Mengenal Diabetes Melitus Lebih Awal: Yuk, Cek Gula Darah dan Kenali Gejalanya

Diabetes Melitus
Sumber: id.pinterest.com.

Pendahuluan

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis yang semakin banyak ditemukan di masyarakat. Kondisi ini terjadi akibat gangguan pada metabolisme gula darah yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin secara efektif.

Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ tubuh, seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Oleh karena itu, mengenali diabetes sejak dini sangat penting agar pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan lebih cepat.

Apa itu Diabetes Melitus?

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin sebagaimana disadur dari situs pafikajen.org.

Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

Bacaan Lainnya

Diabetes terdiri dari tiga jenis utama. Diabetes Tipe 1 disebabkan oleh kerusakan pada sel pankreas yang mengakibatkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin, dan biasanya muncul pada usia muda.

Diabetes Tipe 2, yang lebih umum terjadi pada orang dewasa, terjadi akibat resistensi insulin, di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Faktor utama yang berkontribusi pada kondisi ini adalah gaya hidup tidak sehat.

Sedangkan Diabetes Gestasional terjadi selama kehamilan dan biasanya sembuh setelah melahirkan, namun dapat meningkatkan risiko berkembangnya diabetes tipe 2 di masa depan.

Seseorang dapat dikatakan menderita diabetes jika hasil pemeriksaan kadar gula darah menunjukkan angka yang lebih tinggi dari normal, baik itu pada saat puasa, setelah makan, atau melalui tes lainnya.

Untuk mendiagnosis diabetes, ada beberapa kriteria yang digunakan, antara lain tes gula darah puasa (FBS), tes toleransi glukosa oral (OGTT), tes hemoglobin A1c (HbA1c), dan tes gula darah acak.

Pada tes gula darah puasa, kadar normalnya adalah kurang dari 100 mg/dL, sementara diabetes ditandai dengan angka 126 mg/dL atau lebih pada dua tes terpisah. Pada tes toleransi glukosa oral, gula darah setelah 2 jam harus kurang dari 140 mg/dL untuk dianggap normal, dan kadar 200 mg/dL atau lebih menunjukkan diabetes.

Tes HbA1c mengukur rata-rata kadar gula darah dalam 2-3 bulan terakhir, dengan kadar normal kurang dari 5,7%, sementara angka 6,5% atau lebih menunjukkan diabetes.

Terakhir, pada tes gula darah acak, diabetes dapat didiagnosis jika kadar gula darah mencapai 200 mg/dL atau lebih, terutama jika disertai gejala khas.

Jika hasil tes menunjukkan angka yang tinggi dan gejala yang sesuai, dokter akan mendiagnosis seseorang dengan diabetes, yang memerlukan pengelolaan gula darah yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Baca Juga: Edukasi Diet Diabetes dan Senam Kaki pada Lansia sebagai Upaya Pencegahan Diabetes Melitus di Desa Ngasem

Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai

Gejala diabetes seringkali berkembang secara perlahan dan dapat terlewatkan jika tidak dikenali dengan baik. Beberapa tanda awal yang perlu diwaspadai antara lain sering buang air kecil (poliuria) akibat ginjal yang bekerja lebih keras untuk mengeluarkan kelebihan glukosa, mudah haus (polidipsia) karena tubuh kehilangan banyak cairan, serta cepat merasa lelah karena tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa secara efektif untuk energi.

Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas juga dapat terjadi, terutama pada diabetes tipe 1, di mana tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk energi. Selain itu, luka yang sulit sembuh dan gangguan penglihatan seperti pandangan buram akibat penumpukan cairan di lensa mata juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai.

Jika Anda atau keluarga mengalami gejala-gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan gula darah untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.

Mengapa Penting untuk Cek Gula Darah?

Pemeriksaan gula darah merupakan langkah penting untuk mendeteksi diabetes sejak dini dan membantu mengelola kesehatan dengan lebih baik.

Dengan mengetahui kadar gula darah, Anda dapat mengenali kondisi pradiabetes sebelum berkembang menjadi diabetes, memulai perubahan gaya hidup dan pengobatan lebih awal untuk mencegah komplikasi, serta memantau efektivitas pengobatan bagi penderita diabetes.

Ada tiga jenis tes gula darah yang umum dilakukan, yaitu Tes Gula Darah Puasa (GDP) yang dilakukan setelah berpuasa selama 8 jam, Tes Gula Darah Sewaktu (GDS) yang mengukur kadar gula darah kapan saja tanpa memperhatikan waktu makan terakhir, dan Tes HbA1c yang mengukur rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.  

Cara Mencegah Diabetes

Mencegah diabetes dapat dimulai dengan menerapkan gaya hidup sehat yang melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, jaga pola makan seimbang dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, rendah gula, dan lemak sehat seperti sayur, buah, gandum utuh, dan kacang-kacangan.

Kedua, rutin berolahraga setidaknya 30 menit sehari, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda, untuk menjaga kesehatan tubuh. Ketiga, kontrol berat badan, karena kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2.

Selain itu, hindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, yang dapat meningkatkan risiko resistensi insulin. Terakhir, lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama cek gula darah, untuk mendeteksi dini potensi masalah kesehatan, terutama jika ada riwayat keluarga dengan diabetes.

Baca Juga: Pengaruh Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) pada Pasien Diabetes Melitus

Penutup

Diabetes melitus adalah penyakit yang dapat dikelola jika terdeteksi sejak dini. Jangan abaikan gejalanya dan segera lakukan pemeriksaan gula darah jika diperlukan.

Dengan pola hidup sehat dan pengelolaan yang tepat, risiko diabetes dan komplikasinya dapat dikurangi secara signifikan. Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati. Yuk, mulai peduli dengan kesehatan kita!  

Penulis: Rizka Ramadhani (NIM: 202410420110174)
Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses