Di era 4.0 ini, internet menjadi pintu gerbang utama ilmu pengetahuan bagi anak muda atau mereka yang sedang tren disebut dengan generasi milenial. Generasi milenial dalam beberapa tahun terakhir sering menggaungkan, terutama dalam media sosial.
Generasi milenial ini merupakan generasi yang sangat dekat dengan dunia karena menjadikan digital sebagai ruang pribadi untuk memperoleh dan berbagi segala bentuk informasi yang ditemui. Melalui internet di era digital sekarang ini, dunia mudah dipengaruhi oleh apapun itu.
Segala sesuatu yang ditemukan saat berselancar langsung digunakan sebagai sumber informasi untuk dibagikan kepada publik, tanpa melihat keaslian ataupun kejelasan dari informasi yang didapatkan.
Baca Juga: Miskinnya Literasi Digital di Era Milenial
Generasi milenial tidak jarang disebut sebagai masyarakat digital yang mudah memviralkan apapun yang sedang terjadi di dunia maya. Sangat cepat akses generasi milenial untuk memviralkan sesuatu hal yang membuat ramai.
Kita seringkali mendengar dan melihat berita menjadi viral di media sosial yang dibagikan oleh para milenial ini, yang nyatanya belum tentu viral. Generasi milenial dalam media sosial sangat mudah berinteraksi dengan berbagai macam, mulai dari bersosialisasi, viral, publik hingga bisnis.
Namun yang disayangkan pada generasi milenial ini, umumnya kurang memilah informasi dan cenderung mengesampingkan nilai moral dan etika dengan yang ada dan menyebarluaskan informasi di media sosial.
Oleh karena itu, jumlah interaksi yang dapat dilakukan oleh generasi milenial harus dibatasi, sehingga yang dibagikan dapat dibenarkan. Dalam interaksi media sosial dapat dikelompokkan sebagai menyebarkan informasi atau berita provokatif menjadi berita yang biasa disebut hoaks.
Hal tersebut terjadi pada generasi milenial karena kurangnya gerakan literasi di era yang sudah serba digital ini. Kurangnya gerakan literasi kepada generasi milenial menyebabkan penyebaran hoaks yang meningkat.Â
Dapat kita lihat bahwa masih banyak berita atau informasi di media sosial yang seharusnya tidak perlu disebarluaskan, tetapi banyak dari kita memilih untuk menyebarkan berita tersebut, tanpa melihat kebenarannya terlebih dahulu.
Informasi di media sosial terkadang membuat kita lupa untuk melakukan pengecekan, sehingga informasi yang belum tentu benar bisa berseliweran tanpa batas. Maka dari itu kita harus melakukan pengecekan kembali dengan cara menyaring informasi, melihat apakah informasi tersebut memang benar adanya atau mengandung unsur hoaks.
Banyak generasi milenial yang terdapat di Indonesia yang pandai menggunakan perangkat digital, tetapi masih belum bisa menerapkan literasi digital dengan baik. Melihat kondisi generasi milenial seperti demikian, dapat diketahui bahwa kondisi kemampuan literasi digital masyarakat di Indonesia termasuk dalam kategori rendah yang tentunya dapat dikatakan sebagai sebuah ancaman.
Baca Juga: Peran Pancasila untuk Menumbuhkan Sikap Karakter Anak Muda di Era Milenial
Untuk itu, sangatlah penting kemampuan literasi digital bagi generasi milenial guna menyaring terlebih dahulu informasi yang bertebaran di internet. Oleh karena itu, pentingnya literasi digital adalah agar setiap orang dapat merespons secara efektif penggunaan media digital tersebut.
Karena semua orang menggunakan teknologi digital, namun minim literasi yang membuat mereka terkesan digital.
Dengan penambahan literasi pada platform akan ada tambahan edukasi bagi pengguna, atau bisa juga dengan mengadakan seminar literasi digital agar masyarakat dapat lebih memahami manfaat dan ilmu yang didapat dari pemahaman dan penggunaan media digital yang bijak dan cermat. Inilah yang mendasari pentingnya literasi digital.
Makna literasi digital tidak hanya memiliki internet dan menggunakannya dengan bijak, tetapi lebih dari itu esensi literasi adalah kemampuan individu dalam mengelola serta memilah informasi dan pengetahuan. Dengan literasi digital, diharapkan mampu membangun generasi milenial yang berkarakter.
Penulis: Radella Anggita Enggar Siwi
Mahasiswa D3 Perpustakaan Universitas Sebelas Maret
Editor:Â Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi