Abstrak
Pada zaman sekarang ini, insecure sering kali dialami oleh orang-orang dimana mereka tidak percaya diri akan hal-hal yang ada pada diri mereka sehingga sering munculnya rasa iri terhadap orang lain dan kurang bersyukur atas apa yang sudah diberikan kepada Allah. Dalam hidup kita perlu tanamkan rasa bersyukur atas apa yang sudah diberikan atau ditakdirkan untuk kita, karna tidak ada yang sempurna di dunia ini dan tidak aka nada habisnya jika kita hanya terus-menerus merasa iri dengan orang lain. Lalu, bagaimanakah caranya untuk mengurangi insecure? Tentu dengan perbanyak bersyukur.
Hakikat Bersyukur
Syukur merupakan salah satu ajaran islam yang sangat penting dalam islam juga kehidupan sehari-hari, sehingga di dalam Al-Qur’an maupun hadis ia isebut bersamaan dengan dzikir dan ibadah kepada Allah SWT. Hakikat syukur menurut ahli hikmah adalah pengakuan atas nikmat Allah; sang maha pemberi nikmat. Kata syukur yang sudah menjadi bagian dari kosakata dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa asalnya, syukur ditulis dengan syukr (شكر(yang merupakan bentuk mas}dar. Kata kerja (fi’il)nya adalah syakara (madi), dan yasykuru (mudari’). Di samping itu, ada pula kata syukur (شكور (yang dua kali disebut dalam al-Qur’an, yakni dalam surah al-Furqan/25: 62 dan surah al-Insan/76: 9. Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmatnya yang tak pernah berhenti, baik di dunia maupun nanti di akhirat. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mendefinisikan syukur sebagai menampakan nikmat Allah melalui lisan dengan cara memuji dan mengakui, melalui hati dengan cara meyakini dan mencintai, serta melalui anggota badan dengan ketaatan.
Terdapat suatu kata yang oleh para ulama seringkali dijadikan bandingan bagi kata syukur, yakni kata hamd (حمد ). Dimana biasa diucapkan dengan “ Alhamdulillah “. Sebagaimana Firman Allah ketika memberi perintah kepada Nuh ‘alayhis-salam :
Artinya : Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang- orang yang zalim.” (al-Mu’minun/23:28)
Firman Allah di atas menunjukkan kepada kita bahwa ucapan alhamdulillah sebagai bentuk pujian (hamd) kepada Allah merupakan ungkapan rasa syukur hamba kepada Tuhan-Nya atas segala kebaikan yang telah diberikan oleh-Nya. Dengan kata lain, memuji Allah merupakan cara hamba bersyukur secara lisan kepada Tuhannya.
(Hajar & Aji, 2021) menyatakan bahwa Syukur pun merupakan salah satu bentuk interaksi antara Pencipta dengan hamba-Nya di muka bumi ini atas nikmat dan rizki yang telah Pencipta berikan kepadanya. Sebagaimana disebutkan diatas bahwa kata syukur itu sering dihadapkan dengan lawan katanya yaitu kufur. Syukur ini merupakan relasi etik antara Allah dengan manusia yang kemudian menjadi konsekuensi sementara manusia dalam merespon nikmat, rahmat serta ayat-ayat (tanda-tanda) Tuhan. Relasi etik ini merupakan ciri yang menonjol dalam pemikiran keagamaan dimana pada hakikatnya konsep Tuhan itu bersifat etik, pemikiran keagamaan itu baik yang berasal dari agama samawi, apakah itu Yahudi, Kristen ataupun Islam. Dengan kata lain, Tuhan bertindak terhadap manusia dengan cara yang etis, yakni dengan cara Pengasih. Respon manusia terhadap sifat etis Tuhan itu berupa “rasa terimakasih” atau “syukur” itu sendiri.
Bersyukur Wajib?
Dalam hidup terkadang kita kerap mengeluh dan jarang bersyukur. Misalnya saat hujan datang kita mengeluh tidak bisa berpergian keluar dan sulit melakukan aktivitas. Namun saat matahari muncul kita mengeluh gerah dan justru ingin turun hujan. Begitulah manusia, Seolah-olah anugerah Allah tidak bermanfaaat. Kita berpikir bisa mengatur semuanya. Saat sedang senang, kita bersyukur pada Allah. Namun saat susah, kita hanya menganggapnya sebagai ujian.
Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah SWT. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas takdir dan rahmat Allah semata lah nikmat tersebut bisa diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat senantiasa lupa akan hal ini. Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma, ia berkata:
مُطِرَ النَّاسُ على عهدِ النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ فقالَ النَّبيُّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ أصبحَ منَ النَّاسِ شاكرٌ ومنهم كافرٌ قالوا هذهِ رحمةُ اللَّهِ وقالَ بعضُهم لقد صدقَ نوءُ كذا وكذا
“Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu Nabi bersabda, ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur berkata, ‘Inilah rahmat Allah.’ Orang yang kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas saja tadi ada tanda begini dan begitu’” (HR. Muslim no.73).
Kita tercipta sebagai seorang manusia. Dalam ketiadaan pilihan ini, ternyata Allah SWT menghendaki kita menjadi sebaik- baiknya makhluk. Padahal dalam kuasa-Nya, kita bisa saja tertaqdir sebagai yang lain. Apakah menjadi seekor hewan, sepelepah daun, ataukah sebongkah batu. Pada saat itu, yang nampak hanyalah kepasrahan dan ketidakberdayaan kita. Bukankah dengan ini saja, keharusan syukur itu bukan lagi sebuah pertanyaan? Kalau belumlah itu mengetuk hati kita, hadirkan satu persatu alasan lain yg buat diri kita sendiri merasa terjangkau hingga bisa sadar dan bersyukur. Harta mu kah, sehat mu kah, nafas mukah, sempat mu kah, atau mungkin sombong mu kah yg menjadi pertanda kamu masih hidup hingga saat ini.
Lalu mengapa kita harus bersyukur? Bersyukur adalah rasa berterima kasih kepada nikmat yang Allah SWT beri. Apakah perintah Allah untuk bersyukur berarti Allah mengharapkan rasa terima kasih? Jawabannya tentu saja tidak. Allah tidak memerlukan ucapan terima kasih kita. Dia tidak membutuhkan apa pun dari hamba-Nya. Tanpa rasa terima kasih dari kita pun Allah tetap Maha Agung. Seperti dilansir buku Belajar Bersyukur oleh Rahmat Kurniawan, kita bersyukur kepada Allah tujuannya agar nikmat-nikmat dari Allah terus ditambah. Hal ini sesuai janji Allah SWT dalam Surat Ibrahim ayat 7:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim ayat 7).
Apa Itu Insecure?
Insecure adalah perasaan tidak cukup baik, kurangnya rasa percaya diri dan ketidaknyamanan untuk menghadapi suatu masalah, diiringi perasaan tidak yakin atau cemas akan tujuan-tujuan, kemampuan, relasi yang bersangkutan dengan orang lain. Menurut (Valentina et al., 2022) Insecurity atau insecure merupakan perasaan yang wajar pada manusia. Namun, insecure harus tetap diatasi karena remaja yang kurang memiliki rasa percaya diri dapat menghambat perkembangan mereka. Insecure bisa dirasakan siapa saja agar seseorang bisa berkembang dan tidak berhenti di zona nyaman. Tinggal bagaimana kita mengelolanya agar insecure bisa menjadi suatu potensi.
Menurut (Mardiana et al., 2021) Perasaaan insecure berlebih yang dialami kepada diri individu itu sendiri bisa mengakibatkan mental illness dan akhirnya berdampak kefatalan serius. Pemahaman yang sekarang ini masih kurang atau minim menanggapi hal semacam ini tentunya memegang dampak yang sangat signifikan terhadap fisik atau jiwa individu tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa perasaan insecure yang tinggi sangat berpotensi menegangkan nasib individu apabila tidak ditanggulangi dan ditindaklanjuti secara cepat. Jangan langsung insecure dan mikir kalau kamu pasti gak bisa. Justru pikiran kaya gitu yang bakal buat kamu ada di posisi gak bisa selamanya. Indikasi seseorang mengalami Insecure biasanya adalah:
1. Merendah untuk Meninggi
Seorang yang insecure secara engga sadar melakukan humblebrag, yaitu mengeluh atau merendahkan diri namun untuk menyombongkan diri. Contohnya nih “stress deh nilai aku jelek banget cuman dapet 95” biasanya hal itu dilakukan terus menerus untuk menyombongkan pencapainnya demi mendapatkan pengakuan.
