Membongkar Keberhasilan Gastrodiplomasi Korea Selatan: Strategi, Tantangan, dan Dampaknya

Gastrodiplomasi Korea Selatan
Korea Selatan (Sumber: shutterstock)

Kemajuan hubungan diplomatik antar negara saat ini tidak hanya melibatkan hard diplomacy namun juga soft diplomacy. Soft diplomacy merupakan strategi yang dilakukan suatu negara dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya melalui pendekatan budaya atau sosialnya. Salah satu bentuk dari soft power diplomacy adalah Gastrodiplomasi.

Gastrodiplomasi adalah jenis diplomasi yang menggunakan makanan sebagai sarana  untuk meningkatkan brand awareness suatu negara dan menekankan nilai-nilai yang memberikan gambaran terhadap budaya suatu negara.

Gastrodiplomasi merupakan sarana penggabungan antara diplomasi kuliner, diplomasi budaya, juga nation branding untuk menjadikan budaya asing berwujud dan menyentuh, seperti dalam penelitian yang ditulis oleh Paul Rockower bertajuk Recipes for gastrodiplomacy, Place Branding and Public Diplomacy.

Bacaan Lainnya
DONASI

Korea Selatan telah berhasil menggunakan kepopuleran global makanan Korea melalui gastrodiplomasi, memperluas pengaruh budaya mereka di seluruh dunia.

Inisiatif gastrodiplomasi Korea Selatan meliputi berbagai kegiatan, seperti penyelenggaraan festival makanan, pertukaran kuliner, promosi kuliner melalui media sosial dan televisi, serta program kuliner di luar negeri yang menampilkan masakan tradisional Korea.

Melalui gastrodiplomasi, Korea Selatan berusaha untuk membangun citra positif tentang budaya mereka, meningkatkan daya tarik pariwisata, dan memperkuat hubungan diplomatik dengan negara-negara lain. Makanan Korea tidak hanya dianggap sebagai aspek penting dari warisan budaya Korea, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat koneksi antarbangsa dan mempromosikan pemahaman lintas budaya.

Gastrodiplomasi menjadi alternatif bagi negara sebagai diplomasi kekuatan lunak dalam memperkuat hubungan diplomatik antarnegara melalui pengalaman kuliner bersama.

Ini menekankan gagasan bahwa makanan melampaui bahasa dan hambatan budaya, menjadikannya alat yang kuat untuk memupuk kerja sama dalam hubungan internasional. Terdapat juga strategi, tantangan, serta dampak dari keberhasilan Gastrodiplomasi Korea Selatan tersebut.

 

A. Strategi Gastrodiplomasi Korea Selatan

1. Strategi Program Global Hansik

Gastrodiplomasi, sebagai inovasi dalam diplomasi, dikenal sebagai pendekatan yang lebih bersahabat karena tidak mengandalkan ancaman atau kekerasan dalam pelaksanaannya. Salah satu contohnya dapat dilihat dari Korea Selatan yang memanfaatkan kulinernya melalui program Global Hansik sebagai alat diplomasi.

Program “Global Hansik” sering disebut sebagai “Kimchi Diplomacy” karena kimchi adalah makanan otentik Korea Selatan yang membedakannya dari negara lain. Merek Korea Selatan seringkali disalahpahami sebagai merek dari Jepang atau Republik Rakyat Tiongkok.

Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan telah mulai meningkatkan kesadaran publik akan identitas merek mereka melalui program Global Hansik ini. Dalam praktiknya, kebijakan gastrodiplomasi yang dijalankan oleh Pemerintah Korea Selatan sangat terkait dengan fenomena Korean Wave, yang secara signifikan telah membantu mempromosikan kuliner khas Korea Selatan ke seluruh dunia.

Korean Wave merujuk pada penyebaran budaya Korea Selatan secara global. Kehadiran Korean Wave secara tidak langsung telah memberikan dukungan yang besar bagi program Global Hansik dalam memperkuat citra merek nasional Korea Selatan di panggung internasional.

Keberhasilan program Global Hansik ini didukung oleh komitmen dan dukungan yang kuat dari Pemerintah Korea Selatan serta berbagai pihak terkait.

Menurut Jeong Yon-Chan, direktur utama Korea Tourism Organization, Pemerintah Korea Selatan telah memberikan dukungan finansial yang besar terhadap Hansik Foundation Act dan Hansik Globalization Development Agency dengan nilai mencapai USD 77 juta pada tahun 2009.

Misi utama dari program Global Hansik termasuk meningkatkan jumlah restoran Korea Selatan di seluruh dunia, meningkatkan popularitas kuliner khas Korea Selatan, meningkatkan investasi dalam bisnis kuliner Korea Selatan, dan tujuan lainnya.

(Sumber: shutterstock)

2. Strategi Korean Food Globalization

Strategi Globalisasi Makanan Korea, dalam pelaksanaannya, mengandalkan media massa dan pendidikan sebagai alat utama. Korea Selatan menggunakan berbagai jenis media, termasuk cetak, elektronik, dan sosial, untuk menyebarkan pesan gastrodiplomasi, dan memperkuat hubungan dengan masyarakat internasional melalui gastrodiplomasi.

Di samping itu, strategi ini juga memanfaatkan pendidikan dengan mengintegrasikan Korea Selatan dalam pelatihan kuliner dan program pengajaran, memungkinkan partisipasi dalam kegiatan pelatihan kerja kuliner. Hal ini bertujuan untuk memastikan stabilitas citra makanan Korea serta memperkuat hubungan jangka panjang dengan para pecinta kuliner.

3. Strategi Korean Food Foundation (KFF)

Korean Food Foundation didirikan pada Maret 2010 dengan tujuan utama meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta memajukan ekonomi nasional. Fokus utama organisasi ini adalah memperkuat daya saing industri makanan Korea Selatan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Didirikan sebagai badan publik dengan dukungan dari Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan, KFF bertujuan untuk membantu pemerintah Korea Selatan dalam mempromosikan warisan budaya kuliner mereka.

 

B. Tantangan Gastrodiplomasi Korea Selatan

Selain kesuksesan yang telah dicapai dalam praktik gastrodiplomasi, Pemerintah Korea Selatan juga menghadapi sejumlah tantangan. Meningkatnya persaingan produk makanan global yang semakin mendunia dan multipolar menjadi hambatan dalam memperkenalkan makanan Korea secara internasional.

Untuk bersaing secara efektif, Korea Selatan perlu terus meningkatkan kualitas produk makanan mereka, inovasi dalam presentasi dan promosi, serta memperluas jaringan kerjasama internasional. Selain itu, perbedaan selera dan preferensi kuliner antara berbagai negara juga menjadi tantangan.

Untuk mengatasi hal ini, Korea Selatan perlu beradaptasi dengan pasar global dan mengembangkan strategi yang sesuai untuk memasarkan makanan mereka di berbagai budaya. Korea Selatan juga harus menemukan selebriti yang tepat sebagai duta merek terbaik untuk mempromosikan gastrodiplomasi merupakan tugas yang cukup rumit.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya selebriti Korea yang sudah populer dan memiliki banyak penggemar. Oleh karena itu, Korea Selatan harus berhati-hati dalam memilih duta merek yang paling sesuai dan berkualitas untuk memperkenalkan makanan Korea ke seluruh dunia.

(Sumber: shutterstock)

 

C. Dampak Gastrodiplomasi Korea Selatan

1. Peningkatan Pariwisata

Gastrodiplomasi telah menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Korea Selatan. Wisatawan tertarik untuk mencoba masakan lokal dan pengalaman kuliner unik, yang memicu pertumbuhan industri pariwisata.

2. Peningkatan Ekspor Produk Makanan

Promosi makanan Korea Selatan melalui gastrodiplomasi telah meningkatkan permintaan dan ekspor produk makanan Korea ke pasar internasional. Ini membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi negara tersebut.

3. Peningkatan Citra Negara

Melalui gastrodiplomasi, Korea Selatan telah berhasil memperkuat citra negaranya di mata dunia sebagai destinasi kuliner yang menarik dan memiliki warisan budaya yang kaya.

4. Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman

Gastrodiplomasi telah mendorong pertumbuhan industri makanan dan minuman di Korea Selatan dengan membuka pintu bagi peluang ekspansi bisnis ke pasar internasional.

5. Meningkatnya Pengaruh Budaya

Gastrodiplomasi telah membantu meningkatkan pengaruh budaya Korea Selatan di tingkat global melalui promosi makanan, drama, musik, dan budaya populer lainnya.

6. Peningkatan Hubungan Diplomatik

Gastrodiplomasi telah menjadi alat yang efektif dalam memperkuat hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan negara-negara lain, dengan memfasilitasi pertukaran budaya dan meningkatkan kerjasama di berbagai bidang.

 

Kesimpulan

Korea Selatan telah berhasil mengimplementasikan gastrodiplomasi secara efektif dan memperluas pengaruh budaya mereka di seluruh dunia. Dalam konteks ini, Korea Selatan mengadopsi berbagai strategi, termasuk melalui program Global Hansik, Korean Food Globalization, dan Korean Food Foundation (KFF).

Program-program ini bertujuan untuk mempromosikan kuliner Korea secara internasional, memperkuat citra negara, dan meningkatkan hubungan diplomatik. Meskipun berhasil, Korea Selatan juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam praktik gastrodiplomasi.

Persaingan global dalam pasar makanan, pemilihan selebriti sebagai duta merek yang tepat, dan perbedaan selera kuliner antar negara merupakan beberapa tantangan yang dihadapi Korea Selatan dalam menjalankan gastrodiplomasi.

Dampak dari gastrodiplomasi Korea Selatan sangat signifikan. Termasuk peningkatan pariwisata, ekspor produk makanan, citra positif negara, pertumbuhan industri makanan dan minuman, peningkatan pengaruh budaya, dan memperkuat hubungan diplomatik.

Secara keseluruhan, gastrodiplomasi Korea Selatan telah menjadi alat efektif dalam mempromosikan warisan kuliner dan budaya Korea di seluruh dunia, sambil memperkuat koneksi antarbangsa dan membangun pemahaman lintas budaya.

 

Penulis: Aditya Stefani Muda
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Kristen Indonesia

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI