Pencemaran pada Air dan Penanganannya

pencemaran air

Air dan makhluk hidup adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan makhluk hidup akan selalu membutuhkan air terutama manusia. Tubuh manusia sendiri terdiri dari 60-70% air. Dengan demikian penting bagi kita manusia untuk memiliki asupan air yang cukup setiap harinya untuk menggantikan air yang hilang akibat kegiatan-kegiatan yang kita lakukan setiap harinya.

Selain untuk menggantikan cairan-cairan yang hilang dalam tubuh kita air juga dapat digunakan untuk kebutuhan lain dalam kehidupan sehari-hari kita yaitu untuk mengolah makanan, mencuci piring, pakaian kotor serta membersihkan diri.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk menjaga air yang akan digunakan tersebut agar tidak tercemar. Karena jika air-air yang akan digunakan tersebut tercemar maka mereka dapat menimbulkan penyakit-penyakit seperti Hepatitis A, Diare, Keracunan Timbal, Kolera, Disentri, Polio dan Trachoma.

Meskipun air-air tersebut hanya digunakan untuk industri rumah biaya yang dibutuhkan cukup besar. Dikarenakan konsumsi air yang dibutuhkan tinggi.

Bacaan Lainnya

Maka untuk mengatasi masalah tersebut tak jarang industri-industri rumah tersebut pada akhirnya membuat air bersih dengan cara mereka sendiri. Biasanya hal tersebut didukung oleh dekatnya letak industri rumah tersebut dengan badan air permukaan.

Kemudian air permukaan yang tercemar akan menjadi masalah baru lagi bagi mereka untuk memenuhi kegiatan-kegiatan operasional mereka. Organik-organik yang terlarut pada air permukaan dapat menurunkan kualitas air tersebut.

Pencemaran-pencemaran pada air permukaan biasanya dapat disebabkan oleh beberapa hal. Seperti limbah cair yang biasa berisi berbagai jenis logam berat seperti kadmium, timbal, dan raksa yang dapat merusak ekosistem pada air tersebut.

Selain limbah cair, limbah dari rumah tangga juga menjadi salah satu penyebab utama bagi pencemaran air permukaan.

Limbah rumah sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yaitu, yang pertama limbah organik yang dihasilkan dari sisa makanan, sampah sayuran, dan juga buah-buahan. Yang kedua limbah anorganik yang berisikan sampah plastik, kertas, kaleng, dan puing-puing reruntuhan bangunan.

Dan masih ada banyak hal-hal lainnya yang menyebabkan pencemaran air seperti, limbah pertanian, perikanan dan peternakan dan akibat dari aktivitas pertambangan.

Sangat banyak sumber air di Indonesia yang telah mengalami pencemaran air serius dan membutuhkan penanganan. Salah satu contoh kasusnya yang cukup menghebohkan masyarakat adalah tercemarnya Sungai Citarum.

Sungai yang berada di Kawasan Jawa Barat tersebut telah dinobatkan sebagai salah satu sungai yang paling kotor di dunia pada tahun 2018 lalu.

Sungai yang memiliki panjang sepanjang 269 km tersebut mengalami pencemaran yang disebabkan oleh masyarakat-masyarakat dan pabrik sekitar yang membuang limbah serta sampah sembarangan.

Diketahui sebanyak 2.000 ton sampah yang melewati sungai tersebut setiap harinya. Namun dengan upaya yang gigih dari masyarakat dan pemerintah akhirnya sampah pada Sungai Citarum telah berkurang sebanyak 42% pada tahun 2020 lalu.

Pencemaran air bukanlah hal yang dapat dianggap remeh dikarenakan dapat berdampak sangat fatal bagi lingkungan dan kehidupan di sekitarnya. Adapun beberapa hal yang dapat disebabkan dari pencemaran tersebut.

Pencemaran yang terjadi pada air dapat menyebabkan kerusakan ekosistem karena dapat beresiko meningkatkan jumlah gulma air dan mikroorganisme penyebab penyakit sehingga ekosistem pada air terganggu. Pencemaran air juga dapat menyebabkan gangguan pada rantai makanan.

Organisme perairan beresiko mengalami kepunahan sehingga struktur makanan mereka terganggu. Dan juga sumber makanan yang sudah terkontaminasi racun akibat dari pencemaran air tersebut dapat berakibat fatal bagi hewan dan juga manusia.

Untuk mengatasi masalah tersebut ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul pada kegiatan industri tersebut menjadi air bersih. Untuk meminimalisir energi proses pengolahan air bersih biasanya industry-industri kecil menggunakan Mobile Water Treatment. Dengan cara tersebut maka secara tidak langsung emisi yang dihasilkan juga rendah.

Pengolahannya juga sangat praktis dan sederhana yang dimana aliran air yang diolah dialirkan dengan gravitasi saja.

Proses penambahan koagulan disertai dengan pengadukan cepat yang menyebabkan partikel tersuspensi dan destabilisasi koloid. Ada beberapa jenis proses pada koagulasi yaitu, hidroulik koagulasi, pneumatic koagulasi dan mekanik koagulasi.

Selain menggunakan  Mobile Water Treatment, dampak pencemaran juga dapat diatasi dengan cara Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL atau kolam stabilisasi untuk mengantisipasi limbah berbahaya yang dihasilkan oleh industri biasanya terdiri dari 3 tahapan.

Yang pertama biasa disebut dengan Pengolahan Pertama (Primary Treatment) yang merupakan tahap pemisahan zat padat dan zat cair menggunakan filter dan bak sedimentasi.

Yang kedua Pengolahan Kedua (Secondary Treatment) merupakan proses koagulasi dan menstabilkan zat organik dalam limbah. Yang terakhir Pengolahan Ketiga (Tertiary Treatment) adalah proses penghilangan unsur hara (khususnya nitrat dan fosfat) serta penambahan klor untuk membasmi mikroorganisme penyebab penyakit.

Dan juga masih banyak cara lainnya seperti menjauhkan polutan, mengelola limbah rumah tangga, dan masih banyak lagi.

Kesimpulannya, sebenarnya mengatasi pencemaran pada air tidak serumit dan sesulit yang kita bayangkan. Banyak hal-hal yang mudah dapat kita lakukan untuk mengatasi pencemaran-pencemaran pada lingkungan.

Yang terpenting adalah adanya kesadaran diri untuk menjaga bumi tempat tinggal kita. Karena menjaga lingkungan sekitar kita akan bermanfaat bagi diri kita sendiri. Kita akan merasa lebih nyaman jika lingkungan sekitar kita tetap terjaga dan bersih. Dan tentunya akan meningkatkan kualitas hidup kita sebagai manusia.

Alhuda Syawalli Djamil

Penulis: Alhuda Syawalli Djamil
Mahasiswa AKATIRTA Magelang

Pos terkait