2. Terus Merasa Hidup Orang lain Jauh Lebih Baik
Perumpamaan ‘rumput tetangga terlihat lebih hijau’ sangat berlaku bagi orang yang sedang insecure. Mereka selalu merasa bahwa dirinya adalah orang paling menyedihkan di dunia, dan hidup orang lain jauh lebih bahagia dari hidupnya.
3. Sulit Mengakui Pencapaian Orang lain
Orang Insecure itu haus pujian, tapi dia gak akan mau mengakui prestasi orang lain. Kenapa? Karena dengan mengakui orang lain, maka dia akan merasa nilai dirinya turun. Mereka lebih suka mencari kelemahan orang lain, sehingga dia merasa dirinya lebih baik.
Jadi pada dasarnya, Insecure itu sebenarnya penghambat mimpi kita. Jangan sampai mimpi kita direnggut oleh ketakutan atas kelebihan orang lain. Ketika punya impian jangan coba bunuh dia, karena mau sekeras apapun kita pukul/banting si mimpi itu gak akan mati, dia hanya pingsan dan dia akan bangun kembali ketika umur kita sudah tua dalam bentuk penyesalan.
4. Bersyukur Membuat Hati dan Pikiran Tenang
Dalam kehidupan yang dijalani oleh setiap manusia, tidak akan pernah lepas dari yang namanya rasa kecewa. Munculnya rasa kecewa ini biasanya berasal dari suatu kenyataan hidup yang di mana seseorang harus merasakan bahwa harapan atau keinginan yang tidak bisa terwujud atau tercapai. Rasa kecewa yang dibiarkan secara terus menerus bisa menjadi penyakit hati, sehingga bisa mengganggu kesehatan jiwa dan pikiran. Oleh sebab itu, kita sebagai manusia tidak boleh membiarkan rasa kecewa dalam diri kita terlalu lama, sehingga harus mencari cara untuk menghilangkannya. Menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan memang berat dan sulit juga untuk menghilangkannya. Akan tetapi, ada satu cara ampuh untuk menghilangkan rasa kecewa yang ada di dalam diri kita, yaitu dengan bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini.
Menurut (Faujiah & Elfairuza, 2019) Rasa syukur akan membuat hati siapapun menjadi lebih tenang dan hidup pun menjadi tentram. Dalam hal ini filosofi rasa syukur merupakan kunci kesuksesan dalam hidup, hal ini dibuktikan adanya kemampuan rasa syukur yanga mampu menciptakan suasana hati yang positif
Dalam Islam, setiap umatnya harus bersyukur atas nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Hal ini bukan tanpa alasan karena dengan bersyukur, seseorang akan merasakan banyak sekali manfaat yang baik untuk kesehatan jiwa dan pikiran. Salah satu manfaat yang akan dirasakan oleh seseorang ketika bersyukur adalah hati dan pikiran menjadi lebih lega, sehingga beban hidup seperti berkurang.
Manfaat Bersyukur
Bersyukur sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki banyak sekali manfaatnya. Berikut ini manfaat bersyukur yang bisa kita rasakan
1. Hidup Menjadi Lebih Damai
Menjalani hidup dengan tentram dan penuh kedamaian akan membuat hati, pikiran, dan jiwa menjalani lebih tenang. Jika hal seperti itu terus ditingkatkan, maka kesehatan tubuh pun akan terus meningkat. Bahkan, kebahagiaan pun akan mudah diwujudkan walaupun sedang menghadapi berbagai macam masalah.
Hidup menjadi lebih damai merupakan salah satu manfaat bersyukur yang bisa kita rasakan. Bersyukur merupakan salah satu cara agar kita tidak membandingkan orang lain dan selalu menikmati hal-hal yang dimilikinya.
2. Kesehatan Mental Terjaga
Bersyukur memberikan manfaat berupa kesehatan mental terjaga atau dapat meningkatkan kesehatan mental. Hal ini dapat terjadi karena bersyukur bisa membuat seseorang menjadi lebih berpikir positif, sehingga setiap perilaku dan sikap yang dilakukannya pun lebih mementingkan yang positif terlebih dahulu. Bahkan, dengan bersyukur, kehidupan yang dijalani menjadi penuh dengan harapan dan yakin bisa mencapai harapan itu.
