Hipertensi menjadi salah satu permasalahan utama dalam kesehatan global karena tingkat penyebarannya yang tinggi serta kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Berdasarkan data WHO tahun 2013, ditemukan bahwa setiap tahunnya ada sekitar 9,4 juta orang di seluruh dunia yang menderita hipertensi.
Mayoritas penderita hipertensi saat ini terdapat di negara-negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases dari WHO (2013) menyebutkan, jumlah penderita hipertensi di negara ekonomi berkembang yaitu sebanyak 40%, sedangkan negara maju hanya 35%.
Di Indonesia, terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan, prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 26,5%. Prevalensi hipertensi yang diukur berdasarkan kriteria ambang hipertensi, yaitu tekanan darah dalam rentang 141/91-159/94 mmHg, diperkirakan mencapai 4,8-18,8%.
Dari hasil riskesdas yang terbaru tahun 2018 di indonesia prevalensi kejadian hipertensi sebesar 34,1%, angka ini meningkat cukup tinggi dibandingkan hasil riskesdas tahun 2013 yang menyampaikan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada masyarakat indonesia berusia 18 tahun ke atas.
Tekanan darah merupakan kekuatan yang diperlukan oleh darah untuk mengalir melalui sistem pembuluh darah dan tersebar ke seluruh tubuh manusia. Perubahan naik atau turunnya tekanan darah akan memengaruhi keseimbangan internal pada arteri, arteriol, kapiler, dan sistem vena, sehingga mengatur aliran darah secara terus-menerus.
Baca Juga: Manfaat Obat Herbal Bahan Alam dari Jintan Hitam (Nigella sativa L) dalam Pengobatan Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi di mana tekanan darah mengalami peningkatan yang tidak normal dan berkelanjutan, terlihat dari hasil beberapa kali pemeriksaan tekanan darah.
Hal ini disebabkan oleh satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berfungsi sebagaimana seharusnya dalam menjaga tekanan darah pada level normal. Hipertensi merupakan kondisi di mana tekanan darah sistolik naik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik naik di atas 90 mmHg.
Ada beberapa faktor yang berperan dalam timbulnya hipertensi, terbagi menjadi faktor mayor yang tidak dapat dikendalikan, dan faktor minor yang masih bisa dikendalikan. Faktor-faktor mayor meliputi keturunan, ras, jenis kelamin, dan usia. Sedangkan faktor-faktor minor mencakup kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, pola pikir, jenis pekerjaan, kelebihan berat badan, konsumsi kopi dan alkohol, pola makan, dan tingkat stres.
Pengobatan awal pada penyakit hipertensi sangatlah penting dikarenakan hal tersebut dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh seperti ginjal, jantung, dan otak.
Penggunaan obat antihipertensi dalam waktu yang lama dapat menghadirkan masalah terkait obat. Istilah “Medication Related Problems” merujuk pada situasi yang tidak terduga yang sering memengaruhi pasien yang sedang menjalani terapi obat, di mana penggunaan obat tersebut bisa berdampak positif atau negatif pada kesehatan pasien, seperti ketidakpatuhan, interaksi antar obat, dan reaksi alergi terhadap obat resep.
Jika terapi ini berlangsung dalam jangka panjang, bisa mengakibatkan efek samping farmakologis yang berpotensi membahayakan beberapa organ.
Kejadian tersebut menunjukkan bahwa terapi obat bukanlah satu-satunya pilihan alternatif yang tersedia. Diperlukan pendekatan lain yang bertujuan untuk mengurangi tingkat ketergantungan pada obat guna mempertahankan kualitas hidup pasien yang menderita hipertensi.
Penggunaan tanaman herbal yang dijadikan sebagai obat tradisional dapat menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Baca Juga: Hah Hipertensi? Yuk Cegah dengan Konsumsi Buah Mahkota Dewa
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan pemberian teh hijau (Camellia sinensis). Beberapa studi menunjukkan bahwa teh memiliki manfaat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah. Syah (2006) (13) mengatakan bahwa teh memiliki khasiat utama yang berasal dari polifenol yang terkandung didalamnya.
Di dalam tubuh, senyawa ini mendukung fungsi enzim superoxide dismutase (SOD) yang bertugas menghilangkan radikal bebas. Radikal bebas yang timbul dari proses oksidasi di dalam tubuh berpotensi merusak kesehatan karena dapat mengganggu aliran darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung.
Senyawa katekin yang terdapat dalam teh hijau telah terbukti secara medis memberikan berbagai manfaat, termasuk mengurangi risiko kanker dan tumor, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah hipertensi, serta memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri, jamur, dan virus influenza.
Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh La Ode Alifariki dan Adius Kusnan tahun 2022 yang memiliki tujuan “Pengaruh pemberian teh hijau terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi”. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode pengambilan data dan juga studi literatur.
Baca Juga: Kenali Pemanfaatan Kulit Kayu Manis sebagai Obat Antihipertensi
Dari hasil yang didapatkan oleh peneliti, dari 5 artikel yang dinyatakan eligible dan telah diteliti semuanya menyatakan bahwa terjadi penurunan tekanan darah setelah dilakukan pemberian the hijau.
Contohnya seperti pada Penelitian (Mulyani et al., 2019) melaporkan bahwa Rata-rata dari penurunan tekanan darah sistolik terhadap pemberian the hijau (Camellia sinensis) pada penderita hipertensi adalah sebesar 25,33 mmHg, sedangkan rata-rata penurunan tekanan darah diastolik terhadap pemberian teh hijau (Camellia sinensis) pada penderita hipertensi adalah sebesar 9,47 mmHg.
Penelitian (Ningrum et al., 2021) melaporkan konsumsi teh hijau mampu menurunkan kadar tekanan darah sistolik secara signifikan sebesar 1,98 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 1,92 mmHg.
Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan di atas dari hasil data penelitian yang bervariasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa memiliki pola yang serupa, yaitu terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah mengonsumsi teh hijau.
Berdasarkan pemaparan di atas, sama-sama kita ketahui bahwasanya teh hijau merupakan salah satu jenis tanaman yang mengandung banyak senyawa-senyawa yang ternyata terbukti memiliki khasiat untuk menurunkan tekanan darah atau bisa disebut juga sebagai agen antihipertensi.
Sehingga penggunaan atau pemberian teh hijau pada pasien yang menderita hipertensi bisa menjadi salah satu langkah yang dapat diambil sebagai alternatif pengganti dari obat-obatan konvensional yang banyak memiliki efek samping berbahaya jika tidak digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penulis: Marisa Sovia
Mahasiswa Jurusan Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News