Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, yang mana kata mental berasal dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya psikis, jiwa, dan kejiwaan. Sehingga term mental hygiene diartikan sebagai kesehatan mental.
Ada beberapa istilah lain yang sering digunakan untuk mempresentasi kesehatan mental, yaitu pyachological medicine, nerves health, atau mental health.
Kesehatan mental merupakan keadaan psikologis seseorang yang ditandai dengan kemampuan mengelola emosi dan pikiran, mengembangkan potensi diri, berinteraksi dengan orang lain secara konstruktif, bekerja (belajar) secara produktif, dan berkontribusi bagi kesejahteraan bersama.
Sedangkan dalam perspektif psikologi positif, kesehatan mental diartikan sebagai kemampuan individu untuk menyenangi kehidupan, melakukan berbagai aktivitas secara seimbang, dan berusaha mencapai resiliensi psikologis.
World Federation for Mental Health, pada tahun 1948 dalam konverensinya di London mengemukakan bahwa sehat mental adalah suatu kondisi yang optimal pada aspek intelektual yaitu siap digunakan, dan aspek emosional yang cukup mantap dan stabil, sehingga perilakunya tidak mudah terguncang oleh situasi yang berubah di lingkungannya, tidak sekadar bebas atau tidak adanya gangguan kejiwaan, sepanjang tidak mengganggu lingkungannya.
Masa remaja atau adolescence merupakan periode peralihan perkembangan dari kanak kanak ke masa dewasa awal, periode ini dimulai sejak anak sudah memasuki usia 10 sampai 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 22 tahun.
Masa remaja ditandai dengan perubahan fisik yang cepat, bertambahnya tinggi dan berat badan yang cukup signifikan. Masa remaja merupakan masa yang penuh kontradiksi sebagaimana orang mengatakan masa remaja adalah masa energik, heroik, dinamis, kritis dan masa yang paling indah, tetapi ada pula yang menyebabkan bahwa masa remaja sebagai masa badai dan topan, masa rawan dan masa nyentrik.
Baca Juga: Bahayanya Kecanduan Judi Online terhadap Kesehatan Mental Remaja di Indonesia
Karena pada masa tersebut berada diambang The Best of Time and The Worst of Time (dapat berada dalam waktu yang baik dan waktu yang buruk).
Berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa gejala kesehatan mental menurut Fakhriyani (2019) yang melekat pada diri remaja seperti: kecemasan (anxietas), depresi dengan timbulnya perasaan hilang semangatnya dalam diri remaja, pola tidur yang tidak teratur, perilaku menyakiti diri sendiri, hingga ada dorongan untuk melakukan bunuh diri.
Semua ini disebabkan oleh tahap perkembangan usia remaja yang mengalami begitu banyak perubahan dan juga banyaknya muncul permasalahan-permasalahan yang mulai banyak dialami.
Akibatnya, kondisi emosional dalam diri remaja menjadi begitu besar dan tidak terkendali. Lalu pada tahap perkembangan ini seorang remaja belum bisa secara sempurna mampu mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya.
Dalam penelitiannya menjelaskan mengenai determinan gejala mental emosional pelajar SMP-SMA di Indonesia. Pendidikan mental bagi remaja menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Terutama di era informasi seperti saat ini. Karena mental seseorang menentukan bagaimana penerimaan terhadap informasi yang diterimanya.
Gangguan mental yang terjadi pada remaja pada hakikatnya dapat mempengaruhi kondisi pikiran, perasaan dan mood seseorang tersebut.Kesehatan mental remaja merupakan aspek yang sangat penting untuk menentukan kualitas bangsa.
Selain itu, gangguan mental juga berpengaruh terhadap kemampuan individu tersebut dalam berinteraksi dengan orang lain.Apabila tidak ditangani gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti memiliki masalah dalam hidup.
Sehingga masalah tersebut menjadi beban pikiran setiap orang, beban itu akan menumpuk hingga menyerupai gunung, yang akan menjadi masalah bagi mental, pikiran atau jiwa orang tersebut.
