Di era digital seperti sekarang ini, semua orang bisa saling terhubung melalui media online. Dari yang dekat hingga yang jauh, semua orang bisa saling berkomunikasi.
Bahkan, kita bisa saling berkomunikasi dan bertukar informasi dengan orang-orang yang berada di belahan dunia lain melalui media sosial.
Dengan menggunakan media sosial, semua orang bisa saling bertukar informasi dengan leluasa.
Hal ini karena, peraturan mengenai perilaku pengguna media sosial belum begitu ketat.
Sehingga, yang membatasi perilaku pengguna sosial media bukanlah peraturan undang-undang, melainkan moral pengguna itu sendiri.
Baca juga: Media Sosial Pemicu Konflik atau Pemersatu di Era Digital?
Sebagai tempat publik tanpa batas, media sosial berisikan orang dari seluruh dunia. Sehingga, perilaku pengguna sosial media juga berbeda-beda.
Terkadang, perilaku mereka mencerminkan budaya mereka berasal atau bahkan sebuah karakteristik perilaku dapat terbentuk berdasarkan kebiasaan mereka di sosial media.
Seperti contoh, pengguna sosial media yang berasal dari Thailand mengekspresikan tawa mereka dengan angka ‘5555’, hal ini karena angka ‘5’ dibaca ‘ha’ dalam bahasa Thailand, sehingga meraka membacanya dengan ‘hahahaha’.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna sosial media terbanyak di dunia.
Pengguna sosial media atau netizen Indonesia juga termasuk yang paling aktif menggunakan medsos di dunia.
Dengan pengguna aktif yang banyak, ternyata netizen Indonesia cukup terkenal di beberapa negara di dunia.
Baca juga: Netizen sebagai Pelaku Konflik? Dampak Sosial Media dan Ancaman terhadap Prinsip Etika Kemanusiaan
Selain terkenal karena menjadi pengguna yang aktif, netizen Indonesia juga terkenal karena ketidaksopanannya di media sosial.
Menurut survei, netizen Indonesia menjadi negara dengan nilai ketidaksopanan paling tinggi di Asia Tenggara.
Netizen Indonesia terkenal dengan ketidaksopanannya dikarenakan beberapa hal.
Kontribusi paling besar yang mempengaruhi kenaikannya angka ketidaksopanan netizen Indonesia adalah hoax atau penyebaran berita palsu.
Netizen Indonesia terkenal dengan penyebaran hoax terbanyak di media sosial menurut survei.
Banyaknya hoax yang tersebar dapat dikarenakan rendahnya tingkat literasi di Indonesia, sehingga mayoritas netizen Indonesia enggan untuk mengkonfirmasi informasi yang diterima secara bebas di sosial media.
Selain hoax, banyaknya penipuan juga menjadi hal yang mempengaruhi angka survei tersebut. Penipuan di Indonesia sendiri memang cukup besar.
Bahkan dari sebelum adanya sosial media, upaya penipuan sering dilakukan menggunakan telepon.
Hingga saat ini, penipuan di Indonesia belum teratasi, bahkan semakin banyak bentuk upaya penipuannya di era digital seperti saat ini.
Penyebab selanjutnya, disusul oleh tindakan diskriminasi. Walaupun angka diskriminasi netizen Indonesia di sosial media sudah menurun dari tahun sebelumnya, namun hal ini masih berpartisipasi dalam tingginya angka ketisaksopanan netizen Indonesia di sosial media.
Sangat disayangkan jika salah satu negara yang terkenal dengan budaya ramahnya bisa hancur karena perilaku netizen mereka sendiri di sosial media.
Ini akan menjadi pukulan bagi netizen Indonesia untuk segera memperbaiki perilaku mereka di sosial media.
Penulis: Muhammad Iqbal Priambudi
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News