Setiap manusia tentu harus memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Gizi seimbang yang sudah terpenuhi bisa menjadi energi untuk manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di tengah masa pandemi ini, masyarakat berlomba-lomba untuk hidup secara sehat serta berusaha untuk memenuhi gizi seimbang mereka agar terhindar dari berbagai penyakit.
Pada era pandemi ini juga banyak orang yang mengeluh karena mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, hal ini tentu harus lebih diperhatikan karena dapat menjadi masalah yang serius. Lalu, bagaimana cara kita agar tetap dapat memenuhi gizi seimbang tanpa harus takut terjangkit obesitas di kala pandemi ini? Mari kita bahas bersama.
Dalam pemenuhan gizi seimbang, perlu di perhatikan takaran dan ukuran bahan makanan yang akan di konsumsi. Tentu jika kita mengonsumsi makanan dalam porsi dan takaran yang berlebih itu akan mengakibatkan masalah bagi tubuh, salah satu contohnya adalah obesitas.
Obesitas sendiri adalah kondisi dimana tubuh mengalami penumpukan lemak, tentu hal ini berawal dari pola makan kita yang tidak sesuai dengan porsi dan takaran yang telah di tentukan. Obesitas merupakan penyakit yang banyak di alami oleh manusia terutama pada remaja karena sumber dari penyakit ini sering kita jumpai.
Usia remaja yaitu 10-18 tahun merupakan usia dimana rentan masalah gizi karena berbagai penyebab. Pada usia inilah para remaja sedang melakukan banyak aktivitas dan peningkatan pertumbuhan fisik. Pada usia ini, remaja banyak mengalami perubahan kebiasaan makan dan gaya hidup, kebiasaan makan yang berubah karena dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan adanya pengaruh budaya luar. Berat badan yang berlebihan merupakan akibat dari penimbunan lemak yang ada di dalam jaringan tubuh. Hal ini merupakan masalah gizi yang banyak di jumpai di usia remaja.
Baca Juga: Yuk, Atasi Kasus Obesitas dengan Penerapan Gizi Seimbang
Obesitas sendiri mempunyai nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) yakni senilai lebih dari 25 berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Nilai inilah yang menjadi tolak ukur berdasarkan WHO untuk menentukan kriteria bentuk badan seseorang.
Obesitas merupakan penyakit yang bisa membuat seseorang terjangkit oleh penyakit lain. Kebanyakan penderita obesitas khususnya para remaja saat ini sangat suka sekali makan hingga larut malam, kebanyakan mereka mengonsumsi mie instan pada malam hari. Jika kita lihat dari kandungan gizi yang terdapat pada mie instan ini, terdapat lebih banyak kalori, karbohidrat, dan lemak.
Beberapa kandungan gizi dari mie instan inilah yang akan membuat penumpukan lemak yang disimpan pada tubuhnya jika di konsumsi pada jangka waktu yang cukup sering dan juga menjadi sumber penyakit untuk mereka, karena makan pada jam yang larut malam apalagi mengonsumsi mie instan itu akan menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan kita, yang dimana harusnya sistem pencernaan kita pada saat jam itu sedang beristirahat, tetapi karena dipaksa untuk bekerja, inilah salah satu penyebab datangnya penyakit pencernaan.
Baca Juga: Aktivitas Fisik dalam Pemenuhan Kebutuhan Bermain Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19
Tentunya hal ini dapat menyebabkan para remaja banyak yang menderita obesitas. Oleh sebab itu, porsi terhadap makanan yang akan kita konsumsi juga harus diperhatikan banyaknya dan jenis-jenis makanan apa saja, dan begitu pula kandungan gizi di dalam makanannya. Walaupun kita harus mengonsumsi makanan yang beragam agar gizi seimbang dapat terpenuhi, tetapi kita juga tidak boleh lupa akan porsi makanan tersebut.
Terlebih saat ini, di masa pandemi sekarang ini, banyak orang yang bekerja dari rumah, tanpa di sadari hal ini dapat menjadi seseorang lebih banyak melakukan aktivitas dalam keadaan diam yang dimana hal ini dapat menimbun banyak kalori. Oleh sebab itu, untuk terhindar dari obesitas kita dihimbau untuk tetap berolahraga meskipun hanya di rumah saja.
Olahraga berperan penting untuk menurunkan berat badan, dengan kita sering menggerakkan tubuh kita sampai keluar keringat, hal ini dapat mengurangi kalori dari makanan yang kita konsumsi. Dari sini kita tahu bahwa obesitas ini tidak hanya di sebabkan oleh pola makan kita yang tidak teratur dan tidak terjaga saja, tetapi juga dari aktivitas keseharian kita.
Baca Juga: Penyakit Tidak Menular: Kanker
Sarah Salsabila
Mahasiswa Universitas Binawan
Editor: Diana Pratiwi