Dampak dari munculnya berbagai problematika yang dihadapi, para ahli berusaha menemukan jalan keluar supaya dapat terhindar dari berbagai tekanan. Bermacam cara dilakukan untuk mengurangi tingkat depresi yang dihadapi tetapi semua itu tidak sebanding dengan beratnya problematika kehidupan yang berdatangan .
Akhirnya di tengah-tengah masyarakat tetap banyak muncul kasus gangguan kejiwaan yang terjadi. Dalam kehidupan bermasyarakat, masalah mental atau kejiwaan masih mendapatkan stigma (pandangan) yang tidak baik.
Solusi menjaga kesehatan mental yaitu dengan psikoterapi Islam, suatu proses penyembuhan yang dirancang untuk memberikan pendekatan psikologis Al-Qur’an dan hadis.
Tujuan utama dari pendekatan ini adalah membantu individu dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, baik dalam aspek psikologis, spiritual maupun dalam menjaga kesehatan mental.
Terdapat berbagai metode dalam penerapan psikoterapi Islam, yakni psikoterapi melalui keimanan dan psikoterapi melalui ibadah.Psikoterapi melalui iman merupakan salah satu bentuk metode dalam psikoterapi Islam dengan cara menerima apa yang telah terjadi pada dirinya dan meyakini bahwa akan ada pertolongan dari Allah SWT.
Asumsi meyakini adanya pertolongan dari Allah, karena apa yang dialami individu, baik atau buruk, sebenarnya sesuai dengan kadar kemampuan individu manusia.Sebagaimana penjelasan yang terdapat dalam Al-Qur’an surah
Al-Baqarah [2] ayat 286 yang artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Psikologi melalui ibadah adalah bentuk metode dalam psikoterapi Islam dengan cara melaksanakan ibadah yang terdapat dalam agama Islam.
Ritual yang dimaksud adalah hubungan Allah SWT saja seperti shalat, zikir, puasa dan sebagainya.Dasar penerapan psikoterapi Islam banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an dan juga banyak penelitian yang membuktikan bahwa ritual ibadah yang dilakukan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Ritual ibadah yang dilakukan seseorang bahkan memiliki manfaat secara holistik bagi kehidupan manusia.
Baca Juga: Menghadapi Krisis Sunyi: “Kesehatan Mental Remaja yang Terpinggirkan”
Kesimpulan
Menjaga kesehatan mental remaja menurut perspektif psikologi Islam melibatkan beberapa aspek yang saling berkaitan.Dalam Islam, tidak hanya dilihat dari sisi fisik atau psikologis tetapi juga dari sisi spiritual yang sangat penting.
Salah satu cara utama untuk menjaga kesehatan mental adalah menjalin hubungan yang erat dengan Allah.Ibadah yang dilakukan dengan khusyuk, seperti sholat, doa, dan zikir, membantu memberikan ketenangan hati serta mengurangi stress.
Ini juga menjadi sarana bagi remaja untuk merasakan kedamaian batin dan kedekatan dengan sang pencipta, yang sangat berperan dalam mengatasi masalah mental. Kesehatan mental yang baik membantu remaja merasa lebih bahagia dan positif tentang diri mereka sendiri serta menikmati hidup dengan lebih baik.
Mereka memiliki kemampuan untuk melihat sisi terang dari setiap situasi, menghargai hal-hal kecil dalam hidup dan bersyukur atas hidup yang mereka miliki.
Penulis: Syafiyatul Ahzan Azmi
Mahasiswa Prodi Psikologi Islam Institut Agama Islam Negeri Langsa
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Referensi
- Ashur,M.S (2015). Pengembangan pemikiran Imam Al-Ghazali.Pustaka firdaus.
- Fakhriyani (2019).Kesehatan mental remaja.
- Mahmud,A.A.H (2007) Imam Al-Ghazali : Kehidupan dan pemikirannya.Pustaka Firdaus.
- Al-Qur’an,surah Al-Baqarah ayat 286
- World Federation of Mental Health(1948).Definisi kesehatan mental.
Ikuti berita terbaru di Google News