Pembalut Ramah Lingkungan, Apa Kata Dokter?

Kesehatan
Bersama dr. Jemima.

Kami dari mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya melakukan wawancara mengenai pembalut ramah lingkungan bersama Dokter Jemima. Berikut penjelasannya.

dr. Jemima, seorang ahli kesehatan ternama, telah memberikan wawasan berharga mengenai penggunaan produk menstruasi ramah lingkungan dalam sebuah wawancara yang baru-baru ini dilakukan.

Dalam diskusi tersebut, dr. Jemima menekankan bahwa pemilihan produk menstruasi yang ramah lingkungan bukan hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit.

Baca Juga: Adakah Hubungan Antara Frekuensi Asupan Kalsium, Magnesium, dan Zat Besi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja?

Bacaan Lainnya

dr. Jemima menjelaskan bahwa risiko iritasi pada produk menstruasi tidak hanya ditentukan oleh bahan yang digunakan, tetapi juga oleh cara penggunaan produk dan aktivitas individu.

Bagi mereka yang memiliki sensitivitas alergi, dr. Jemima merekomendasikan penggunaan pembalut kapas yang memiliki kemungkinan lebih rendah menyebabkan reaksi alergi.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa meskipun produk ramah lingkungan seperti pembalut dengan bahan tambahan perak dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan iritasi, tetaplah waspada terhadap potensi iritasi yang masih bisa terjadi.

Dalam konteks pembalut yang dapat digunakan kembali dan cangkir menstruasi, dr. Jemima memberikan wawasan penting.

Meskipun pembalut yang dapat digunakan kembali dapat memberikan manfaat ekonomi terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan, penting untuk menjaga kebersihan pembalut secara menyeluruh guna mencegah pertumbuhan bakteri dan risiko infeksi yang lebih tinggi.

Ia juga menyarankan agar pengguna cangkir menstruasi tidak menggunakan cangkir tersebut untuk waktu yang terlalu lama, karena hal itu dapat meningkatkan risiko infeksi. Pembersihan dan pemeliharaan yang tepat sangat penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.

dr. Jemima menyoroti bahwa penggunaan pembalut plastik tidak memberikan kesempatan bagi pengguna untuk memilih bahan yang digunakan, sehingga dapat menyebabkan iritasi ketika bersentuhan dengan kulit.

Untuk itu, ia mendorong para penonton untuk bijak dalam memilih opsi ramah lingkungan, seperti pembalut organik atau kain. Selain itu, penggunaan yang benar dan menjaga kebersihan produk dengan baik juga merupakan faktor penting dalam memastikan keamanan dan kesehatan kulit pengguna.

Baca Juga: Anemia pada Remaja Putri Masih Terbilang Tinggi?

Dengan menggunakan pembalut ramah lingkungan, tidak hanya lingkungan yang akan mendapatkan manfaat, tetapi juga kesehatan kulit pengguna akan terjaga.

dr. Jemima berharap agar masyarakat dapat mempertimbangkan opsi-opsi ini dengan bijaksana, mengutamakan kebutuhan pribadi, serta tetap memperhatikan kebersihan dan pemeliharaan produk yang digunakan.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan dampak positif baik untuk diri sendiri maupun bagi lingkungan sekitar kita.

Video Youtube:

https://www.youtube.com/watch?fbclid=PAAaZ6pWPOcv-7Z06B7Z_awv9PNt67M7FinqAoYG1cdK8UwO_HHslDPR7RnPU&v=gVWAY3e9a3k&feature=youtu.be

Penulis: 
1. Jesslyn Kelly Tjan
2. Madeline Stacia Purnomo
3. Edrick Derian
4. Imaan Haidar Bawazier
5. Pretty Shahrani I’zazizanti Zuhruf
Mahasiswa Psychology Universitas Ciputra Surabaya

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses