Filosofi dan Konsep Kepemimpinan

Ilustrasi Kepemimpinan (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan itu merupakan fenomena interaksi sosial yang kompleks, dan seringkali sulit dibaca. Oleh karena itu, sebelum berdiskusi lebih jauh tentang pemimpin dan kepemimpinan, berikut ini disajikan beberapa definisi:

1. Mochtar Effendy 

Mochtar Effendy dalam bukunya Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam menyatakan: “kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain agar orang lain itu dengan sukarela mau diajak untuk melaksanakan kehendak atau gagasannya.

2. Oteng Sutisna

Oteng Sutisna mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk atau prosedur baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan kerjasama ke arah tercapainya tujuan.

Bacaan Lainnya
DONASI

3. Stephen P Robbins

Stephen P Robbins mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Pendapat ini memandang semua anggota kelompok atau organisasi sebagai satu kesatuan, sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok atau organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi.

4. George R Terry 

George R Terry mengatakan kepemimpinan adalah hubungan di mana seseorang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerjasama secara sukarela dalam mengusahakan atau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan, untuk mencapai hal yang diinginkan pemimpin tersebut.

Senada dengan pengertian-pengertian terdahulu, pengertian ini pun menekankan pada kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu kegiatan atau pekerjaan. Perbedaannya yang cukup signifikan dari pengertian-pengertian sebelumnya adalah penekanan bahwa kegiatan mempengaruhi itu harus menghasilkan kerjasama secara sukarela di antara para anggota organisasi dan bukan kegiatan individual.

Perbedaan yang lainnya adalah penekanan bahwa kegiatan kerjasama itu dilakukan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan oleh pemimpin, meskipun mungkin saja berada di luar tujuan organisasi, namun untuk tidak menjadi rancu pernyataan hal yang diinginkan oleh pemimpin agar tetap diartikan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Definisi-definisi tersebut memberi gambaran yang cukup luas dan mendalam tentang kepemimpinan. Beberapa rumusan lain yang dapat ditarik dari definisi di atas adalah:

  1. Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang ditentukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
  2. Aktivitas pemimpin antara lain terjelma dalam bentuk memberi perintah, membimbing dan mempengaruhi kelompok kerja atau orang lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
  3. Aktivitas pemimpin dapat dilukiskan sebagai seni (art) dan bukan ilmu (science) untuk mengkoordinasi dan memberikan arahan pada anggota kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  4. Memimpin adalah mengambil inisiatif dalam rangka situasi sosial (bukan perseorangan) untuk membuat prakarsa baru, menentukan prosedur, merancang perbuatan dan segenap kreativitas lain, dan karena itu pula tujuan organisasi akan tercapai.
  5. Pemimpin selalu berada dalam situasi sosial, sebab kepemimpinan dalam hakikatnya hubungan antara individu dengan individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain. Individu atau tertentu disebut pimpinan dan individu atau kelompok lain disebut bawahan.
  6. Pimpinan tidak memisahkan diri pada kelompoknya. Pimpinan bekerja dengan orang lain, atau keduanya.

Hadari Nawawi mengatakan bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.

Sedang di bagian lain ditengahkan juga suatu pengertian yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku orang lain, agar melakukan kegiatan atau pekerjaan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai seorang pemimpin.

Pengertian yang disebutkan terdahulu menekankan bahwa pemimpin perlu memiliki kemampuan dan kecerdasan yang relatif lebih baik dari anggota organisasinya untuk memungkinkannya mengkreasikan berbagai pendorong yang dapat menggerakkan anggota organisasinya melakukan kegiatan atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

B. Unsur-unsur Kepemimpinan

Dari uraian-uraian tentang pengertian kepemimpinan di atas, dapat diidentifikasi unsur-unsur utama sebagai esensi kepemimpinan. Unsur-unsur itu adalah:

  1. Unsur pemimpin atau orang yang memengaruhi
  2. Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi
  3. Unsur interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses memengaruhi
  4. Unsur tujuan yang hendak dicapai dalam proses memengaruhi
  5. Unsur perilaku atau kegiatan yang dilakukan sebagai hasil memengaruhi

Di dalam struktur organisasi tersebut terdapat unit-unit kerja sebagai hasil kegiatan pengorganisasian berupa pemidangan dan pembagian pekerjaan dengan mengelompokkan pekerjaan atau tugas-tugas sejenis atau serumpun ke dalam satu unit kerja.

Hasil kegiatan pengorganisasian berupa unit-unit kerja ditempatkan pada posisi bertingkat atau berjenjang sesuai dengan berat ringannya beban kerja dan tanggung jawabnya. Dengan demikian tersusun unit kerja secara berjenjang atau bersifat vertikal yang setiap unitnya dipimpin seorang pemimpin atau manajer.

Sedang secara keseluruhan dipimpin seorang pimpinan puncak (top manager) yang posisinya berada paling atas atau paling tinggi. Unit kerja itu berbeda jenjangnya dari yang paling berat beban kerja dan tanggung jawabnya serta paling besar wewenangnya sebagai unit kerja yang paling tinggi posisinya, sampai yang paling ringan sebagai unit kerja yang paling rendah posisinya di dalam satu struktur organisasi.

Hasil pengorganisasian itu juga mengakibatkan terbentuknya sejumlah unit kerja siang secara horizontal memperoleh posisi yang sama jenjangnya, karena berat beban kerja dan tanggung jawabnya sama, namun berbeda jenis pekerjaannya.

Baca juga: Kontekstualisasi Hadis Nabi ﷺ tentang Kepemimpinan Perempuan

Setiap unit kerjanya di dalamnya memiliki seorang pimpinan atau manajer, sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:

C. Kepemimpinan dan Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau melalui orang lain. Dalam kegiatan manajemen terdapat fungsi-fungsi yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), yang terdiri dari pengarahan dan bimbingan (directing), komunikasi (communicating) dan koordinasi (coordinating), memimpin dan mengontrol, penganggaran (budgeting) dan pengawasan (controlling).

Dalam kepemimpinan tidak terdapat fungsi-fungsi tersebut, namun jika dilaksanakan karena bukan kegiatan yang dilarang, pasti akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kepemimpinan.

Akan tetapi harus diakui bahwa dalam kepemimpinan pengimplementasian fungsi-fungsi tersebut cenderung sangat fleksibel.

Misalnya dalam suatu demonstrasi mahasiswa, sebelumnya para pemimpin mahasiswa tersebut mungkin sudah membuat perencanaan, namun dalam praktiknya mungkin saja terjadi tindakan pengambilan keputusan di luar perencanaan, seperti mengalihkan objek yang didemonstrasi karena berbagai sebab, memilih tokoh yang akan menjumpai pihak yang didemo dan lain-lain.

Demikian pula apabila sebelumnya telah dilakukan pengorganisasian dan koordinasi, namun setelah berada di lapangan muncul pembagian tugas dan penunjukan tokoh-tokoh pemimpin baru, karena kondisi menghendakinya atau tampil tokoh baru yang didukung oleh masa mahasiswa.

Dalam kondisi seperti contoh tersebut terlihat muara yang sama antara kepemimpinan dan manajemen, berupa keberanian dan kemampuan mengambil keputusan (decission making) dan keterampilan hubungan manusia (human relation) dalam membuat keputusan dan mengkomunikasikannya.

Oleh karena itulah kedua kemampuan atau keterampilan itu pada seorang pemimpin (manajer) ditambah dengan keberanian mengimplementasikannya disebut juga sebagai inti dari manajemen dan atau kepemimpinan, yang berlangsung dalam kepemimpinan formal dan informal.

Dari uraian-uraian di atas secara tidak langsung telah ditengahkan tentang perbedaan kepemimpinan dengan manajemen, yang akan diperjelas dalam uraian berikut dengan memperhatikan berbagai pendapat.

Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain untuk mencapai tujuan secara antusias melalui kerjasama yang efektif. Kepemimpinan seperti itu dan yang pengertiannya telah banyak diuraikan di atas, pada dasarnya merupakan bagian dari manajemen.

Pendapat seperti itu dinyatakan juga oleh James L. Gibson yang mengatakan kepemimpinan adalah bagian manajemen, meskipun tidak secara keseluruhan. Kepemimpinan merupakan kemampuan membantu orang lain agar secara antusias menemukan tujuan. Bantuan ini merupakan faktor manusiawi yang mengikat kebersamaan dalam sebuah kelompok yang memotivasi anggotanya dalam mencapai tujuan.

Sedang manajemen adalah aktivitas yang mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengambilan keputusan sebagai kegiatan awal sampai pada pemimpin menggunakan kekuasaannya dalam memotivasi orang lain dan mengarahkannya pada pencapaian tujuan.

Menurut John P. Kotter menyatakan bahwa manajemen dan kepemimpinan dapat menciptakan perubahan. Kepemimpinan yang kuat dapat mengacaukan sistem perencanaan yang teratur dan mengabaikan hierarki manajemen. Sebaliknya manajemen yang kuat tidak mendorong perubahan dan pengambilan risiko.

Untuk itu Gibson dan Hadari Nawawi membandingkan antara kepemimpinan dan manajemen, kepemimpinan lebih luas dampaknya daripada manajemen, sedang manajemen cenderung merupakan pemberdayaan kepemimpinan dengan khusus berorientasi pada produk.

Di samping itu Bennis dalam Anna W. Bangun juga menjelaskan perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen sebagai berikut:

No

Manajer

Pemimpin

1

Mengelola

Memulai

2

Tiruan

Orisinal

3

Mempertahankan

mengembangkan

4

Berfokus pada sistem dan struktur

Berfokus pada orang

5

Bergantung pada hasil pengawasan

Membangkitkan kepercayaan

6

Memiliki pandangan jarak pendek

Memiliki perspektif jarak jauh

7

Selalu berorientasi pada hasil akhir

Berorientasi pada masa depan

8

Meniru

Memulai

9

Menerima Status Quo

Menentang Status Quo

10

Melakukan dengan benar

Melakukan yang benar

 

Pendapat berikutnya mengenai perbedaan kepemimpinan dengan manajemen dikemukakan oleh Pamuji sebagai berikut:

  1. Kepemimpinan itu nuansanya mengarah kepada kemampuan individu, ya itu kemampuan dari seseorang pemimpin, sedangkan manajemen mengarah pada sistem dan mekanisme kerja.
  2. Kepemimpinan merupakan kualitas hubungan atau interaksi antara pemimpin dan pengikut dalam situasi tertentu, sedangkan manajemen merupakan fungsi atau status atau wewenang. Jadi kepemimpinan menekankan kepada pengaruh terhadap pengikut (wibawa) sedangkan manajemen menekankan pada wewenang yang ada.
  3. Kepemimpinan menggantungkan diri pada sumber-sumber yang ada dalam dirinya (kemampuan dan kesanggupan) untuk mencapai tujuan, sedangkan manajemen mempunyai kesempatan untuk mengerahkan dana dan daya yang ada di dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
  4. Kepemimpinan diarahkan untuk mewujudkan keinginan pemimpin, walaupun akhirnya juga mengarah ke tercapaian tujuan organisasi, sedangkan manajemen arah kepada tercapainya tujuan organisasi secara langsung.
  5. Kepemimpinan lebih bersifat hubungan personal yang bersifat pada diri pemimpin, pengikut dan situasi, sedangkan manajemen bersifat impersonal dengan masukan logika, rasio, dana, analitis dan kuantitatif.

Baca juga: Kebijakan Kepemimpinan Pendidikan

D. Strategi dalam Kepemimpinan

Dalam uraian-uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain atau anggota organisasi agar termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaannya tanpa dipaksa. Tidak seperti seekor sapi penarik gerobak, yang jika tidak bergerak akan dicambuk dari belakang oleh sang kasir yang selalu siap dengan cambuknya.

Di samping itu telah berulang kali dinyatakan juga bahwa kesediaan melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan secara antusias itu harus tertuju pada tujuan bersama atau tujuan organisasi, termasuk juga tujuan pemimpin yang identik dengan tujuan organisasi.

Dengan kata lain kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi memerlukan strategi dalam mempengaruhi orang lain atau anggota organisasi agar memberikan kontribusi secara optimal dalam mencapai tujuan organisasinya.

Istilah strategi bersumber dari kalangan militer dan secara populer sering dinyatakan sebagai kiat yang digunakan oleh para jenderal untuk memenangkan peperangan. Selanjutnya Ansoff menjelaskan bahwa strategi merupakan set of decision making rules for guidance of organizational behavior.

Istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan, hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan jenis organisasi yang menerapkannya.

Dalam kepemimpinan di lingkungan dalam sebuah organisasi, strategi dapat berarti cara tertentu dalam mengimplementasikan kemampuan mempengaruhi orang lain sebagai organisasi agar pikiran, perasaan, sikap dan perilakunya terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin yang efektif harus memiliki kemampuan mempergunakan strategi atau taktik tertentu yang paling tinggi tingkat ketepatannya.

Dengan demikian strategi kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan yang memberikan jaminan yang tinggi untuk dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anggota organisasi, baik secara individual maupun melalui kelompok-kelompok kecil dalam organisasi. Hasilnya adalah kesediaan bertindak atau bekerja atau melakukan kegiatan yang tertuju pada tujuan organisasi.

Tindakan atau kegiatan itu dalam pelaksanaannya perlu dikendalikan agar berlangsung secara efektif, efisien, produktif dan tidak keluar dari rel pencapaian tujuan organisasi sebagai tujuan bersama yang telah ditetapkan terdahulu.

Dalam uraian-uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa usaha kepemimpinan untuk mengefektifkan suatu organisasi, harus dilakukan dengan mempergunakan strategi yang paling tinggi di jaminan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi, strategi seperti itu menuntut kemampuan pemimpin mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan secara efektif dan efisien.

Sehubungan dengan itu strategi utama dalam kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin menjalankan fungsi sebagai anggota organisasi. Dengan kata lain strategi ini hanya dapat dilaksanakan secara baik apabila diawali dengan sikap dan perilaku pemimpin yang mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari anggota organisasinya.

Pemimpin harus mampu menempatkan diri sebagai orang dalam (in group), dan tidak dirasakan atau dilihat anggota kelompok sebagai orang luar (out group). Strategi utama ini hanya akan dapat diwujudkan apabila pemimpin dalam menjalankan interaksi sosial dengan anggota kelompoknya, menunjukkan kemampuan memahami, memerhatikan dan terlibat dalam masalah-masalah dan kebutuhan organisasi dan anggotanya.

Kemampuan itu harus dilakukan dengan memperhatikan batas-batas tertentu agar tidak lebur di dalam perasaan, pikiran dan perilaku anggota kelompok, yang dapat berdampak kehilangan peranan (wibawa) sebagai pemimpin.

Untuk menjalankan strategi utama itu pemimpin harus memiliki kemampuan mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan agar mendapat dukungan (support), tanpa kehilangan rasa hormat, rasa segan dan kepatuhan dari semua anggota organisasi.

Fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut sebagai strategi kepemimpinan, harus dijalankan dengan menggunakan sumber-sumber kekuasaan atau wewenang dan tanggung jawab atau hak dan kewajiban yang dimiliki pemimpin secara tanggung jawab, baik dalam situasi formal maupun informal.

 

Penulis:

  1. Aip Nuralim, S.Sos.
  2. Dr. Cecep Sastrawijaya, MA.
  3. Muhammad Firdaus, Lc., MA., Ph.D.

Mahasiswa Magister Manajemen Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.