi, faktor psikologis/kepribadian dan faktor sosial. Dimana ketiga faktor tersebut dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Dan untuk dampak yang ditimbulkan akibat depresi, yaitu: adanya keinginan untuk melakukan bunuh diri, adanya gangguan tidur, gangguan interpersonal, gangguan dalam pekerjaan, gangguan pola makan, dan juga timbulnya perilaku-perilaku merusak diri sendiri.

Adapun penanganan untuk depresi adalah dengan melakukan perubahan pola hidup, terapi psikologi, dan dengan pengobatan (obat antiretroviral/ARV).

Dilarang keras mengobati diri sendiri dengan alkohol, merokok yang berlebihan dan narkoba, karena zat yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan gejala depresi dan menimbulkan masalah lain.

Baca Juga: Menguak Masalah Depresi pada Remaja yang Gagal Masuk Seleksi TNI AD

Apasih kaitan depresi dalam Al-Qur’an?

Konsep Depresi Dalam Al-Qur’an Depresi adalah gangguan suasana hati yang serius yang dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Dalam perspektif Islam, Al-Qur’an dan hadis memberikan panduan komprehensif tentang kesehatan mental dan cara mengatasi perasaan negatif, termasuk depresi.

Al-Qur’an tidak secara langsung menggunakan istilah depresi namun banyak ayat yang berbicara tentang kesedihan, kegelisahan, dan ketakutan, yang dapat dikaitkan dengan kondisi depresi. Kesedihan dan Ujian. Al-Qur’an mengakui bahwa manusia akan mengalami kesedihan dan ujian dalam hidup.

Surah Al-Baqarah (2:155) menyebutkan, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Penyebab Kesedihan. Al-Qur’an juga membahas penyebab kesedihan, termasuk kehilangan (Surah Yusuf 12:84, yang menggambarkan kesedihan Yakub atas kehilangan Yusuf) dan ketidakpastian masa depan. Janji Kemudahan Setelah Kesulitan. Al-Qur’an menawarkan harapan dengan janji bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan.

Surah Al-Insyirah (94:5-6) menyatakan, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Al-Qur’an tidak hanya mengakui eksistensi kesedihan dan depresi, tetapi juga memberikan bimbingan untuk mengatasi perasaan ini.

Mengingat Allah melalui zikir dan doa adalah cara utama yang dianjurkan untuk mengatasi kesedihan dan kegelisahan. Surah Ar-Ra’d (13:28) menyebutkan, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” Kesabaran dan shalat adalah dua pilar utama yang dianjurkan untuk menghadapi cobaan.

Surah Al-Baqarah (2:45) menyatakan, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.” Menggantungkan harapan dan tawakal (berserah diri) kepada Allah adalah kunci untuk mengatasi rasa putus asa.

Surah At-Taubah (9:51) menyatakan, “Katakanlah. Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Al-Qur’an juga menekankan pentingnya dukungan sosial dan komunitas. Surah Al-Hujurat (49:10) menyebutkan, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara”.

Baca Juga: 10 Cara Efektif Mengobati Depresi Menurut Dokter

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Praktik Zikir dan Doa Harian. Memasukkan zikir dan doa dalam rutinitas harian sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ketenangan. Mengelola Waktu untuk Shalat. Menjaga shalat lima waktu dengan khusyuk sebagai sarana untuk menguatkan iman dan kesabaran.

Membangun Komunitas yang Mendukung. Terlibat dalam komunitas muslim yang mendukung dan saling membantu dalam menghadapi kesulitan. Mencari Ilmu dan Pemahaman yang Mendalam. Mengkaji Al-Qur’an dan tafsirnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bimbingan Islam dalam mengatasi depresi.

Kesimpulan

Depresi merupakan salah satu isu psikologis yang tidak hanya diakui dalam konteks medis modern tetapi juga dalam ajaran Islam yang termuat dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menyebutkan berbagai bentuk ketidakstabilan emosional, termasuk putus asa, takut, dan cemas, yang semuanya dapat berujung pada depresi.

Penyebab utama yang diidentifikasi adalah ketidakmampuan seseorang untuk menghadapi tantangan hidup dengan sabar dan ikhlas serta jauhnya dari nilai-nilai keagamaan.

Al-Qur’an menawarkan solusi yang sangat spesifik untuk mengatasi depresi, yaitu dengan kembali kepada Tuhan melalui ibadah, doa, dan dzikir, yang berfungsi untuk menguatkan keimanan seseorang.

Dengan demikian, depresi tidak hanya dipandang sebagai penyakit mental, tetapi sebagai sebuah ujian keimanan yang dapat disembuhkan melalui pendekatan spiritual.

Artikel ini menekankan bahwa Al-Qur’an memberikan solusi holistik untuk masalah depresi yang melibatkan dimensi psikologis dan spiritual, sehingga dapat dijadikan rujukan bagi mereka yang mencari jalan keluar dari depresi melalui pendekatan yang bersifat religius.

Penulis: Nailan
Mahasiswa Prodi Psikologi Islam Institut Agama Islam Negeri Langsa

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Aditomo, A. & Retnowati, S. (2004). Perfeksionisme, harga diri, dan kecenderungan depresi pada remaja akhir. Jurnal Psikologi (1), 1-15.

Brehm, S. (2002). Intimate Relationship. New York : Mc. Graw Hill.

Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Davison, T.E & McCabe, M. P. (2006). Adolescent Body Image And Psychosocial Functioning. The journal of social psychology, 146 (1), 15-30.

Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, penyebab dan penangannya. Journal an-nafs: Kajian penelitian psikologi1(1), 1-14.

Hawari Dadang. (2019). Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas.

Kaplan dan Sadock. (2002). Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kautsar Naelul Fauzan, (2022). Tanda-Tanda Depresi Dalam AL-Qur‟an (Studi Tematik Perspektif Tafsir Asy-Sya‟rawi), Skripsi. Jakarta: Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam.

Kring, Johson, Davison & Neale. (2004). Edisi kesembilan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Divisi Buku Perguruan Tinggi.

Kring, Johson, Davison & Neale. (2009). Abnormal Psychology. Eleventh edition. Berkeley: John wiley & Sons.

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses