Pengaruh Merek Suatu Produk dalam Perilaku Konsumen

Opini
Ilustrasi: istockphoto

Perilaku konsumen saat ini sudah berubah karena munculnya teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat.

Suatu karakteristik dan faktor-faktor yang memberikan kontribusi kepada perilaku konsumen sudah mengalami evolusi sedemikian rupa dikarenakan saat ini sebagian besar pembeli lebih memilih belanja secara online.

Sekalipun demikian, untuk memberikan formulasi dan definisi baru mengenai perilaku konsumen yang berkaitan dengan kegiatan transaksi yang dilakukan secara online, kita tetap harus mengacu pada teori konvensional yang selama ini melandasi konsep tersebut.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Penarikan Produk Lokal Indonesia “ABC” di Singapura dalam Perspektif Hukum Perdagangan Internasional

Kotler Dan Keller (2012) mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai “is the study of how individuals, groups, and organizations select, buy, use, and dispose of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their needs and wants.”

Artinya menurut mereka, perilaku konsumen merupakan kajian bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan memanfaatkan barang-barang, jasa layanan, gagasan, ataupun pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Adapun 5 (lima) tahapan pengambilan keputusan dalam proses pembelian konsumen yaitu dimulai dengan pengenalan masalah (problem recognition) di mana konsumen sedang mengidentifikasi kebutuhan dengan cara membandingkan antara kondisi saat ini dan yang diharapkan, pencarian informasi (information search) di mana konsumen mencari informasi dari sumber internal maupun eksternal mengenai merek produk yang diinginkan, evaluasi pilihan-pilihan yang ada (evaluations of alternatives) untuk memperoleh produk yang terbaik, pembelian produk (product purchase) yang sudah diputuskan untuk dibeli, dan evaluasi pasca pembelian (post purchase evaluation) suatu tahapan di mana konsumen mempunyai pengalaman nyata dengan produk yang sudah dibelinya.

Konsumen melakukan evaluasi terhadap merek produk tertentu dengan didasarkan pada pendekatan fungsi (atau disebut juga sebagai utilitarian) dan psiko-sosial (atau disebut juga sebagai value expressive) terhadap manfaat produk yang akan dibeli.

Manfaat fungsional merupakan keluaran bersifat dapat dirasakan (tangible outcomes) yang dialami oleh konsumen, seperti wujud fisik atau rasa, misalnya wujud fisik sepeda motor.

Sementara itu, manfaat psiko-sosial merupakan keluaran abstrak (abstract outcomes) atau atribut-atribut yang berkaitan dengan kepribadian, seperti merek di mana dapat menimbulkan rasa bangga meningkat ketika konsumen menggunakan mobil merek tertentu yang dikenal dengan harga sangat mahal.

Pada saat seorang konsumen sudah kenal dengan merek produk tertentu dengan baik, maka citra merek menjadi suatu yang penting dalam atribut psiko-sosial. Pada tahapan ini konsumen dapat bersikap positif maupun negatif terhadap merek yang ada tersebut.

Baca Juga: Jasa Press Release untuk Promosi Produk dan Perusahaan

Apabila bersikap positif, maka konsumen akan mencocokkan dirinya terhadap merek melalui tindakan yang sesuai antara apa yang diinginkan dengan merek produk tersebut.

Apabila hal ini terjadi, maka sikap konsumen akan berdampak pada preferensi, memilih, dan merasa puas terhadap merek tersebut. Selain itu, memberikan rekomendasi yang positif terhadap merek tersebut.

Penulis: 

Habib Pradana
Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI