Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SMA N 1 Jatibarang Brebes

MTK
Ilustrasi: istockphoto

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya penguasaan siswa dalam memahami suatu permasalahan membuat model matematika dalam menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.

Keaktifan belajar siswa adalah suatu kondisi, perilaku atau kegiatan yang terjadi pada siswa saat proses belajar yang ditandai dengan keterlibatan siswa seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Keaktifan belajar siswa merupakan unsur terpenting dalam pembelajaran, karena keaktifan akan berpengaruh besar pada keberhasilan proses pembelajaran. Semakin tinggi keaktifan siswa, maka keberhasilan proses belajar seharusnya juga semakin tinggi.

Bacaan Lainnya

Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki keaktifan belajar yang tinggi. Pada kenyataannya banyak peserta didik yang masih memiliki keaktifan belajar rendah.

Hal ini dapat terlihat pada peserta didik antara lain: 1) Sering mengobrol saat kegiatan pembelajaran sehingga tidak memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru; 2) Tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan optimal; 3) Tidak percaya diri ketika menyampaikan pendapat; 4) Tidak bertanya apa yang belum diketahui; 5) Merasa bosan saat mengikuti pembelajaran; 6) Malas berlatih mengerjakan soal secara mandiri untuk mengulang pembelajaran.

Hasil dari  wawancara dengan teman sejawat: 1) Menurut Yuda Kusdiawati bahwa keaktifan peserta didik rendah karena proses pembelajaran belum optimal; 2) Menurut Siti Marlina, model pembelajaran yang tidak tepat dapat mempengaruhi keaktifan dan hasil yang rendah.

Keterampilan dalam menyelesaikan masalah bagi siswa sangat diperlukan untuk tercapainya kompetensi keterampilan dalam pembelajaran matematika.

Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa tersebut salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan tersebut karena penerapan suatu model pembelajaran dapat berpengaruh terhadap hasil belajar dan kemampuan matematis siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan tersebut ialah model Problem Based Learning. PBL tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa Kelas XI.8 SMA Negeri Jatibarang melalui model Problem Based Learning.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Jatibarang pada siswa Kelas XI.8 berjumlah 33 dari tanggal 12 Oktober 2023 sampai dengan 13 November 2023. Penelitian dilakukan dalam dua siklus di mana setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan satu kali tes hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan siklus 1 adalah 61,06,  setelah tindakan siklus 1 rata-rata hasil belajar siswa 76,24 dan setelah tindakan siklus 2 rata-rata hasil belajar siswa 88,48. Skor keaktifan yang didukung dengan menggunakan lembar observasi juga menunjukkan keberhasilan model pembelajaran ini.

Kata KunciKeaktifan Hasil Belajar, PBL (Problem Based Learnimg).

PENDAHULUAN

Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia saat ini menuntut siswa untuk lebih aktif dalam berpikir dan bertindak dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Hal ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016 yang menjelaskan bahwa kompetensi keterampilan matematika yang harus dikuasai siswa adalah mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori.

Untuk mencapai kompetensi keterampilan tersebut, siswa dituntut untuk mampu mengembangkan keterampilan dalam memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

Sesuai dengan peraturan di atas, keterampilan dalam menyelesaikan masalah bagi siswa sangat diperlukan untuk tercapainya kompetensi keterampilan dalam pembelajaran matematika.

Penyelesaian masalah yang dimaksud dalam peraturan tersebut mencakup 4 aspek, yaitu dimulai dari memahami suatu permasalahan, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

Realita yang terjadi, siswa di Indonesia sangat minim akan penguasaan keempat aspek tersebut. Hal ini berdasarkan pada survei yang dilakukan oleh PISA (Programme For International Student Assesment) 2015 menyatakan bahwa Indonesia berada pada urutan 69 dari 76 negara peserta dan memperoleh nilai sebesar 386 poin.

Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan salah satu model pembelajaran inovatif yang  dapat  memberikan kondisi belajar aktif bagi siswa.

Model Problem Based Learning bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Penerapan model Problem Based  Learning diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak  kecakapan pemahaman konsep daripada pengetahuan yang dihafal (Samadun & Dwikoranto, 2022).

Menurut Duch (Faoziyah, 2022) Problem based Learning merupakan model pembelajaran yang mempunyai ciri menggunakan masalah nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpkir kritis, keterampilan pemecahan masalah, dan memeperoleh pengetahuan mengenai esensi materi pembelajaran.

Sedangkan menurut Fathurrohman (Dahlia, 2022) Problem based Learning merupakan model pembelajaran yang diawali dengan masalah untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.

Dalam usaha memecahkan masalah tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan atas masalah tersebut.

Vera & Wardani (2018) mengungkapkan bahwa model pembelajaran PBL adalah pendekatan tentang situasi nyata yang memerlukan pemecahan masalah yang terbuka dan inovatif untuk menginspirasi peserta didik dalam mencari jawaban atau pemecahan yang efektif.

Problem based Learning juga dianggap sesuai dengan proses pembelajaran yang diusung melalui sebuah modul karena pada umumnya modul menuntut siswa agar dapat berupaya memahami konten, mendapatkan informasi dari berbagai sumber dan secara independen dapat memecahkan suatu permasalahan (Najuah et al., 2020).

Selain itu, dengan menggunakan modul materi berbasis video siswa dapat belajar secara mandiri. Modul dapat menunjang peran guru dalam proses pembelajaran karena peran guru dalam pembelajaran menggunakan modul dapat diminimalkan, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran matematika bukan lagi yang mendominasi dalam pembelajaran.

Permasalahan serupa mengenai rendahnya hasil belajar matematika dan keaktifan juga terjadi pada siswa kelas XI.8 SMA N 1 Jatibarang tahun pelajaran 2023/2024 dalam menyelesaikan permasalahan fungsi komposisi dan fungsi invers.

Ketuntasan belajar matematika siswa kelas XI.8 SMA N 1 Jatibarang masih rendah. Lebih dari 50% dari jumlah siswa dengan hasil belajar di bawah nilai KKM. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa tersebut.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan tersebut karena penerapan suatu model pembelajaran dapat berpengaruh terhadap hasil belajar dan kemampuan matematis siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan tersebut ialah model Problem Based Learning (PBL).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan bentuk kajian sistematis reflektif oleh guru untuk meningkatkan tugas, memperdalam pemahaman tentang tindakan-tindakan yang perlu diambil untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika melalui Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan LKPD dan Media Interaktif Berbasis Teknologi pada Materi Fungsi Invers yang berlangsung selama 2 (dua) siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan deskripsi singkat tentang kegiatan belajar mengajar penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XI.8 SMA N 1 Jatibarang tahun pelajaran 2023/2024.

1. Pelaksanaan Siklus Pertama

Pelaksanaan siklus pertama tedisi dari 2 kali jam pelajaran, dan 1 kali post test hasil belaar, pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 oktober 2023 di kelas XI.8 dengan jumlah 33 orang. Kegiaan pembelajaran mengacu pada modul ajar 1 untuk pertemuan pertama.

Pada pertemuan pertama ini, guru memulai pembelajaran dengan memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa kemuadian memberikan apersepsi dan stimulus berupa permasalahan kontekstual mengenai sifat-sifat fungsi aljabar.

Pada tahap ini siswa melakukan proses pengamatan serta menyimak penjelasan guru dari permasalahan yang diberikan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi secara berkelompok untuk menemukan inti permasalahan dari masalah yang diberikan.

Selama proses diskusi, guru mencakup materi Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers, hasil tersebut diperiksa dan diberikan penilaian. Adapun hasil belajar matematika siswa kelas XI.8 SMA N 1 Jatibarang tahun pelajaran 2023/2024 materi Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers dapat dilihat pada tabel berikut.

Berdasarkan tabel hasil belajar tersebut, terlihat bahwa siklus I rata-rata nilai tes I adalah 76 dengan ketuntasan secara klasikal 48%. Hasil tes ini terlihat bahwa hasil belajar siswa yang mendapat nilai di atas 68 ada 16 siswa, berbeda dari jumlah sebelum dilaksanakan penelitian yaitu 14 siswa.

Jika dilihat dari rata-rata hasil belajar secara klasikal, hasil belajar pada siklus I ini juga telah mengalami kenaikan dari 61,06 menjadi 76,24. Meskipun mengalami kenaikan yang baik dari segi rata-rata hasil belajar siswa belum memenuhi.

Adapun Refleksi Hasil dan Dampak dari penggunaan model Problem Based Learning berbantuan LKPD dan media interaktif berbasis teknologi.

Yaitu Penilaian Sikap Pengamatan keaktifan 33 peserta didik kelas XI.8 pada pelaksanaan aksi ini menggunakan lembar observasi.

Indikator keaktifan belajar yang harus dicapai peserta didik antara lain perhatian peserta didik pada saat pembelajaran, Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas, dan Kerjasama peserta didik pada saat diskusi kelompok.

Pada siklus 1 PPL diperoleh data 28 peserta didik memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran, 20 peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, 24 peserta didik aktif bekerja sama dalam diskusi kelompok.

2. Pelaksanaan Siklus Kedua

Pada siklus kedua terdiri dari 2 kali pertemuan dan 1 kali tes hasil belajar di akhir siklus. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 9 November 2023 di kelas XI.8 dengan jumlah siswa yang hadir 33 siswa, kegiatan pembelajaran mengacu pada modul ajar di pertemuan pertama.

Materi yang dibahas pada pertemuan ketiga ini mengenai fungsi invers pada aljabar. Siswa sudah terbiasa dengan langkah-langkah kegiatan model pembelajaran Problem Based Learning. Rata-rata dalam kelompok tampak aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Dalam kegiatan presentasi, masing-masing kelompok juga terlihat terlihat sudah terbiasa dalam memberikan tanggapan dan menyamakan pendapat.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 13 November 2023 dengan jumlah siswa 33. Kegiatan pembelajaran mengacu pada modul ajar dengan materi fungsi invers pada pertemuan ketiga.

Setiap langkah kegiatan pada pertemuan keempat terlihat amat baik dikarenakan siswa yang sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan serta Langkah-langkah pemecahan yang dilakukan.

Proses diskusi dalam kelompok terlaksana secara aktif karena tiap-tiap siswa dalam kelompok turut serta dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Sehingga, secara umum langkah-langkah kegiatan model pembelajaran Problem Based Learning pada pertemuan keempat dapat dikatakan terlaksana dengan amat baik.

Tes akhir siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 13 November 2023. Tes akhir dengan menggunakan quizizz. Hasil tes tersebut selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan penilaian.

Adapun hasil belajar matematika siswa kelas XI.8 SMA N 1 Jatibarang tahun pelajaran 2023/2024 untuk siklus kedua pada materi Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers adalah sebagai berikut.

Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Kelas XI.8 SMA N 1 Jatibarang pada materi Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers.

Berdasarkan hasil belajar siswa pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pada siklus II rata-rat nilai tes hasil belajar mencapai 88,48. Hal ini mengalami kenaikan dari rata-rata pada siklus I yaitu 76.

Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 29 dari 33 siswa dengan persentase 87,87%. Meningkatnya daya serap siswa pada setiap tes hasil belajar (siklus) disebabkan siswa semakin memahami materi yang diberikan.

Penilaian Sikap Pengamatan keaktifan 33 peserta didik kelas XI.8 pada pelaksanaan aksi ini menggunakan lembar observasi.

Indikator keaktifan belajar yang harus dicapai peserta didik antara lain perhatian peserta didik pada saat pembelajaran, Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas, dan Kerjasama peserta didik pada saat diskusi kelompok.

Siklus 2 PPL diperoleh data sebanyak 32 peserta didik memperhatikan penjelasan guru pada saat proses pembelajaran, 26 peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran kelas, terdapat 27 peserta didik aktif bekerja sama dalam diskusi kelompok.

Penilaian Keterampilan. Hasil penilaian keterampilan peserta didik kelas XI.8 diukur melalui penilaian pada saat mengerjakan LKPD dan presentasi kelompok. Dari hasil analisis didapatkan bahwa pada siklus 2 peserta didik yang mendapatkan nilai A 9%, B 91%, C 0%, dan D 0%.

Pembahasan

Meningkatnya hasil belajar matematika siswa disebabkan pemilihan  model pembelajaran Problem Based Learning mampu membuat siswa mengalami secara langsung dalam menyelesaikan masalah, aktivitas siswa dalam proses menggali informasi, berdiskusi dan mengolah data dan melakukan analisis membuat siswa mampu berpikir kritis, siswa mampu menyelesaikannya berdasarkan pengalaman belajar yang telah dialami.

Penggunaan model Problem Based Learning berbahan LKPD dan media interaktif berbasis teknologi tergolong efektif diterapkan dalam mengatasi masalah rendahnya keaktifan belajar peserta didik.

Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini sangat baik dapat dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran menyenangkan, peserta didik lebih termotivasi, aktif mengikuti pembelajaran dan media pembelajarannya juga menarik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, secara keseluruhan hasil penelitian ini telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan ini tentu saja terjadi secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan keaktifan siswa yang ada pada siswa tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning berbahan LKPD dan media interaktif berbasis teknologi tergolong efektif diterapkan dalam mengatasi masalah rendahnya keaktifan belajar peserta didik siswa kelas XI.8 SMA N 1 Jatibarang. Adapun video pembelajaran Fungsi Invers sebagai berikut:

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers di kelas XI.8 SMA N 1 Jatibarang. Keaktifan siswa dalam belajar pada penilitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penulis:

Umi Fadilah, S.Pd. (Mahasiswa PPG Daljab)
Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Daftar Pustaka

Najoan, R. A., Tahiru, Y. S., Kumolontang, D. F., & Tuerah, R. M. (2023). Penerapan Model Problem based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan5(2), 1268-1278.

Anggraeni, Y., & Yuspriyati, D. N. (2023). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM-BASED LEARNING KELAS X SMA KARYA PEMBANGUNAN CICALENGKA. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif)6(2), 861-868.

Mariah, S., Febianti, Y. N., & Kurnia, M. D. (2023). Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Cerita Pendek dengan Menggunakan Model Time Token. Journal of Education Action Research, 7(2), 222-230.

Heniastuti, D.(2023).Penggunaan Model cooperative learning Tipe Student achievement division (STAD)  Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIPA 5 MAN 2 Jember.Educational: Jurnal Inovasi pendidikan & Pengajaran 3(2), 157-164

Minarti, I. B., Nurwahyunani, A., Anisa, L. N., Widodo, D. K., Kusumaningtyas, R. C., Septiani, F. D., … & Savitri, S. A. (2023). Pengaruh Model Pembelajaran PBL dalam Mengembangkan Berpikir Kritis, Keaktifan, dan Hasil Belajar Siswa. NUMBERS: Jurnal Pendidikan Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam1(3), 56-63.

Patmawati, P., & Meilinda, M. (2023). Meningkatkan Keaktifan Belajar pada Pelajaran Biologi Menggunakan Model Problem Based Learning disertai Media Video. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru8(3), 569-576.

Nurhayati, Erlis, Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran daring melalui media game edukasi quizizz pada masa pencegahan penyebaran covid-19. Jurnal Paedagogy 7.3 (2020): 145-150.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

2 Komentar