3. Jam Tidur Menjadi Teratur
Memiliki pola hidup yang sehat merupakan suatu hal yang wajib dan harus dilakukan agar tidak mudah terkena penyakit dan menjadi lebih semangat dalam menjalani berbagai macam aktivitas. Salah satu pola hidup sehat yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah memiliki jam tidur dan kualitas tidur yang baik.
Hal seperti itu dapat dilakukan jika jiwa dan pikiran yang kita miliki dalam keadaan tenang dan tidak berpikir secara berlebihan atau bahkan sampai overthinking. Nah, menjadikan jiwa dan pikiran menjadi lebih tenang dapat dilakukan dengan cara bersyukur. Dengan bersyukur, kita akan lebih mudah dalam menerima segala hal yang telah dilewati hari ini.
4. Lebih Mudah Berteman
Memiliki banyak teman pastinya akan sangat menyenangkan dan kehidupan pun menjadi lebih ceria karena bisa bertemu dengan banyak orang. Seseorang bisa memiliki banyak teman karena memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Selain itu, bisa juga karena sering membantu orang lain yang sedang kesusahan.
Manfaat selanjutnya yang bisa dirasakan ketika kita bersyukur adalah lebih mudah berteman. Semakin banyak teman, maka koneksi yang kita miliki juga semakin banyak. Selain itu, ketika sedang kesusahan akan banyak teman yang menawarkan bantuan, sehingga permasalahan pun menjadi lebih ringan dan mudah diselesaikan.
5. Terhindar dari Dendam
Salah satu penyakit hati yang dapat memunculkan permusuhan adalah dendam. Selain itu. seseorang yang menyimpan rasa dendam dalam dirinya bisa saja membahayakan dirinya dan orang lain. Rasa dendam ini bisa muncul dari berbagai macam kejadian, seperti merasa sedih secara berlebihan, tidak suka dengan kelebihan yang dimiliki orang lain, dan sebagainya. Oleh karena itu, kita perlu menjaga diri dan hati agar tidak mudah terkena rasa dendam.
Rasa dendam ini dapat dihilangkan dengan meningkatkan rasa syukur. Dengan kata lain, ketika rasa dendam ingin muncul, sebaiknya selalu ingat dengan apa yang sudah kita miliki saat ini, sehingga rasa dendam dapat dihindari.
Cara mengubah Insecure menjadi Bersyukur
Di Zaman sekarang rata-rata standar “cantik” itu yang kulitnya putih, hidung mancung, langsing, rambut lurus dan badannya tinggi. Dan tanpa disadari orang orang berlomba lomba untuk menggapai gelar “cantik” itu. Dan untuk sebagian orang yang tidak bisa memenuhi kriteria itu akan merasa insecure. Padahal Allah sendiri bilang dalam Q.S At-Tin Ayat 4 : “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya”. Menurut (Hakim, 2021) m perasaan Insecure dalam kadar yang tinggi atau berkepanjangan dapat bagi berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, di perlukan sebuah pemahaman dan wawasan tentang ayat yang berkaitan dengan Insecure. Agar terhindar dari segala perbuatan yang tidak di sukai oleh Allah SWT.
Dalam ajaran agama Islam, insecure merupakan hal kurang baik dan sebaiknya tidak dirasakan sehingga harus kita kendalikan. Didalam QS. Ali ‘Imran ayat 139 mengatakan “Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.” Ayat ini memotivasi diri agar kita tidak perlu bersedih ketika ditimpa musibah atau kegalauan, termasuk merasa insecure. Dalam batas normal, perasaan insecure ini tergolong wajar. Perasaan tidak percaya diri yang kadang muncul tanpa kita sadari. Sebagai seorang Muslim, pasti kita juga terkadang suka merasa insecure. Untuk mengatasinya, berikut adalah beberapa tips mengatasi insecure menurut pandangan dari sisi Islam:
1. Belajar menerima diri sendiri
Cara ini dilakukan agar kita tidak terus melakukan perbandingan diri dengan orang lain, baik itu dari hal fisik diri kita maupun materi. Berdamai dengan segala kekurangan dan kelebihan adalah benteng utama yang harus ada dalam diri seseorang. Allah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 22 “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
2. Memaksimalkan kelebihan
Kita harus menyadari bahwa setiap orang memiliki potensi dan kelebihan masing-masing dalam dirinya. Jangan terlalu memikirkan kekurangan diri, tetapi juga harus memaksimalkan kelebihan diri kita, mengembangkan potensi yang dimiliki. Jika kita hanya mengikuti standar kemampuan orang lain, justru membuat diri kita bukan diri yang sebenarnya. Oleh sebab itu, teruslah bersyukur dengan kelebihan yang ada di dalam diri kita.
