Pencemaran air telah menjadi ancaman global dan mempunyai dampak signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Teknologi citra satelit dan analisis data memberikan solusi inovatif untuk pemantauan kualitas air secara real-time dan prediktif.
Dalam konteks ini, Google Earth Engine (GEE) telah menjadi salah satu alat utama untuk membantu para peneliti, pemerintah, dan organisasi lingkungan hidup memantau kualitas air secara efektif.
Artikel ini membahas peran teknologi citra satelit dan analisis data dalam memantau pencemaran air, menyoroti penerapan GEE serta tantangan dan peluang penerapannya.
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, namun pencemaran air semakin menjadi ancaman serius di era sekarang ini.
Intensifikasi aktivitas manusia seperti industrialisasi, urbanisasi, dan intensifikasi pertanian telah menyebabkan kontaminasi banyak sumber air alami oleh polutan seperti bahan kimia berbahaya dan limbah rumah tangga. Hal ini tidak hanya mengancam kehidupan manusia tetapi juga ekosistem yang bergantung pada sumber air tersebut.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) melaporkan bahwa lebih dari 80% air limbah dunia dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan yang memadai. Sungai-sungai di Asia Tenggara, termasuk Sungai Citarum di Indonesia dan Sungai Mekong di Vietnam, menghadapi tingkat polusi yang mengkhawatirkan.
Bahkan di negara-negara maju, fenomena seperti pertumbuhan alga beracun menunjukkan bahwa pencemaran air merupakan masalah global.
Tantangan utama dalam mengatasi pencemaran air adalah kurangnya data yang akurat dan komprehensif mengenai kondisi badan air. Teknologi citra satelit dapat memberikan gambaran lengkap mengenai perubahan kondisi badan air dari waktu ke waktu.
Baca Juga:Â Pengembangan Teknologi Air Bawah Tanah sebagai Sistem Irigasi dalam Penanggulangan Musim Kemarau
Teknologi ini digunakan untuk mendeteksi perubahan pada badan air, seperti penurunan permukaan tanah, perubahan warna air, pertumbuhan alga yang tidak normal, dan lain-lain. Melalui analisis data, informasi dari citra satelit dapat diolah menjadi wawasan yang relevan untuk pengambilan keputusan.
Salah satu aplikasi utama teknologi ini adalah pemantauan kualitas air dan perubahan kualitas air. Warna air seringkali digunakan sebagai indikator awal untuk mengidentifikasi kontaminasi.
Misi satelit seperti Sentinel-2 Badan Antariksa Eropa (ESA) atau Landsat NASA digunakan untuk mengukur parameter optik air, seperti kekeruhan dan konsentrasi klorofil a.
Data tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi fenomena seperti pertumbuhan alga beracun, yang seringkali disebabkan oleh polusi nitrogen dan fosfor dari limbah pertanian. Selain itu, teknologi satelit juga dapat digunakan untuk mendeteksi polusi kimia.
Sensor hiperspektral mampu mendeteksi keberadaan logam berat atau senyawa organik tertentu di dalam air. Melalui analisis data, pola polusi dapat dianalisis untuk menentukan sumber polutan, seperti pabrik atau kawasan pertanian tertentu.
Platform ini mengintegrasikan data satelit dari berbagai sumber seperti Landsat, Sentinel, dan MODIS serta menyediakan alat analisis berbasis ilmu data untuk memproses informasi.
Pengguna dapat menganalisis perubahan kondisi air dari waktu ke waktu, menggunakan algoritma klasifikasi untuk mendeteksi pola polusi, dan membuat peta interaktif untuk memvisualisasikan hasil analisis.
Studi kasus yang terkenal adalah pemantauan pencemaran di Sungai Citarum di Indonesia, salah satu sungai paling tercemar di dunia.
Dengan menggunakan data dari Landsat dan Sentinel-2, para peneliti dapat mendeteksi titik-titik polusi berdasarkan perubahan kekeruhan air dan keberadaan kontaminan. Pemerintah menggunakan hasil analisis ini untuk menargetkan wilayah yang paling kritis untuk dibersihkan.
Namun penerapan teknologi ini juga menghadapi berbagai tantangan. Beberapa sensor satelit memiliki resolusi spasial yang terbatas, sehingga sulit mendeteksi kontaminasi di area kecil. Selain itu, tidak semua negara atau organisasi memiliki tenaga ahli yang mampu memanfaatkan teknologi ini secara optimal.
Data satelit juga perlu digabungkan dengan data lapangan untuk meningkatkan akurasi analisis. Meski begitu, peluang untuk mengatasi tantangan ini semakin besar.
Inovasi teknologi seperti sensor satelit resolusi tinggi dan algoritma pembelajaran mesin yang lebih canggih terus berkembang. Kolaborasi antara pemerintah, institusi akademis, dan sektor swasta juga dapat mempercepat adopsi teknologi ini.
Baca Juga:Â Meningkatkan Akses Air Bersih dengan Teknologi Surya Berbasis Data
Dengan memanfaatkan teknologi citra satelit dan analitik data secara optimal, dunia memiliki peluang lebih besar untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG 6), yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih yang berkelanjutan untuk semua.
Investasi dalam teknologi dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air bagi generasi mendatang.
Penulis: Amalia Bakti Pertiwi
Mahasiswa Teknologi Sains Data Universitas Airlangga
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News