Mengaji Asik Bersama Kang Ilham

Kisah Inspiratif
Gambar Kang Ilham Setiawan (Sumber: Penulis)

lham setiawan (21), sukarelawan, akrab disapa kang ilham. Ia mahasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurusan Pendidikan Bahasa arab, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Di samping seorang pelajar, Ia juga mengajar di masjid Al-Muftiah tepatnya di Kp. Tagog RT 08/03 Des. Cimekar Kec. Cileunyi Kab. Bandung Timur. Kini Ia sukses mengamalkan ilmu agamanya baik di lingkungan formal maupun nonformal.

Dengan kepiawaiannya, Ia dapat mengamalkan ilmu agamanya dengan baik. Perlu diketahui, bahwa anak dari pasangan Nursaid dan Erni Mariani, sejak kecil sudah dijejali ilmu agama oleh ke dua orang tuanya.

Bacaan Lainnya

Banyak sekali kegiatan dan prestasi keagamaan yang ilham peroleh. Salah satunya, mengikuti tahfiz Qur’an, mahir berbahasa arab dan inggris, dan mempunyai keterampilan menulis kaligrafi.

Semua itu Ia peroleh saat menimba ilmu di pondok pesantren Al-Ittihad Boarding school 6 tahun lamanya. “Ilmu akan menagih untuk diamalkan,” ucapnya.

Melihat situasi dan kondisi anak-anak yang candu akan memainkan gawainya, rasa Ia ingin mendidik anak-anak pun sangat membara.

Perlu kita ketahui, bahwa anak-anak tidak bisa lepas dari yang namanya gadget terutama bermain game online. Hal seperti inilah yang menggugah hati Kang Ilham untuk turun mengajar.

 “Sebelum saya turun mengajar di masjid ini, memang sebelumnya juga sudah ada pengajian, tetapi tidak seramai sekarang ini.

Dahulu yang hadir cuman ada tiga sampai empat orang saja, itu ‘pun cuman mengaji Iqra dan Al-Qur’an saja tidak ada jadwal lainnya.

Ketika saya sudah mengajar, alhamdulillah mulai bertambah muridnya itu sampai 40 orang,” ujar kang ilham, Minggu (15/5).

Kang Ilham mengaku bahwa semua sumbangsihnya ini muncul atas dasar kecintaan dan kepedulian untuk menyongsong para pemuda bagi masa depannya serta membentuk pemuda yang unggul baik dalam bidang agama maupun negara.

“Ketika mengajar anak-anak, saya mendapat banyak sekali pengalaman. Ada rasa senang, ada rasa letih, ada rasa sabar, dan berbagai banyak rasa ketika mengajar anak-anak itu.

Kita harus selalu sabar ketika mengajar anak-anak, karena anak-anak akan menjadi seseorang yang mempunyai kualitas dan perilaku yang bagus, ketika kita pun mempunyai kualitas diri, yaitu kita mempunyai ilmu disertai dengan sabar.

Karena jika kita tidak sabar dalam mengajar, maka anak-anak pun tidak akan mengikuti kita dan tidak akan menurut kepada kita.

Intinya ketika mengajar anak-anak itu, pesan saya harus sabar dan kita ‘pun harus menguasai banyak ilmu pengetahuan supaya si anak tidak jenuh,” tegas kang ilham.

Kegiatan Mengaji

Anak-anak sangat antusias mengikuti pengajian yang dibawakan oleh kang Ilham di masjid Al-Muftiah Kp. Tagog RT 08/03 Des. Cimekar Kec. Cileunyi Kab. Bandung Timur, Minggu (15/5). Pengajian rutin ini dihadiri sekitar empat puluh orang yang tinggal di sekitar kampung tersebut.

Adapun jadwal pengajian rutin bakda magrib yang ditentukan oleh kang ilham sebagai berikut:

  1. Hari senin, tes membaca al-qur’an dan hafalan surah-surah pendek;
  2. Hari selasa, akidah-akhlak;
  3. Hari rabu, kaligrafi;
  4. Hari kamis, pembacaan surah yasin atau barzanji;
  5. Hari jumat, kaligrafi atau hadrah;
  6. Hari sabtu dan ahad, libur.

“Semua jadwal itu saya persiapkan sedemikian rupa, supaya si anak tidak merasa jenuh, karena durasi waktu yang tak begitu lama mulai dari bakda magrib sampai azan isya,” tuturnya.

Berkat kegigihannya tersebut, tak sedikit orang yang melirik dan mengundang untuk berpartisipasi di beberapa acara besar keagamaan, seperti diundang hadrah di acara mempertingati maulid nabi di beberapa SD, sampai ikut serta dalam lomba hadrah tingkat kecamatan yang diadakan di ponpes Khoiro Ummah Cileunyi.

“Alhamdulillah, beberapa kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan yang mengejutkan lagi murid-murid saya membawa peringkat ke-4 di acara lomba tersebut. Hal seperti ini memberi nilai plus bagi saya maupun bagi anak-anak. Karena yang saya lihat bukanlah hasil, tetapi prosesnya,” tegas Kang Ilham

Rencana kedepannya, Ia akan mengadakan beberapa perlombaan yang menarik, salahsatunya lomba azan, lomba menulis kaligrafi, cerdas cermat, dan lomba sambung ayat al-qur’an juz ke 30.

Ada beberapa kendala yang Ia hadapi, yakni dalam hal biaya penyelenggaraannya yang belum mencukupi.

Kendati demikian, Kang Ilham berusaha merealisasikan harapannya itu dengan cara menyisihkan uang saku miliknya dan tak sedikit yang memberi bantuan sebagai bentuk dukungan dari masyarakat. 

Tak sedikit wali murid yang mengapresiasi kinerja beliau, “banyak orang tua murid yang berbahagia dan berterimakasih kepada saya, bahkan ditawari oleh masyarakat di sini untuk menjadi penerus guru ngaji di kampung ini, bahkan ada yang akan menggaji perbulannya.

Namun saya tolak, karena saya mengajar niat lillahi taala bukan mencari keuntungan,” tuturnya. “pesannya jadilah seperti lebah yang ketika hinggapnya membawa manfaat yaitu serbuk bunga, begitu pula ketika tiadanya pun meninggalkan manfaat yaitu menjadi madu,” tegas Kang Ilham.

Penulis: Rovi Maulana
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Suryakancana

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI