Teknologi di era globalisasi ini merupakan hal yang sudah tidak asing lagi, perubahan teknologi kian terlihat setiap harinya mengharuskan setiap orang di dunia mengetahui dan memahami perkembangan teknologi dari segi kehidupan manapun.
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari pergantian fungsi barang konvensional menjadi serba digital yang dianggap lebih efisien dan praktis dalam penggunaannya.
Contohnya dompet yang berisi uang, kartu ATM, dan KTP sudah dapat diakses melalui satu barang yaitu smartphone yang di mana benda tersebut lebih praktis untuk dibawa karena tidak terlalu tebal di kantong.Â
Secara fungsional smartphone membuat hidup menjadi lebih mudah dengan penggunaan yang siapapun bisa melakukannya. Namun, teknologi yang praktis dan efisien seperti smartphone nyatanya tidak selalu berdampak baik bagi kehidupan.
Justru karena dapat digunakan siapapun smartphone menjadi pisau bermata dua dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan smartphone saat ini banyak digunakan oleh berbagai kalangan tidak terkecuali anak kecil dengan rentang usia satu hingga enam tahun.
Pada rentang usia tersebut anak-anak sedang mengalami golden age yaitu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terutama pada otak dan fisik pada usia nol hingga enam tahun.
Mirisnya, masih banyak orangtua yang memberikan akses gadget ke anak tanpa pengawasan screen time yang tepat dibandingkan mengasah kemampuan perkembangan anak melalui kegiatan yang bermanfaat.Â
Screen time adalah waktu yang dihabiskan individu untuk alat elektronik atau digital seperti televisi, smartphone, dan video game. Screen time berlebih pada anak di usia golden age dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan terutama dari segi emosional dan karakter.
Anak yang memiliki screen time lebih dari dua jam beresiko menjadi individualis, agresif, pemberontak hingga kurangnya percaya diri (Yulismawai, 2023). Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan kesehatan dapat disebabkan oleh screen time yang terlalu lama, contohnya obesitas, dan gangguan makan.Â
Baca Juga:Â Bahaya Gadget pada Anak
Gangguan screen time pada pertumbuhan dan perkembangan anak ini menyebabkan kekhawatiran orang tua terhadap masa depan anaknya. Untuk mencegah dan mengurangi hal tersebut, para orang tua dapat melakukan langkah berikut:
1. Menentukan Batas Screen Time
Anak pada golden age umumnya memiliki maksimal satu jam untuk screen time. Menjadwalkan screen tim perhari juga dapat membantu anak dalam hidup yang lebih disiplin dan teratur.Â
2. Mengajak Anak untuk Beraktivitas Non-Gadget
Anak-anak dengan usia tersebut memang seharusnya dikenalkan dengan dunia tanpa gadget yang menyenangkan, hal ini berdampak baik pada perkembangan otak dan perilaku anak. Aktivitas yang dapat dilakukan bisa seperti berjalan-jalan ditaman, bermain masak-masak, bermain bola, dan kegiatan lain yang melibatkan motorik anak.
3. Mengedukasi Anak tentang Gadget
Orang tua dapat mengajarkan anak tentang dampak buruk penggunaan gadget jika terlalu lama, seperti terlalu lama menonton televisi dapat membuat kesehatan mata menurun. Tentu dengan penjelasan yang baik dan mudah dimengerti
4. Jadilah Role Model bagi Anak
Selain mengatur dan mengedukasi anak tentang screen time, orang tua perlu menjadi role model untuk anaknya. Tunjukkan penggunaan gadget yang tepat, misalnya, harus dihindari saat kegiatan keluarga seperti saat sarapan dan makan malam.
Orang tua juga perlu mengatur waktu antara keluarga dengan pekerjaan agar anak tidak melampiaskan rasa kesendirian dengan gadget. Pada akhirnya, peran orang tua yang menentukan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak akan terbentuk kedepannya.
Baca Juga:Â Literasi Digital pada Anak Usia Dini
Tidak hanya itu, anak-anak juga akan berkembang sesuai dengan lingkungannya selain lingkungan keluarga, para orang tua juga harus lebih waspada pada lingkungan masyarakat yang sekiranya buruk.
Zaman memang sudah maju, namun jangan sampai anak-anak berkembang tanpa arah hingga kehilangan mutu karena pada hakikatnya anak-anak tersebutlah yang akan membentuk generasi mendatang.
Penulis: Hilma Hilwana
Mahasiswa Prodi PPKNÂ Universitas Pamulang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News