3. Kurangi untuk membandingkan diri dengan orang lain
Setiap orang memiliki kehidupan masing-masing dan semua itu sudah diatur oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jika kita melihat kelebihan orang lain, alangkah lebih baiknya hanya untuk dijadikan motivasi dan jangan sampai hal tersebut dijadikan sebagai perbedaan dengan diri kita. Kita harus meyakini bahwa diri kita memiliki nilai lebih dan hal unik tersendiri agar memiliki kekhasan tersendiri.
4. Jangan kufur terhadap nikmat yang telah Allah berikan
Kufur secara bahasa adalah menutupi, tidak beriman kepada Allah dan Rasul, maka dari itu seseorang yang kufur yaitu orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah. Sebagaimana tertuang dalam surat Ibrahim ayat 7 “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” Serta disurat Al-hujurat:13 Dalam ayat tersebut dapat diketahui bahwa seharusnya kita tidak menjadikan perbedaan sebagai ajang perbandingan diri kepada orang lain yang akan membuat memiliki rasa tidak percaya diri dan tidak bersyukur.
Kesimpulan
Sampai sini kita paham bahwa hati kita lah yang harus dibersihkan. Insecurity ada karena kita yang merasa kurang, insecurity hadir karena minimnya rasa syukur pada proses yang kita jalani atau bisa jadi karena langkah kaki yang masih stagnan ditempat (enggan bergerak).
Kita harus lebih mencintai kelebihan yang telah Allah berikan, menetapkan tujuan hidup, memiliki target aktivitas tertentu, dan sibuk mengevaluasi progress.
Maka Insya Allah, Insecure itu lambat laun akan berkurang. Tidak ada yang sia-sia, jangan anggap dirimu tidak berguna, mustahil Allah menciptakan mu menjadi Makhluk yang sia-sia. Bahkan debu sekalipun berguna untuk tayamum. Saat pikiranmu meremehkan dirimu sendiri, allah tetap mendukungmu dengan mengatakan kau ciptaan terbaiknya.
Penulis: Kelompok 1
- Aldo Arifka
- Assifa Retno Devanti
- Atiqotul Maula
- Muhammad Naufal Aditya
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Daftar Pustaka
Faujiah, A., & Elfairuza, Z. (2019). Filosofi Syukur Dalam Perspetif Ekonomi Islam. EKOSIANA: Jurnal Ekonomi Syari’ah, 6(2), 38–59. http://ejournal.stainim.ac.id/index.php/ekosiana %7C
Hajar, S., & Aji, T. S. (2021). Hakikat syukur perspektif Al-Qur’an. Al-Mufassir, 3(1), 1–19. https://doi.org/10.32534/amf.v3i1.1737
Hakim, A. R. (2021). Insecure dalam Ilmu Psikologi ditinjau dari Perspektif Al-Qur’an. Diss. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU, 56.
Kurniawan, Rahmat. Belajar Bersyukur. Elex Media Komputindo, 2016.
Mardiana, N., Yosep, I., Widianti, E., Keperawatan, D., & Fakultas Keperawatan, J. (2021). Fenomena Insecure Pada Remaja Di Era Pandemic Covid-19: Studi Literature. Jurnal Ilmu Kesehatan, 10(2), 21–29. https://ojs3.umc.ac.id/index.php/JIK/article/view/2565
Valentina, A., Putri, G. L., Valiani, & Putri, O. H. (2022). Komunikasi Visual Untuk Edukasi Insecurity Pada Remaja Perempuan Yang Diakibatkan Oleh Penggunaan Media Sosial. Jurnal Bahasa Rupa, 05(02), 237–245.