Pentingnya Peranan Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Inklusi di Indonesia

Pendidikan
Ilustrasi KBM.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk kualitas suatu bangsa. Pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia dan negara harus menjamin kelangsungan proses pendidikan.

Dalam rangka mewujudkan hak pendidikan bagi setiap warga negaranya, pemerintah telah menyelenggarakan berbagai program pendidikan, salah satunya yaitu pendidikan inklusi.

Pendidikan inklusi merupakan program pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus dengan keterbatasan fisik, mental, berkemampuan istimewa, minoritas, dan keterbatatasan belajar lainnya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Layanan pendidikan inklusi memberikan kesempatan kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) untuk dapat belajar bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya dalam kelas yang sama.

Namun tidak dapat dipungkiri masih banyak sekolah di Indonesia yang belum sepenuhnya mau menerima Anak Berkebutuhan Khusus dan bersedia menerapkan pendidikan inklusi.

Pendidikan Inklusi mampu mengembangkan sekolah inklusi secara maksimal. Dalam hal ini pemerintah memberikan kebebasan penuh kepada pihak sekolah untuk memodifikasi sendiri kurikulum yang ada, hal ini agar dapat disesuaikan dengan ABK yang bersekolah di sekolah tersebut.

Namun apakah kualitas pendidikan inklusi di Indonesia sudah berjalan dengan baik?

Membahas tentang mutu pendidikan di Indonesia, tidak dapat kita pungkiri bahwa pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia hingga saat ini masih kurang diperhatikan dan belum bisa ditangani secara maksimal.

Pelaksanaan sekolah inklusi di Indonesia masih belum sesuai dengan konsep yang dikemukakan dan pedoman pelaksanaan, baik dari segi siswa, kualifikasi guru, sarana dan prasarana, dukungan dari orang tua dan juga masyarakat. Penyelenggaraan sekolah inklusi di Indonesia saat ini masih menjadi fenomena.

Pendidikan inklusi di Indonesia masih kurang baik. Perhatian dari pemerintah masih kurang mengenai penyelenggaraan pendidikan inklusi baik dari segi infrastruktur maupun biaya. Pendidikan di Indonesia masih membedakan antara siswa yang memiliki kebutuhan khusus dengan siswa yang normal.

Pendidikan inklusi di Indonesia saat ini bisa dikatakan masih lemah, dikarenakan hanya mengandalkan satu pihak. Contohnya yaitu hanya mengandalkan kemampuan dan peran guru. Orang tua, masyarakat sekitar, dan pemerintah masih sangat bersikap acuh dan tidak mau tahu tentang bagaimana perkembangan dan kemajuan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

Selain dukungan dari guru, penerimaan siswa, masyarakat, dan orang tua juga harus turut andil agar pendidikan inklusi bisa terlaksana secara maksimal. Orang tua berperan sebagai penanggung jawab utama dalam pendidikan bagi anaknya. Tanpa adanya peran orang tua maka pihak sekolah akan kesulitan dalam menentu layanan pendidikan yang sesuai bagi PDBK.

Dalam sekolah inklusif dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dengan pihak sekolah atau guru kelas. Adapun partisipasi masayarakat dalam sekolah inklusif yaitu mengajukan perencanaan, tempat bermusyawarah dalam mengambil keputusan, memberi sumbangan dalam bentuk fisik maupun non fisik, mengawasi pelaksanaan program dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pendidikan Inklusif dan Anak Berkebutuhan Khusus

Pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang minim pengetahuan tentang pendidikan inklusi dan tidak mengetahui bahwa perannya sangat penting dalam keberhasilan sekolah inklusif.

Jadi peran pendukung dalam implementasi pendidikan inklusi sangat penting. Tidak bisa hanya mengandalkan satu belah pihak. Jika salah satu peran pendukung tidak ikut serta maka pelaksanaan pendidikan tidak akan bisa berjalan dengan baik.

Untuk itu perlu melakukan sosialisasi tentang pendidikan inklusi kepada masyarakat, agar pemahaman mereka tentang ABK dan pendidikan iklusi lebih luas.  

Anak berkebutuhan khusus memang berbeda dengan anak normal pada umumnya, baik dari segi fisik, mental, intelektual maupun sosialnya. Sebagai warga negara, anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara serta memiliki kesamaan perlakuan, termasuk dalam memperoleh pendidikan.

Setiap pihak hendaknya bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan inklusi di Indonesia, hal ini agar dapat mewujudkan gagasan pendidikan tanpa deskriminasi.

Pendidikan inklusi masih perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaannya agar kelak anak berkebutuhan khusus benar-benar mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan kondisinya dan dapat menghargai realitas keragaman dalam kehidupan di masyarakat secara maksimal.

Penulis:
1. Sella Melani (216910596)
2. Muhammad Iqroq Kabari (216910111)
3. Selvi Haryanti (216910131)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Islam Riau

Dosen Pengampu: Dea Mustika, S.Pd., M.Pd.

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI