Pentingnya Penerapan Sikap Amanah dalam Jiwa Kepemimpinan

Kepemimpinan
Ilustrasi Kepemimpinan.

Seorang pemimpin memikul tanggung jawab yang sangat besar karena hal tersebut merupakan amanah dari Allah, baik atau tidaknya sebuah kepemimpinan disebabkan oleh faktor pemimpin itu sendiri. Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah dan menjadi pemimpin bukanlah tujuan hidup.

Namun pada kenyataannya, banyak orang yang mengangkat diri sebagai pemimpin. Hal ini dikarenakan sikap ambisi untuk menjadi pemimpin sehingga masih banyak yang melenceng dari cara-cara yang diajarkan oleh Allah dan rasul-Nya (Dunggio, 2021).

Dalam perkembangannya saat ini, aplikasi kepemimpinan Islam terlihat semakin jauh dari harapan masyarakat. Para tokohnya terlihat dengan mudah kehilangan kendali atas terjadinya siklus konflik yang terus terjadi.

Bacaan Lainnya
DONASI

Pergeseran harapan atau penyimpangan dari makna hakiki kepemimpinan dan sikap keteladanan menjadi sumber pemuasan ambisi. Selain itu, fenomena yang terjadi di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang senantiasa berbentuan dengan aturan atau norma dan hukum yang berlaku (Kurniawan et al., 2020).

Salah satu contoh penyimpangan yang dilakukan oleh pemimpin di Indonesia yaitu adanya kejadian korupsi. Berdasarkan data Indonesia Corruption Watch (ICW), ada 579 kasus korupsi yang telah ditindak di Indonesia sepanjang 2022. Jumlah itu meningkat 8,63% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 533 kasus.

Dari berbagai kasus tersebut, ada 1.396 orang yang dijadikan tersangka korupsi di dalam negeri. Jumlahnya juga naik 19,01% dibandingkan pada tahun 2021 yang sebanyak 1.173 tersangka.

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Pasundan Anthon F. Susanto dalam detikjabar menjelaskan bahwa korupsi di Indonesia masih belum bisa dihentikan atau diberantas karena sistem penegakan hukum saat ini pondasinya masih berbasis nalar barat.

Yang artinya belum dengan nalar Indonesia. Selain itu, pemberantasan korupsi bukan hanya konsep sistem peradilan modern, namun juga harus dikembangkan nilai etis, moralitas, keagamaan sebagai fondasi.

Secara bahasa, kepemimpinan adalah orang yang mampu mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok. Kepemimpinan adalah roda penggerak sebuah lembaga atau organisasi.

Kualitas kepemimpinan menentukan arah keberhasilan lembaga atau organisasinya. Sehingga seorang pemimpin harus mampu mengantisipasi, mengelola dan menggerakkan roda organisasi secara cepat dan tepat.

Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika seorang pemimpin (leader) bukan sekadar pengambil keputusan (decision making) tapi sebagai kunci keberhasilan sebuah lembaga atau organisasi (Langeningtias et al., 2021).

Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan pemimpin terdapat pada surat An Nisa ayat 58, yang artinya yaitu: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadaku. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Ayat tersebut menjelaskan tentang seorang pemimpin yang harus baik dalam menunaikan amanahnya. Jika Allah memerintahkan untuk memimpin suatu organisasi berarti Allah telah percaya dan memberikan amanat kepada kita. Setiap amanat yang diberikan kepada umatnya akan dipertanggungjawabakan di hari kiamat kelak. Segala bentuk konsep, fenomana, segala bentuk pencapain akan dipertanggungjawabkan semuanya (Kadir & Tasrim, 2022).

Baca Juga: Filosofi dan Konsep Kepemimpinan

Seorang pemimpin Islam perlu memiliki karakteristik-karakteristik yang harus dipenuhi, berikut beberapa karakteristik seorang pemimpin Islam berdasarkan ayat-ayat al-quran yaitu Shiddiq (jujur), Amanah, Tabligh (menyampaikan atau tidak menyembunyikan sesuatu), dan Fathonah (cerdas).

Keempat karakter tersebut merupakan hal wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin. Karena karakter yang ada didalam kepemimpinan itu sangat berpengaruh bagi perkembangan sebuah lembaga pendidikan maupun di dalam sebuah organisasi (Kadir & Tasrim, 2022).

Berdasarkan fenomena penyimpangan kepemimpinan yang telah dijelaskan diatas, sikap pemimpin tersebut tidak memenuhi sikap pemimpin yang Amanah. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang dapat bertanggung jawab dengan baik dan dapat dipercaya.

Kepercayaan masyarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk kemaslahatan bersama. Dalam menanggung amanah kepemimpinan, Rasulullah SAW sangat melarang kepada semua pemimpin untuk mengambil segala sesuatu yang bukan haknya.

Dalam surat Al-Ahzab ayat 72 dijelaskan bahwa: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh.”

Adalah kualitas wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan memiliki sifat yang dapat dipercaya, pemimpin akan selalu menjaga kepercayaan publik yang telah diletakkan di pundaknya. Kepercayaan masyarakat adalah dalam bentuk menyerahkan segala macam urusan kepada para pemimpin sehingga mereka dikelola dengan baik dan untuk kebaikan bersama (Taufik, 2023).

Untuk mengurangi penyimpangan yang dilakukan oleh para pemimpin, maka perlu ditanamkan sejak dini bagaimana cara mengembangkan 4 sifat kepemimpinan yang tercantum dalam Al-quran, salah satunya yaitu diawali dengan meyakini dari dalam diri individu bahwa sifat amanah dan jujur adalah perintah Allah yang akan membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain, selanjutnya membiasakan diri untuk berlaku amanah dan jujur dan menghindari perbuatan yang akan menyebabkan rusaknya sikap amanah dan jujur, menjalin komunikasi harmonis, meningkatkan kesejahteraan bawahannya, dan membina mental para pegawai melalui pengajian rutin. Selain itu, pengawasan penggunaan anggaran pun harus dilakukan secara langsung (Mumtaz & Anwar, 2023).

Adapun cara menerapkan sifat Amanah dalam diri pemimpin yaitu sebagai berikut: (Maulana & Anwar, 2022).

  • belajarlah berempati yang berarti mencoba mengerti situasi dan kondisi seseorang berbeda dengan simpati yang menunjukkan belas kasihan.
  • Taruh Diri Pada Posisi yang Lebih Rendah: menaruh diri pada posisi yang lebih rendah tidak sama dengan menjatuhkan diri di hadapan para pengikut. Justru, hal ini berarti bahwa seorang pemimpin bersedia melakukan kegiatan bersama-sama dengan para pengikut demi mendekatkan antar kelompok. Kegiatan yang biasa dilakukan pemimpin yang baik dan amanah dengan kelompok pengikutnya adalah outbound dan berbagai acara seminar atau talkshow.
  • Pelihara Hubungan yang Sesuai Generasi: Yang dimaksud pada poin ketiga ini adalah, seorang pemimpin yang baik sebaiknya dapat menciptakan sekaligus memelihara hubungan dengan pengikutnya sesuai dengan generasi pengikutnya berada. Pertimbangan yang dilakukan adalah demografi usia dan kepribadian yang berkaitan antar generasi yang berbeda.
  • Jalin Kerja sama yang Luas dan Mendalam: pemimpin identik dengan kerja kelompok. Kerja sama yang luas meliputi menjalin sebanyak mungkin koneksi yang akan membangun citra kelompok Anda sebagai kelompok yang baik. Sementara itu, kerja sama yang mendalam adalah membina hubungan jangka panjang yang saling percaya. Tidak akan bisa meluaskan kerja sama kalau tidak terlebih dahulu membangun beberapa kerja sama yang mendalam. Di saat yang bersamaan, keduanya tetap dibutuhkan bagi seorang pemimpin yang ideal.
  • Miliki Kemampuan Melebihi Pengikut: Dengan memiliki kemampuan yang melebihi pengikut-pengikut, mereka akan lebih menganggap serius perintah yang pemimpin buat. Seringkali apabila berbicara mengenai kepemimpinan, kemampuan yang dimaksudkan tidak jauh-jauh dari kecerdasan intelektual. Selain itu, mengelola emosi, manajemen waktu, dan sebagainya juga dibutuhkan.
  • Lakukan yang Terbaik untuk Kepentingan Kelompok: Tidak pernah ada ceritanya pemimpin hebat yang mementingkan kepentingan pribadinya jauh di atas kelompoknya. Karena itu, senantiasa taruh kepentingan kelompok sebagai yang lebih utama dibandingkan kepentingan pribadi.

Baca Juga: Gender dan Kepemimpinan Perempuan Perspektif Hadis Nabi

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas yaitu seorang pemimpin harus memiliki karakteristik pemimpin berdasarkan ayat-ayat Al-Quran yaitu Shiddiq (jujur), Amanah, Tabligh (menyampaikan atau tidak menyembunyikan sesuatu), dan Fathonah (cerdas).

Keempat karakter tersebut merupakan hal wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin. Karena karakter yang ada didalam kepemimpinan itu sangat berpengaruh bagi perkembangan sebuah lembaga pendidikan maupun di dalam sebuah organisasi.

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki sifat Amanah. Amanah merupakan sebuah tanggung jawab yang terbagi atas tiga, yakni tanggung jawab manusia kepada Tuhan, tanggung jawab manusia kepada sesamanya, dan tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri.

Dengan demikian, kriteria pemimpin yang dikonsepsikan disini adalah tidak khianat terhadap tanggung jawab yang diberikan Allah, dan jabatan apapun diberikannya dari sesama manusia, dan terhadap dirinya sendiri.

Intinya adalah, bahwa seorang pemimpin yang baik harus baik pula hubungannya dengan Allah dan hubungan dengan sesame manusia, hablun minallah wa hablun minannas.

Penulis: Desi Rosmayanti, S.Kep., Ns. dan Dr. Lisa Musharyanti, S.Kep., Ns., M.Med.Ed.
Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Referensi

Dunggio, A. M. (2021). Peranan Kepemimpinan Amanah Dalam Tata Kelola Pemerintahan Di Kabupaten Gorontalo. Jurnal SIAP BPSDM Provinsi Gorontalo, 3(2), Article 2.

Https://www.detik.com/jabar/berita/d-6995431/penyebab-sulitnya-korupsi-diberangus-dari-indonesia. Diakses pada tanggal 30 April 2024. Jam 15.00.

Kadir, S., & Tasrim, I. W. (2022). Isu-Isu Kontemporer Kepemimpinan Islam pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus pada MAN 2 Palu). 01(01).

Kurniawan, K., Putra, D. N., Zikri, A., & Mukhtar Ah, N. (2020). KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM. PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1). https://doi.org/10.15548/p-prokurasi.v2i1.2244

Langeningtias, U., Ulfah, N., & Novitasari, A. (2021). Kepemimpinan Pendidikan Menurut Prespektif Al-Qur’an. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(8), 1453–1464. https://doi.org/10.36418/japendi.v2i8.255

Maulana, A. R., & Anwar, C. (2022). Konsep Pemimpin dan Kriteria Memilih Pemimpin dalam Alqur’an. Al-Mirah: Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), Article 2.

Mumtaz, H. N., & Anwar, C. (2023). Memahami Kepemimpinan Kuat Amanah Dan Tanggung Jawab Pendidikan Perspektif Al-Qur’an. Expectation: Journal Of Islamic Education Management, 1(2), 64–71.

Taufik, T. (2023). Determination of Islamic Leadership: Amanah, Fatonah, Tabligh, Siddiq. International Journal of Advanced Multidisciplinary, 2(2), 274–283. https://doi.org/10.38035/ijam.v2i2.271

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI